Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

1 Tahun Gubernur Anies, Kota Jakarta Aman dan Sepi dari Demonstrasi

17 Oktober 2018   20:09 Diperbarui: 18 Oktober 2018   20:38 1671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://metro.sindonews.com/read/1339796/171/banyak-undangan-anies-baswedan-ingin-segera-ada-pendamping-1537429270

Sangat tidak mudah untuk mendaftarkan kinerja terbaik Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah setahun menjabat. 

Dari 10 orang teman-teman yang saya tanyakan, pada umumnya tidak langsung menjawab, dan cenderung menarik nafas panjang. Dan memberikan pandangan mereka tentang Jakarta selama setahun dibawah Gubernur Anies.

Secara umum berpendapat bahwa Anies tidak membuat perubahan yang nyata dalam setahun,  dan lebih banyak pekerjaannya meneruskan apa yang sudah dimulai oleh Gubernur sebelumnya, yaitu Ahok.

Ketika menyebut Ahok pada saat menjabat Gubernur, maka Anda sudah pasti tahu apa yang disampaikan, yaitu Ahok membawa perubahan yang signifikan dalam banyak hal tentang pembangunan DKI, tidak saja fisik tetapi juga non fisik, dengan berbagai inovasi program yang selalu menarik perhatian publik, karena kontroversial tetapi dibutuhkan oleh publik Jakarta.

Menilai dan mengevaluasi kinerja setahun Anies Baswedan sebagai Gubernur memang tidak mudah. Karena selalu dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Ahok sebagai Gubernur sebelumnya. Dan kesimpulan umumnya berkata bahwa Anies belum mampu menyamai kehabatan atau kinerja Ahok. 

Tidak saja kebijakan dan keputusan strategis yang dibuat selalu kontroversial tetapi juga keberanian Ahok untuk "menentang arus" dan nyaris tanpa kompromi dalam perjuangannya menegakkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di DKI.

1. Jakarta Tanpa Demo

Dalam berbagai percakapan, kemudian saya mengatakan bahwa salah satu kehebatan dan katakanlah kinerjanya selama setahun menjadi Gubernur yang dibawa oleh Anies adalah kota Jakarta aman dan sepi dari demonstrasi. 

Selama setahun tidak ada demonstrasi yang signifikan terhadap pemerintahan Anies Baswedan. Kalaupun ada sejumlah kegiatan demonstrasi, namun aksinya tidaklah berarti, bahkan sangat tidak mengganggu publik.  Aksinya tidak besar-besarn, tidak membawa massa yang banyak, juga tidak mengganggu masyarakat. Bahkan saking tidak signifikannya demo tersebut, publik pun tidak tertarik untuk memperhatikannnya. Jakarta memang aman dari demonstrasi.

Tentu saja penilaian ini menjadi kontras dan sangat jauh berbeda ketika Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta. Saking seringnya demonstrasi itu dilakukan, maka publik melihat dan merasakan kegiatan dan aksi demo dimasa Ahok benar-benar menyita perhatian publik dan cenderung mengganggu kegiatan masyarakat, dan bahkan cenderung ada "perusakan" fasilitas umum yang ada di DKI.

Perbedaan yang sangat kontras ini tentu menjadi menarik untuk dilihat. Karena dapat difahami bahwa pendukung-pendukung Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI, katakanlah sebagai pemilihnya, tidak lagi melakukan demonstrasi karena tujuan politiknya tercapai.

Sesuatu yang berbeda ketika Ahok menjadi Gubernur, publik yang tidak mendukungnya akan melakukan berbagai aksi dan demo untuk melengserkan dari kursi Gubernur Jakarta.

Bila pemahaman ini diteruskan, pertanyaannya adalah apakah masyarakat DKI Jakarta yang ketika pemilihan tidak memilih Anies, mengapa tidak melakukan kegiatan dan aksi demonstrasi terhadap kinerja atau keberadaan Anies sebagai Gubernur, terutama ketika pekerjaannya, janji-janjinya dan kinerjanya tidak sesuai harapan?

Inilah sebuah pembelajantan politik yang sangat penting bagi Indonesia. Harus kita akui bahwa masyarakat negeri ini masih belum merata kedewasaannya dalam berpolitik, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tentu. 

Ini penting adanya, sebagai indikator kemajuan dan kejayaan bangsa ini. Hanya masyarakat yang terlatih dan dewasa berdemokrasilah yang akan cepat mencapai kemajuan tinggi sebagai sebuah negara maju yang dapat diperhitungkan dengan negara-negara besar dan maju lainnya.

2. Dewan dengan Gubernur Damai

Selain aman dan damainya kota Jakarta dari aksi demonstrasi, maka salah satu perubahan yang dibawah oleh Gubernur Anies adalah "aman dan damainya suasana dalam lingkungan DPRD DKI Jakarta". Ada kesan sangat kuat bahwa hubungan antara Dewan dengan Gubernur sangat akur dan nyaris tidak ada perbedaan. Nampaknya semua pelaksanaan tupoksi dewan berjalan aman aman dan damai-damai saja. 

Pada hal, di hampir semua pemerintah daerah "pertentangan" antara eksekutif dan legislatif selalu saja ada, terutama pada saat menjalankan fungsi budgeting dan pengawasan pelaksanaan tugas pemerintah daerah. 

Pertanyaan menarik yang menggoda adalah apakah semua pekerjaan pemerintah dibawah gubernur sudah on the track atau menyimpang. Nyaris, masyarakat tidak mendapatkan pemberitaan yang signifikan.

Selama setahun, nyaris tidak terdengar adanya pertentangan, perbedaan pendapat antara sesama anggota dewan, antara fraksi bahkan antar partai. Kalapun ada, nampaknya tidak signifikan pula dampaknya. Bahkan tidak terlalu menarik perhatian publik.

Kalau ini dianggap sebagai sebuah kinerja, maka Anies Basawedan sangat dan cukup berhasil "meredam dan mengamankan para dewan perwakilan rakyat".

3. Masyarakat Tidak Mengeluh

Sisi lain yang sangat dominan selama ini adalah menangani keluhan masyarakat DKI seputar pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintahan daerah Jakarta. Kantor Walikota dan gubernur selalu menjadi sasaran rakyat untuk datang mengeluh dan minta diselesaikan. Hal ini nampak luar biasa dimana gubernur sebelumnya.

Menjadi pertanyaan menarik, apakah masyaralat Jakarta tidak tidak ada masalah lagi yang dihadapi sehingga tidak perlu melaporkan ke Gubernurnya untuk diselesaikan? Atau  sudah ada sebuah sistem yang mampu mengakomodir dan menyelesaikan semua masalah-masalah rakyat itu?

Sesuatu yang dimasa gubernur sebelumnya, aktifitas masyarakat untuk membawa masalahnya langsung ke Gubernur menarik perhatian. Sekaligus bagaimana juga gubernurnya mempertontonkan penyelesaian masalah secara cepat dan tuntas.

Apabila ini dianggap sebagai sebuah kinerja, yaitu penanganan dan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh masyarakat telah tuntas melalui sistem birokrasi yang ada, maka bagian inilah adalah sebuah prestasi Anies yang harus diakui dan diapresiasi.

4. 4 Tahun lagi, apa yang terjadi ?

Secara umum, setahun harusnya lebih dari cukup bagi seorang pemimpin, selevel Gubernur untuk memperlihatkan gaya atau style, serta kemampuannya untuk menghandle masalah Jakarta, serta arah yang akan dicapai 4 tahun kedepan. 

Artinya, kalau dalam setahun ini seorang gubernur belum mampu memperlihatkan kemampuannya merubah  kota Jakarta dengan strategi dan kebijakan yang jelas dan tegas, maka percayalah bahwa sisa 4 tahun yang masih dijalaninya juga tidak akan ada sesuatu yang berarti dilakukannnya. Kecuali melanjutkan saja apa adanya. Kecuali kalau ada mujizat dan keajaban yang dilakukan oleh Gubernur Anies Baswedan !

Yupiter Gulo, 17 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun