Istilah Machiavellian menjadi sebuah ikon yang memberikan gambaran seorang pemimpin yang tidak baik dan buruk cara dia memimpin pengikutnya. Tidak saja saat memimpin, tetapi dalam caranya memenangkan sebuah persaingan memperebutkan jabatan pimpinan melakukan hal-hal yang buruk.
Dengan begitu, dikaitkan dengan perilaku yang tidak bermoral dan bahkan kejam yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatannya dari keuntungan pribadi. Para penganut dan pengikut gaya ini, pemimpin tersebut bersedia menggunakan cara apapun yang diperlukan untuk mempertahankan kesejahteraan organisasi.
Richard Daft, penulis buku teks tentang Leadership, dalam salah satu cahepternya membahas dengan baik tentang gaya kepemimpinan Machiavelis ini. Antara lain menyebutkan 4 faktor yang menjelaskan perilaku seorang pemimpin yang bergaya machiavelis ini, yaitu :
1. They are always on guard for risks and threats to their power. Mereka selalu waspada terhadap risiko dan ancaman terhadap kekuatan mereka. Pemimpin bergaya Machiavellian berasumsi bahwa orang pada dasarnya berubah-ubah, serakah, dan penipu, sehingga pemimpin waspada terhadap kesetiaan yang bergeser dan tidak menggunakan manipulasi untuk mencapai tujuan.
2. They don't mind being feared. Mereka senang kalau ditakuti. Pemimpin bergaya Machiavellian mengingatkan bahwa berusaha menjadi pemimpin yang paling disukai bisa menjadi bumerang saat masa sulit yang menuntut tindakan keras.
3. They will use deception if necessary. Bila perlu mereka menipu. Pemimpin bergaya Machiavillian tidak memiliki masalah dalam mempertahankan atau menggunakan kekuasaan dengan cara menipu untuk menjamin keamanan organisasi.
4. They use rewards and punishments to shape behavior. Membentuk perilaku pengikutnya dengan hadian atau sanksi. Pemimpin bergaya Machiavellian tidak keberatan mengeksploitasi ketakutan dan keinginan orang agar bisa mengikuti aturan dan melakukan apa yang diperlukan untuk kebaikan secara keseluruhan.
Machiavelis: Menghalalkan Cara
Mendengar dan memahami gaya kepemimpinan seorang yang disebut Machiavelis, memang tidak terlalu sulit, karena ciri utamanya adalah dalam cara dia mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan yang dimilikinya.
Secara substantive, maka yang mejadi key word dari gaya kepemimpinan Machiavelis adalah menghalalkan segala cara demi mewujudkan keinginan pribadi seorang pemimpin. Dengan demikian, dia akan memperlakukan semua pengikutnya dengan cara yang sangat tidak manusia, kejam dan memaksakan dengan segala cara. Targetnya adalah bahwa semua pengikutnya mengikuti apa yang dia mau dilakukan dan dituju.
Konsekuensinya sangat buruk, yaitu apabila pengikutnya tidak mau mengikutinya maka dia akan memaksanakan, dan kalau tetap tidak mengikutinya maka dia akan mememberikan sanksi.