Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mungkinkah Hidup akan Bertahan Tanpa Badai?

29 November 2018   21:38 Diperbarui: 1 Desember 2018   22:05 2120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sains.kompas.com

Suatu kali, Pastor Rick Warren, dalam sebuah artikel renungannya menuliskan hakekat praktis kehidupan yang sebenarnya, yaitu:

  • Setiap badai adalah suatu sekolah.
  • Setiap ujian adalah guru.
  • Setiap pengalaman adalah pendidikan.
  • Setiap kesukaran adalah untuk mengembangkan Anda.

Jadi, sesungguhnya, ini menyangkut masalah persepsi, dan sikap terhadap badai itu yang keliru, sehingga badai ditakutkan dan menjadi momok, hantu blau yang harus dihindari dan dijauhi.

Namun, seberapa kuat dan bertahan seseorang untuk terus menghindari sebuah godaan dan gangguan badai itu? Dalam setahun mungkin seorang mampu berdiri teguh dengan gagahnya, tetapi bila terpaan badai ini terus menerus sampai puluhan tahun, maka daya tahan tubuh pasti bobol adanya.

Jangan pernah melawan badai apalagi angin sakal, tetapi kelolalah badai itu menjadi alat, instrument atau sebagai sarana untuk naik dan maju lebih tinggi lagi agar dampak kehadiran Anda di dalam dunia ini menjadi nyata adanya.

Badai, seberapa kuat dan kencangnya selalu memberikan manfaat yang jauh lebih banyak ketimbang tidak ada badai sama sekali yang bersentuhan dengan hidup yang dijalani.

Badai menjadi feedback tentang daya tahan dan kondisi tubuh, fisik dan mental yang dimiliki seseorang. Bersyukurlah ketika badai menerpamu, karena itu menjadi kesempatan bagi Anda untuk belajar banyak hal, serta menemukan makna hidup yang sesungguhnya.

Tanyakan kepada orang-orang yang sudah mampu melewat dan bertahan dalam badai kehidupan, maka Anda akan menemukan banyak penjelasan yang membelajarkan hidup tentang bagaimana mengelola badai.

Cermati, sadari dan hayati bahwa dari dalam badai Anda akan  diajar untuk lebih mengerti. Memahami bahwa hidup adalah sebuah kasih karunia. Sebab, tanpa Tuhan sungguh Anda tidak ada apa apanya. Namun, bila ada Tuhan sebagai partner menari Anda saat badai menerpa, sekalipun hidup dalam badai yang sangat mengerikan, maka pasti tetap akan terasa nyaman dan indah.

Kembangkan terus sikap dan persepsi tentang memiliki  rasa hormat dan syukur dari dasar hati Anda. Sehingga tidak mudah bersungut sungut saat badai mendatangi hidupmu. Sikap ini dipastikan akan mampu  mengubah Anda menjadi pribadi yang lebih kuat dan tahan dari segala cobaan dan badai kehidupan.

Yupiter Gulo, 29 Nov 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun