Seorang sahabat menuliskan statusnya di sosial media yang sangat menggugah dan menjadi bahan diskusi yang sangat hangat dikelas perkuliahan saya hari ini . Status sahabat medsos atas nama Catur Ning ini berbunyi seperti berikut ini :
Sarjana Kehidupan itu nggak punya titel.
Nggak punya transkrip nilai.
Nggak pernah pesta kelulusan.
Dan cuma Tuhan yang tau.
Apakah ia berhasil lulus memuaskan atau hanya pas-pasan.
Ketika mahasiswa saya memberikan pendapat dan pandangan mereka yang sangat beragam, salah satu pertanyaan klasik yang sering dilontarkan oleh mahasiswa adalah "apakah menjadi sarjana itu memberikan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan?"
Inilah realitias yang hidup ditengah-tengah masyarakat, bahwa hanya dengan memiliki titel sarjana, maka pekerjaan akan mudah didapatkan. Tanpa mencapai tingkat kesarjanaan maka jangan mimpi bisa dapat pekerjaan. Itu sebabnya, semua orang ingin menjadi sarjana, karena mau mendapatkan pekerjaan, dan dengan pekerjaan maka ada jaminan kehidupan akan lebih baik.
Tidak ada yang salah dengan jalan pemikiran ini, dan dilakukan oleh hampir semua orang. Tetapi bukti menunukkan pula bahwa tidak semua orang yang mendapatkan pekerjaan, posisi yang hebat dan baik, bahkan menjadi orang sukses adalah mereka yang sudah mendapatkan titel sarjana.
Kalau dicoba dilacak data-data yang ada, Anda akan menemukan fakta-fakta yang menarik tentangan para Sarjana ini. Data BPS yang dirilis pada tahun 2018 memperlihatkan bahwa total Sarjana di Indonesia sekitar 7.000.000 orang. Memang jumlahnya relative kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai 260.000.000 penduduk.