Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Berkotek Bersama Angsa-angsa

13 Desember 2018   15:36 Diperbarui: 13 Desember 2018   15:43 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://shiftindonesia.com/kisah-inspiratif-insting-seekor-angsa/

Banyak orang sering kehilangan semangat ketika memulai harinya. Saat bangun dipagi hari, walaupun tidak sakit tetapi kepala terasa sangat berat untuk memulai sesuatu. Kehilangan gairah, semangat, antusiasme, dan biasanya tidak tahu apa yang harus dikerjakan.

Dalam keadaan yang demikian, hidup terasa hampa dan nampak seperti kehilangan arah, dan sangat mungkin "life is meaningless", dunia yang dihadapi seakan tiada makna yang dirasakan dan dilihat.

Keadaan seperti ini dihadapi oleh orang pada umumnya. Tidak ada manusia yang bebas dari situasi kehampaan dan kekosongan dan mungkin keputusasaan seketika. Sebagai makhluk yang memiliki dimenasi psikologis yang sangat rentan dan terpengaruh oleh banyak sekali faktor, wajarlah mentalitas yang menukik turun kebawah dihadapi.

Perbedaan setiap orang terletak dalam menghadapi dan mengelola semngat yang sedang menurun, down to earth, meaningless life, dan perasaan-perasaan yang kosong dalam melihat kehidupan ini.

Mereka-mereka yang sudah terbiasa dan terlatih dengan situasi itu, cepat menyadarinya dan faham betul akibat yang terjadi bila dibiarkan, maka harus dikelola dengan bijaksana sebelum dampaknya kemana-mana, bahkan menggangu ritme kehidupan selanjutnya dalam waktu yang lama sehingga waktu akan berlalu dengan sia-sia belaka.

Namun, bagi banyak orang yang lain, yang relatif baru menghadapi situsi mentalitas yang down to earth ini, sangat mungkin akan berdampak fatal dan mengganggu ritme hidup yang ada. Tidak jarang akibatnya fatal dalam pekerjaan, dalam hubungan dengan sesama maupun dalam berbagai hal.

Memang pertanyaan dasarnya adalah bagaimana sesungguhnya cara membangun semangat hidup agar tidak terjebak dalam kehampaan, kekosongan hidup, bahkan rasa keputusaaan. Walaupun pemicu sebetulnya, adalah hal yang sepele tak berguna, tetapi ketika salah menyadari, memahami dan mengelolanya maka akibatnya sangat mungkin akan fatal.

Salah satu nasehat bijak yang dapat dicoba diterapkan adalah jangan mencoba menghadapi sendiri persoalan Anda, tetapi masuklah dalam komunitasmu dan minta nasehat, ide-ide lain, support dan fasilitas teman dalam komunitas agar semangatnya bisa terbangun kembali.

Didalam kelompok atau komunitas yang dimiliki, formulasi 1+1 = > 2 sungguh nyata hasilnya. Jangan abaikan sinergisitas dengan orang lain untuk mampu keluar dalam sebuah situasi kehampaan dan kekosongan dan keputusaaan hidup. Berteriaklah bersama dengan komunitasmu, menyanyilah dengan mereka, bahkan menangislah secara serentak, dan ketawalah bila itu menjadi kebutuhan Anda bersama. Lalu lihat efeknya ! Sungguh dahsyat dan luar biasa.

Ini sebuah terapi dan resep yang sangat jitu. Marilah kita belajar dari rombongan "bebek" yang saling menyemangati dalam melawati sebuah rintangan, yang sangat mungkin tak bisa dilewati dengan bebek seorang diri, tetapi bersama dan beramai-ramai mereka mampu melewatinya.

Apakah Anda mengetahui bahwa kumpulan angsa angsa kalau terbang selalu membawa dan menciptakan kehebohan karena angsa-angsa itu kalau terbang sambil BERKOTEK?

Ternyata dengan mereka secara bersama dan saling bersahut-sahutan  dengan berkotek, mereka saling menyemangati dan memberikan energy dan kekuatan extra yang tak muncul kalau hanya seekor saja. Ternyata, disana ada semangat untuk membangun dan untuk saling meningkatkan adrenalin, energi, dan motivasi terbang lebih kuat, lebih kencang, lebih jauh, lebih lama dan lebih tinggi dan bisa sampai ke tujuan.

Saya pikir, inilah keluarbiasaan yang diberikan Tuhan kepada makhluk angsa-angsa ini. Sehingga naluri untuk saling memompa semangat dan sntusiasme ini dilakukan dengan suara heboh dengan berkotek dan berkotek rama-rame.

Kalau saja binatang sekelas angsa -- angsa ini memiliki kelebihan dan kemampuan seperti itu, apakah manusia lebih rendah dari angsa-angsa itu?

Saya yakin, Anda sependepat dengan saya bahwa harusnya manusia jauh lebih mampu dari angsa itu. Manusia dianugerahi berbagai talenta, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dan penguasaan berbagai metode, teknik nan teknologi untuk bisa sampai pada tujuan akhirnya, sperti angsa-angsa itu.

Kehampaan dan kekosongan bahkan keputusasaan yang sering menyerang sejumlah orang, harusnya mampu dikelola dengan bijaksana dan kreatif. Persoalan dasar yang dimiliki banyak orang adalah semangat yang patah, kendor, memble, letoi, dan pudar. Bila sudah begini otak jadi buntu, pikiran tidak bekerja ddengan baik. Dan percayalah Anda tak pernah nyampe ke tujuan bila tidak mampu mengelolanya

Berkoteklah bersama seperti angsa-angsa itu, maka Anda akan mendapatkan energi tambahan, kekuatan ekstra, semangat yang membara dan motivai untuk tidak menyerah.

Ayo, mari berkotek bersama !

Yupiter Gulo, 13 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun