Ini perlu disadari karena tidak semua program pendidikan ada titel kesarjanaannya. Misalnya pendidikan vokasi, yang menekankan atau fokus pada pengusaan skill tertentu. Di banyak perusahaan manufaktur, yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga kerja yang trampil bukan karena gelar akademiknya.
Fahami bahwa belajar itu adalah sebuah proses yang dialami seseorang untuk mengubah pola piker, cara berpikir, mindset, paradigm dari tidak memahami apa-apa menjadi memiliki pemahaman. Dari tidak memiliki pengetahuan menjadi memiliki pengetahuan. Dari tidak punya ketrampilan menjadi terampil pada bidang tertentu.
Proses belajar di lembaga pendidikan, diyakini akan menolong atau membantu setiap orang untuk mempercepat proses pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Hanya saja, proses pembelanjaran di sekolah tidak selalu, dan memang tidak harus dalam rangka agar bisa bekerja di perusahaan. Karena pembelajaran yang dibutuhkan oleh manusia, bukan semata-mata untuk bekerja saja tetapi untuk kepentingan yang jauh lebih luas tentang kehidupan ini.
Saya Sarjana Kehidupan
Status sahabat Catur Ning yang saya kutip diatas menjelaskan dengan tegas bahwa kehidupan ini tidak diukur oleh gelar atau titel kesarjanaan yang dimiliki oleh seseorang. Karena gelar kesarjanaan itu, hanya berguna dalam konteks atau lingkungan akademik yang mewajibakannya.
Tetapi, dalam kehidupan nyata, yang dituntut adalah kemampuan seseorang untuk mengelola kehidupan yang dimilikinya secara benar, dan memberikan manfaat, dampak yang signifikan dalam kehidupan di lingkungan tempat dia ada. Memajukan peradaban, dan kehidupan bersama, memberikan solusi bagi masalah kehidupan, dan membangun masa depan yang lebih baik dan baik dari waktu ke waktu.
Mewujdukan kehidupan yang seperti itu, bukan lagi ditanyakan apa gelar kesarjaan Anda, tetapi yang dituntut adalah wujud konkrit tindakan yang membuat perubahan, yang membawa perbeedaan dan yang meningkatkan derajat, kesejateraan dan kedamaian dan keadilan bagi semua orang dilingkungannya.
Tuhan Pemilik Kesarjanaan
Dan lebih dari itu, bagaimana seseorang mampu mewujudkan kehidupan sebagai cerminan  atau refleksi pemahamannya bahwa ada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha  Kuasa yang memberikan kehidupan baginya. Sehingga dia ada dibumi yang fana ini, dan dia bisa menjadi bertumbuh dan besar dan kuat dalam berbagai rintangan yang mampu dilewatinya karena kekuatan dan hikmat dari Tuhan sendiri.
Sarjana kehidupan, itulah yang Tuhan mau bagi setiap manusia. Dan hanya Tuhan sendirilah yang mampu menilai apakah seseorang berhasil menjadi Sarjana Kehidupan itu. Apakah dia layak atau tidalk layak, apakah dia masuk surge atau masuk neraka, hanya Tuhan yang menilainya.
Inilah pesan yang sangat mendasar, sangat kuat, dan inti kehidupan yang ditulis oleh Catur Ning dalam status sosial medianya. Manusia yang tidak menyadari tentang hekekat kehidupan ini, akan sangat disibukkan untuk terus mencari dan mengumpulkan berbagai gelar dan titel kesarjanaan duniawi yang sesungguhnya adalah sia-sia belaka. Mengapa? Karena titel kesarjanaan itu tidak menjadi jaminan sama sekali bahwa orang itu akan masuk surga!