Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Emosi Memanipulasi Anda, Berhati-hatilah!

16 Januari 2019   13:07 Diperbarui: 17 Januari 2019   06:52 2280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay)

Berbicara tentang kesuksesan dan keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan, bukan saja bidang bisnis tetapi juga bidang-bidang sosial, penelitian demi penelitian telah menunjukkan bahwa kecerdasan emosional jauh lebih penting dibanding IQ Anda. 

IQ yang tinggi tidak selalu menjadi jaminan seseorang akan berhasil dalam bidang yang ditekuni. Tetapi bila dikombinasi antara kecedasan intelgensia dan emosi, maka peluang berhasil menjadi sangat tinggi

Dalam banyak kasus dan kejadian memperlihatkan hal-hal yang mencengangkan. Cermati dan lihat disekitar Anda, hitung berapa banyak orang yang Anda kenal yang telah merusak reputasi hidupnya, karirnya dan pekerjaannya karena sesuatu yang mereka ucapkan dalam kemarahan? Atau melewatkan kesempatan bekerja karena kurangnya penguasaan diri?

Ada sejumlah orang terpaksa dipecat dari pekerjaan atau diturunkan dari jabatannya hanya karena emosi yang tidak terkendali, kemarahan yang berlebihan, berkonflik dengan orang lain. Ini contoh dari ketidakmampuan mengelola dan belajar mengelola emosinya sendiri.

 "Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat."

Ketika Anda memilih untuk menerima dengan benar mengikut nasehat Sang Pencipta anda, artinya Anda juga menyerahkan perasaan Anda kepada Tuhan anda. Karena itu, ketika Anda berkata, "Aku memberikan hatiku kepada Tuhan," serahkan emosi Anda kepada-Nya sehingga Dia bisa mengelolanya.

"Supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah"

Hidup yang dimiliki hanya sekali seumur hidup, dan hidup yang dijalani tidak pernah akan kembali lagi kebelakang, sebab hidup akan terus maju kedepan tanpa kompromi, maka hidup yang dimiliki harus dilihat sebagai anugerah dan kesempatan langka dari Sang Ilahi -- Pemilik Kehidupan itu. Kelolalah secara bijaksana, benar dan tepat agar hidup yang akan terus mengalir tiba diujung waktu dengan semua hal baik yang sudah dilakukan sebagai sebuah legacy Anda !

Yupiter Gulo, 16 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun