Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Berbuat Jujur Saja Bisa Dipecat dari Pekerjaan Anda

16 Oktober 2018   17:59 Diperbarui: 17 Oktober 2018   20:40 2405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jejak Digital Anda

Dipastikan bahwa setiap orang tidak ada yang mau dipecat dari tempat kerjanya. Orang mencari pekerjaan saja sudah sangat susah mendapatkannya, tidak mungkin mau dan ingin dipecat. Namun, pada era digital saat ini sangat mungkin seseorang karyawan bisa saja dipecat dari pekerjaannya hanya karena kesalahan yang bisa terdeteksi secara digital.

Karyawan yang tidak berhati-hati dan semborono dalam menggunakan media-media digital, nampaknya tidak bisa menyembunyikan diri lagi. Kendati sudah dihapus dari sebuah status sosial media, namun dengan teknologi canggih sekarang ini, jejak itu masih bisa dilacak.

Beberapa hari yang lalu, guru besar Manajemen UI, Professor Rhenald Kasali, membuat artikel yang sangat viral di media sosial. Tulisan ini berjudul Digital Footprint Para Penebar Hoax, yang menjelaskan tentang penelusuran jejak-jejak digital para penyebar hoaks atau berita bohong. Tulisan yang sangat baik dan berguna ini memberikan peringatan bagi siapapun agar berhati-hati untuk menyebarkan hoaks, karena saat ini sangat mudah untuk ditemukan dan dalam waktu yang sangat singkat.

Pesan ini juga menjadi sangat penting bagi para karyawan, berhati-hati membuat status di sosial media, baik status sendiri, maupun menanggapi status orang lain, apalagi dengan menyebarkan hoaks. Bila menyayangi pekerjaan Anda, lebih baik cerdik dan pandai bersosial media.

Bila dilacak dengan cermat sudah banyak orang yang mengalami hal-hal seperti itu, dengan dikenakan pelanggaran hokum yaitu UU ITE. Tidak saja dipecat dari tempat kerja, tetapi juga bisa saja "menginap di hotel prodeo". Akibatnya bisa sangat fatal dalam kehidupan keluarga.

Ada kasus-kasus yang terjadi di mana seseorang dipecat dari tempat kerjanya, bukan karena melanggar undang-undang ITE saja, tetapi karena berbuat terlalu jujur maka bisa saja dikeluarkan dari tempat kerjanya.

Seorang karyawan harus memahami dan mengenal beberapa hal yang tidak boleh dilakukan agar tidak dipecat. Katakamlah semacam kesalahan karena sangat jujur akibatnya dia harus dikeluarkan dari pekerjaannya.

Ada beberapa kesalahan-jujur yang sering dilakukan karyawan tanpa disadarinya, antara lain :

Kesalahan-1, Terlalu Menjanjikan tetapi Kinerjanya Rendah 

Ketika seseorang mengikuti wawancara untuk sebuah pekerjaan, agar bisa diterima maka si calon karyawan ini memberikan janji yang berlebihan kepada perusahaan bahwa dia mampu melakukan pekerjaan tertentu, bahkan bisa memberikan hasil yang baik. Akan tetapi ketika dia masuk bekerja, apa yang dijanjikan sama sekali tidak mampu dipenuhinya. Bahkan hasil yang dicapai sangat jauh dari yang dia targetkan. Pun bahkan jauh dibawah dari apa yang ditarget oleh perusahaan.

Bila ini yang terjadi, maka sangatlah mudah bagi perusahaan untuk memecat Anda apabila apa yang Anda janjikan tidak mampu Anda penuhi. Ini termasuk kesalahan jujur yang pertama yang tidak boleh seseorang lakukan saat melewati saringan interview pekerjaan tersebut.

Yang benar yang harus dilakukan oleh seseorang calon karyawan adalah berkata jujur apa adanya, tanpa memberikan janji yang berlebihan yang sesungguhnya dia faham tidak mampu dipenuhinya. Sebab, Anda terancam akan dipecat oleh perusahaan itu.

Kesalahan-2, Negatively 

Yang harus disadari dan difahami dengan baik oleh seorang calon karyawan adalah ketika diterima sebagai tenaga kerja di dalam suatu perusahaan, kehadirannya untuk mempermudah dan melancarkan lingkungan dan pekerjaan utama dari pimpinannya, dan bukan membuat si Bos ini menjadi tambah terbeban dengan perilaku Anda.

Jadi, yang harus dihindari oleh seseorang karyawan tidak bersiikap negatif dalam bekerja, karena hal itu akan menyebar kepada lingkungan kerja dan akan menambah beban kerja dan pikiran dari si pimpinan.

Seseorang yang terus-menerus menyebarkan negativitas melalui departemen mereka, mengeluh tentang orang lain, dan mengeluh bahwa pekerjaan itu terlalu sulit atau bukan bagian dari deskripsi pekerjaannya maka akan mempersulit pekerjaan oranglain.

Intinya adalah karyawan yang membuat hidup si-bos mereka lebih berat dari biasanya, maka orang-orang inilah yang akan pertama kali akan dipecat dari perusahaan.  

Kesalahan-3, Permohonan. 

Karyawan sering tidak sekali tidak bisa membedakan banyak hal dalam perusahaan, dan mencampuadukan berbagai kepentingan yang tidak ada hubungannya dengan urusan perusahaan. Kalau hal ini terjadi, maka si karyawan sangat mungkin akan terancam dipecat bila sudah mengganggu budaya dalam perusahaan itu.

Karyawan sering merasa punya hak untuk meminta sesuatu, yang sifatnya pribadi ataupun sosial dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dalam perusahaan walaupun hal itu tidak memiliki hubungan kepentingan langsung dengan perusahaan.

Oleh karenanya seorang karyawan hindari dan jangan berasumsi bahwa Anda berada di tempat yang jelas hanya karena orang lain melakukannya - jenis pelanggaran kebijakan ini adalah apa yang dijalani oleh para manajer ketika mereka tidak puas dengan kinerja karyawan.

Kesalahan-4, Kurangnya kecerdasan emosional. 

Semua orang tahu bahwa Anda bisa dipecat karena tidak mampu atau tidak mau bermain dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain, tetapi apa yang membuat banyak orang mengalami wajah poker yang kurang berkembang hanya karena ketidakmampuan Anda mengelola emosi dengan kelompok kerja Anda dalam perusahaan.

Jika semua orang tahu kapan Anda bosan atau jengkel atau bahwa Anda berpikir sesuatu yang dikatakan rekan kerja itu bodoh, ini akan akan menjadi pintu keras Anda untuk dipecat dari tempat Anda bekerja.

Peristiwa seperti ledakan emosi, meremehkan orang lain, menutup rekan kerja ketika mereka berbicara, dan hanya secara umum menjadi brengsek adalah cara lain kurangnya kecerdasan emosional akan membuat Anda mencari pekerjaan lain alias dipecat dari kerja Anda.

Kesalahan-5, Menyalahgunakan persediaan atau sumber daya perusahaan.

Banyak orang tidak berpikir dua kali tentang membawa sekotak kertas printer ke rumah ketika mereka kehabisan atau menggunakan akun perusahaan untuk mengirimkan hadiah kepada sahabat dan teman Anda.

Namun, di mata majikan Anda, ini perilaku pencurian terhadap barang perusahaan. Menyalahgunakan sumber daya perusahaan adalah pelanggaran serius, bahkan jika nilai uang dari item tersebut tidak bertambah banyak sekalipun, tetap sikap Anda tidak terpuji. Bagi perusahaan, akan  sangat jauh lebih mudah untuk mendokumentasikan dan membenarkan pemecatan seseorang karena mencuri daripada memecat mereka karena mereka baik-baik saja dalam pekerjaan mereka.

Kesalahan-6, Berbicara atas nama perusahaan. 

Hati-hatilah kalau Anda berbicara atas nama perusahaan atau atas nama organisasi tempat Anda bekerja. Apabila Anda tidak memiliki haka tau mandate untuk berbicara atas nama perusahaan lebih baik jangan melakukannnya. Karena bisa jadi menjadi alasan untuk Anda dikeluarkan dari pekerjaan Anda.

Dalam era sosial media yang sangat kencang dan berkembang dengan luar biasa, seorang karyawan bisa saja terjebak membuat status sosialnya tanpa sadar atas nama perusahaan atau organisasinya. Ini tentu sangat fatal bila bukan karena penugasan oleh perusahaan Anda. Lebih baik sangat berhati-hait melakukannnya.

Apabila menginginkan keamanan dalam bekerja dan dalam jangka panjang, bahkan hingga mencapai usia pension, maka berhati-hatilah dalam mengelola diri Anda untuk bekerja. Berlatih untuk tidak mudah meresponse segala sesuatu menjadi sebuah strategi untuk tidak mudah terjebak dalam melakukan kesalahan karena terlalu jujur.

Yupiter Gulo, 16 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun