Berbagai cara akan dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga dan mempertahankan agar kaaryawan terbaiknya tidak hengkang keluar dari perusahaannya. Diakui sangat tidak mudah karena persaingan yang sangat ketat. Oleh karenanya cara-cara ektrimpun, seperti melawan arus, melanggar aturan main akan ditempuh demi menjaga dan merawat the best employee-nya.
Kecenderungan banyak perusahaan sekarang adalah keberanian dan kenekatan mereka untuk "membeli" karyawan-karyawan terbaik yang sudah jadi, siap pakai sesuai tuntutan target yang hendak dicapai.Â
Tidak tanggung-tanggung, bahkan berani membayar mahal, tidak saja bagi perusahaan yang melepaskannya, tetapi juga bagi si karyawan profesional itu sendiri. Akan ditawarkan berbagai fasilitas yang sangat menggiurkan, dan nampaknya sangat sulit untuk ditolak oleh siapapun.
Cara-cara memperebutkan tenaga kerja terbaik dengan berbagai cara, sudah menjadi cerita-cerita umum yang diketahui oleh publik. Bahkan saya mengenal seorang wanita yang sangat berhasil di lingkungan industri jasa keuangan.Â
Bila di rata-rata beliau pindah setiap 1,5 sampai 2 tahun dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dengan posisi BOD. Dia sangat dibutuhkan dengan penguasaan 4 bahasa asing, spesial dibidang Human Resources Management, khususnya dibidang Training, Eduction and Development.
Sebagai seorang profesional yang dibayar sangat mahal, dia sungguh-sungguh menikmatinya dengan pola yang berpindah-pindah dari satu korporasi ke korporasi lainnya.Â
Menarik pengalaman si profesional ini, karena dalam beberapa kali, dia bisa kembali ke perusahaan yang sama setelah berputar ke perusahaan lain sejenis atau competitor. Menariknya, karena move and transfer selalu dilakukan dengan profesional antar korporasi dengan perhitungan biaya yang disepakati.
Persaingan yang semakin ketat, kencang, dinamis, dan sulit diterka arah perubahan bisnis ke depan memaksan ketatnya persaingan untuk memperebutkan dan mempertahankan karyawan terbaik dalam perusahaan.
Walaupun relatif baru, industri dot.com merupakan sebuah arena bisnis yang persaingannya sangat ketat. Perusahaan-perusahaan yang berbasis penerapan aplikasi, multi media, digital dan berabagi fitur kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memperlihatkan keunikan kompetisi yang menarik diamati. Terutama ketika hampir semua bisnisnya dimulai dari kecil, informal dan tergolong UMKM yang dikenal sekarang dengan start-up business.
Netflix salah satu contoh unik dan menarik yang mempertontonkan sebuah keberhasilan bagaikan roket yang meluncur dan nyaris tidak tersaingi, dan menjadi salah satu perusahaan streming.online terbesar di dunia saat ini. Dan dengan semikian, pendiri, pemilik, pelaku, dan pengelolanya Reed Hastings merupakan salah satu orang terkaya saat ini. Dan tentu menjadi menarik memahami rahasia suksesnya.
Netflix benar-benar dimulai dari usaha kecil bahkan termasuk sektor informal yang kemudian sampai saat ini menjadi raksasa media streaming online. Pada tahun 2015 Netflix memiliki jumlah pelanggan sampai 68,17 juta di seluruh dunia, dan sudah tersedia sampai 190 negara, nampak bahwa angka angka ini akan terus bertumbuh.
Kesuksesan perusahaan Netflix yang menjadi salah satu icon dalam dunia bisnis streming, tidak bisa dipisahkan dengan pilihan strategi dan kebijakannya dalam mengelola Human Resources yang dimilikinya. Sebuah cara yang tidak biasa atau lazim dilakukan oleh perusahaan pada umumnya. Bahkan dalam bukunya Human Resources Management (2017), Guru Besar MSDM Prof. Gary Dessler menyebut perusahaan ini "Neflix Breaks the Rules"
Neflix melanggar aturan main memang nampak demikian, ketika semua cara-cara pengelolaan tenaga kerja yang dimiliki menjadi sangat berbeda dengan perusahaan pada umumnya, terutama perusahaan yang sejenis dalam industry dot.com itu.
Neflix menyebut strategi pilihannya sebagai "Freedom and Responsibility", kebebasan dan tanggungjawab. Setiap karyawannya diberi kesempatan untuk mengatur dan memutuskan sendiri keberadaannya dalam perusahaan, tetapi harus bertanggungjawab pada "target atau hasil yang harus dicapainya".
Berikut adalah sejumlah implementasi strategi Freedom and Responsibility yang duterapkan oleh Neflix :
1. Gaji dibayar saham atau tunai.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa perusahaan Neflix termasuk yanag memberikan gaji pegawai sangat tinggi sejak 3 tahun yang lalu. Lebih seru lagi, bahwa para karyawanpun mempunyai opsi atau pilihan yang sangat menarik, Â yaitu gaji mereka dapat dibayar dalam bentuk yang lebih besar saham atau dalam bentuk uang tunai.
2. Cuti karyawan sangat fleksibel.
Neflix menerapkan kebijakan cuti yang tidak biasa, yaitu setiap karyawan memiliki waktu cuti  sangat fleksibel. Artinya, karyawan dapat bebas memilih kapan waktu cuti untuk sesuai kebutuhan dan keinginan mereka. Nyaris tidak ada pembatasan tertentu dari pihak perusahaan. Tidak hanya itu, juga setiap karyawan dapat mengambil liburan selama waktu yang mereka mau asal pekerjaan mereka beres. Bila ada karyawan yang sedang memiliki anak bayi Neflix akan memberikan cuti setahun dan tetap mendapatkan gaji penuh.
3. Pekerja yang biasa-biasa saja akan dikeluarkan.
Pendiri dan pemilik perusahaan Neflix yaitu Hastings benar-benar membangun budaya perusahaan yang lain dari yang lain. Freedom and Responsibility, menuntut karyawan tetap pada target kerja bahkan melebihi target karena seluruh fasilitas yang disediakan tetap istimewa bagi semuanya.
4. Dipecat mendapat pesangon besar.
Bagi Neflix, karyawan yang di rawat dan dipelihara adalah mereka yang memperlihatkan kinerja hebat dan luar biasa dalam mencapai tujuan dan target perusahaan. Â Neflix tidak membutuhkan karyawan yang hanya biasa-biasa saja. Sehingga, risiko yang harus diterima karyawan adalah sewaktu-waktu akan dikeluarkan dari perusahaan apabila kinerjanya biasa-biasa saja, apalagi dibawah target.
Bagi karaywannya yang dipecat tidak perlu kuatir, karena saat di pecat Neflix akan memberikan pesangon yang besar, yang tidak merugikan karyawan itu sendiri. Kebijakan ini sering disebut sebagai sebagai "no-fault divorce" atau kalau diterjemahkan bebas sebagai "perceraian tanpa kesalahan". Â
Netflix percaya bahwa pembayaran pesangon yang baik membantu mempertahankan martabat seseorang, memudahkan pengawas dan, tentu saja, meminimalkan feedback negative dari orang-orang yang diberhentikan dari perusahaan.
5. Karyawan bertanggungjawab atas karirnya sendiri.
Prinsip freedom and responsiliblity yang diterapkan oleh Neflix bagi semua karyawannya menegaskan bahwa setiap karyawanlah yang bertanggungjawab atas karirnya sendiri. Dengan kebebasan yang dimaksudkan maka perusahaan mengharapkan setiap orang memiliki tanggungjawab sendiri.
Dalam praktek, menurut catatan Gary Dessler, perusahaan Netflix tidak banyak melakukan rekrutmen di arena pameran pekerjaan perguruan tinggi, alih-alih mempekerjakan sebagian besar profesional yang sangat berpengalaman, bahkan tidak ada pelatihan dan pengembangan profesional kecuali yang disyaratkan secara hukum oleh negara.
Sehingga, benar-benar karyawan memiliki kebebasan untuk mengatur dan mengelola semua pekerjaannya untuk merebut target yang diminta perusahaan. Inilah jiwa dari fleksibilitas pekerjaan yang luar biasa diterapkan oleh Neflix.
Pada saat ini tidak bisa dihindari bahwa perusahaan-perusahaan yang berbasis aplikasi dan dot.com seperti Neflix dalam bidang streaming online berada pada indsutri yang persaingannya sangat ketat. Hanya perusahaan yang nekad dan berani menerapkan aturan yang berlawan arah dengan kebiasaan umum yang bisa bertahan dan bahkaan memenangkan pesaingan.
Mudahnya meniru strategi pihak competitor membuat persaingan semakin lebih dinaamis dan sangataa ketat. Dan kalau mau tetap memenangkan persaingan, strategi yang diterapkan oleh Neflix layak menjadi rujukan dalam menjalankan bisnis.
Perubahan lingkungan sekitar dan lingkungan makro serta lingkungan global menjadi energy extra para pemain bisnis untuk terus berinovasi dan berkreasi agar tetap menjadi leader dan leading the business.
Harus diakui, generasi milenial menjadi arena bagi mereka untuk menempatkan hal-hal perubahan itu sebagai tantangan yang harus dimainkan dan dikelola bahkan ditaklukan. Industri berbasis aplikasi dan IT menjadi sarana yang sangat baik untuk terus mengembangkan pikiran-pikiran dan kreatifitas liar para generasi milenial ini.
Neflix menjawab kebutuhaan generasi pekerja milinial dengan menyediakan semua fasilitas istimewa bahkan bonus, gaji yang sangat tinggi, dengan kebebasan atau fleksibilitas yang tidak ada duanya. AKibatnya adalah para pekerja mileniel tidak lagi memikirkan apa yang akan didapat tetapi inovasi, produk dan ide bisnis apa yang harus diluncurkan untuk mendikte dan memenuhi kebutuhan pasar.
Reed Hastings memahami dengan baik bahwa para pekerja  di arena Silicon Valley dapat memilih di mana mereka ingin bekerja, dan dengan tingkat pembayaran  standar tinggi di seluruh industri SiliconValley. Pertanyaan basiknya adalah bagaimana Neflix membedakan dirinya dengan semua perusahaan lainnya?
Dan kesimpulannnya adalah Hasting sangat berhasil memprosisikan diri dari sekian banyak kompetirornya dengan kemampuannnya "break the Rules" kata Dessler. Hasting mampu membangun kepercayaaan bahwa budaya yang menyeimbangkan lingkungan kerja yang fleksibel dengan sedikit kendala dan tanggung jawab yang tinggi adalah jawabannya, dan inilah yang disebutnya Strategi Freedom and Responsility.
Yupiter Gulo, 3 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H