Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mungkinkah Hidup akan Bertahan Tanpa Badai?

29 November 2018   21:38 Diperbarui: 1 Desember 2018   22:05 2120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sains.kompas.com

Banyak orang mengharapkan dan merindukan agar hidupnya tidak diterpa oleh badai. Sebuah harapan yang sangat bisa dipahami dan tentu saja harapan yang manusiawi sekali. Karena memang badai pasti tidak akan menyenangkan karena sangat mungkin akan menimbulkan kekacauan dalam hidup yang sedang aman tenteram begitu.

Tetapi, hanya segelintir orang yang sungguh-sungguh merenungkan dan lalu bertanya tentang badai dalam kehidupan ini. Seperti apakah hidup seseorang yang tidak pernah bersentuhan dengan badai?

Kemudian, saya membayangkan sebuah tanaman yang hidup dalam sebuah tempat yang aman dan tidak bersentuhan dengan badai, angin, hujan, panas, dan gangguan lainnya. Tanaman itu akan terus bertumbuh dengan cepat, besar dan nampak bongsor karena semua kebutuhannya dipenuhi dan disuapi.

Saat tanaman itu dibawa keluar dan bebas bersentuhan dengan berbagai rupa-rupa badai, maka tanaman itu pasti tidak tahan berdiri dari ancaman badai. Badannya tidak dirawat menjadi kuat sehingga dia akan tumbang, jatuh tergeletak, dan sangat mungkin akan mati.

Badai atau angin sakal sangat mungkin akan datang setiap saat di dalam perjalanan hidup seseorang. Anda dan saya akan mengalami terpaan dan hantaman berbagai rupa badai. Tidak ada orang, bahkan setiap makhluk yang hidup bebas dari terpaan, ancaman dan tekanan badai itu.

Ini menjadi sebuah kenyataan yang harus disadari oleh siapapun, bahkan itu telah menjadi hakekat hidup manusia yang hidup, yaitu badai menjadi bagian di sepanjang perjalanan hidup yang akan ditempuh. Hakekat hidup adalah berdampingan dan beriringan dengan berbagai badai.

Kekuatan, dan kehebatan seseorang akan nampak ketika menghadapi badai kehidupan. Artinya, ketika badai menerpa dengan kencangnya, sehingga Anda menjadi jatuh tergeletak. Lalu, pertanyaannya apakah Anda akan terus tergeletak saja di tanah, atau Anda bangkit dari kejatuhan dan berdiri, berlari mengejar dan mengejar apa yang menjadi destinymu.

Ketika Anda membiarkan tetap tergeletak di bawah tanah, maka akhir kisahnya jelas, yaitu kematian dan hidup akan berakhir. Saya sangat yakin, hanya orang "gila dan bodoh" yang mau mengambil pilihan terus tergeletak. Sebaliknya, orang yang hidup akan bangun, bangkit, berlari, maju, bertumbuh, berkembang dan bahkan melayang hingga setinggi-tingginya. Inilah hakekat manusia yang disebut hidup dan kehidupan.

Pesan penting dan kuat dari pikiran di atas adalah bahwa ketika Anda sudah bangun dan berlari, maka akan menemukan berbagai cara, strategi bahkan pendekatan bagaimana mengelola badai yang terus menerus datang menghampiri hidup Anda.

Salah satu nasehat bijak yang sangat maju dan revolusioner adalah jangan pernah takut menghadapi badai hidup, karena hidup itu bukan berputus asa karena akan datang badai. Sebab hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tetapi, sesungguhnya, hidup itu berkaitan dengan bagaimana belajar menari dalam badai kehidupan.

Seperti seekor burung Rajawali, ketika badai datang menerpa dn menhantamnya, sang Rajawali akan berdansa dengan badai, dan menjadikan badai sebagai kapalnya untuk bisa terbang tinggi dan lebih tinggi lagi. Badai akan menolongnya untuk terbang lebih tinggi dan lebih ringan.

Suatu kali, Pastor Rick Warren, dalam sebuah artikel renungannya menuliskan hakekat praktis kehidupan yang sebenarnya, yaitu:

  • Setiap badai adalah suatu sekolah.
  • Setiap ujian adalah guru.
  • Setiap pengalaman adalah pendidikan.
  • Setiap kesukaran adalah untuk mengembangkan Anda.

Jadi, sesungguhnya, ini menyangkut masalah persepsi, dan sikap terhadap badai itu yang keliru, sehingga badai ditakutkan dan menjadi momok, hantu blau yang harus dihindari dan dijauhi.

Namun, seberapa kuat dan bertahan seseorang untuk terus menghindari sebuah godaan dan gangguan badai itu? Dalam setahun mungkin seorang mampu berdiri teguh dengan gagahnya, tetapi bila terpaan badai ini terus menerus sampai puluhan tahun, maka daya tahan tubuh pasti bobol adanya.

Jangan pernah melawan badai apalagi angin sakal, tetapi kelolalah badai itu menjadi alat, instrument atau sebagai sarana untuk naik dan maju lebih tinggi lagi agar dampak kehadiran Anda di dalam dunia ini menjadi nyata adanya.

Badai, seberapa kuat dan kencangnya selalu memberikan manfaat yang jauh lebih banyak ketimbang tidak ada badai sama sekali yang bersentuhan dengan hidup yang dijalani.

Badai menjadi feedback tentang daya tahan dan kondisi tubuh, fisik dan mental yang dimiliki seseorang. Bersyukurlah ketika badai menerpamu, karena itu menjadi kesempatan bagi Anda untuk belajar banyak hal, serta menemukan makna hidup yang sesungguhnya.

Tanyakan kepada orang-orang yang sudah mampu melewat dan bertahan dalam badai kehidupan, maka Anda akan menemukan banyak penjelasan yang membelajarkan hidup tentang bagaimana mengelola badai.

Cermati, sadari dan hayati bahwa dari dalam badai Anda akan  diajar untuk lebih mengerti. Memahami bahwa hidup adalah sebuah kasih karunia. Sebab, tanpa Tuhan sungguh Anda tidak ada apa apanya. Namun, bila ada Tuhan sebagai partner menari Anda saat badai menerpa, sekalipun hidup dalam badai yang sangat mengerikan, maka pasti tetap akan terasa nyaman dan indah.

Kembangkan terus sikap dan persepsi tentang memiliki  rasa hormat dan syukur dari dasar hati Anda. Sehingga tidak mudah bersungut sungut saat badai mendatangi hidupmu. Sikap ini dipastikan akan mampu  mengubah Anda menjadi pribadi yang lebih kuat dan tahan dari segala cobaan dan badai kehidupan.

Yupiter Gulo, 29 Nov 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun