4. The assumption that the Environment can be dominated
Adaptasi atau kemampaun menyesuaikan ke lingkungan yang berubah perlahan lahan juga merupakan proses pembelajaran yang dapat dilakukan.
Sehingga, mengahruskan suatu budaya suatu organsisasi harus kuat menghadapi lingkungan yang beruba, dan para pemimpin akan melakukan beberap level control atas lingkungan yang diharapkan.
5. Commitment to truth through pragmatism and inquiryÂ
Dalam proses pencaharian itu harus dibangun secara fleksibel sebagai cerminan sifat dan perubahan lingkungan yang dihadapi.
Apa yang harus dihindari dalam budaya pembelajaran adlah asumsi otomatis bahwa kebijaksaan dan kebenaran berada disalah satu sumber atau metode.
Saat masalah yang ditemui berubah, maka demikian pula dengan metode pembelajaran harus berubah, dengan tetap fokus orientasi tujuan.
6. Orientation toward the future
Seseorang harus berpikir cukup jauh kedepan untuk mampu menilai konsekuensi sistemik dari berbagai bagai tindakan berbeda, namun harus tetap orientasi pada waktu kini dan jangka pendek untuk kepentingan solusi masalah sekarang.
Sebab, waktu itu memiliki begitu banyak makna simbolik dan sangat penting bagi perilaku keseharian, sebab pemimpin yang terombang ambing dan melayang laying itu harus sangat faham dan sadar akan anggapannya sendiri tentang waktu dan membuat hal itu eksplisit bagi orang lain.
7. Commitment to full and open task relevant communication
Harus dibangun dan berdasarkan asumsi bahwa komunikasi dan informasi merupakan pusat kesejahteraan organisasi dan karenanya harus menciptakan sistem komunikasi yang multisaluran, multichannel, yang memungkinkan setiap orang untuk terhubung dan dapat berkomunikasi dan bahwa beranggapan bahwa setiap orang menngatakan hal yang baik dan benar menjadi aspek psositif dan diinginkan.
8. Commitment to diversity
Komitmen didalam keberagaman memunculkan lingkungan yang lebih beragam. Kemungkinan besar bahwa organisasi yang beragam tersebut akan memiliki upaya untuk diprediksi
Artinya keberagaman akan mencipatak level budaya dalam organsasi, baik pada level kultural, subcultural maupun yang paling rendah.
Untuk itu dituntut untuk saling terus belajar menghargai dan terus berupaya memahami tipe bahasa masing-masing level budaya.