Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Perangkap yang Menjatuhkan Seorang Pemimpin

15 Oktober 2018   18:43 Diperbarui: 16 Oktober 2018   11:39 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: gse.harvard.edu

Pemimpin Harus Mengenal Perangkap yang Menjatuhkannya

Siapa bilang menjadi seorang pemimpin itu mudah? Kalau menjadi pemimpin itu gampang pasti banyak orang yang sudah menjadi pemimpin-pemimpin hebat, dan perusahaan akan sukses dan akan menjadi yang terbaik.

Memasuki abad 21 yang dikenal dengan era revolusi industry 4.0, menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Walaupun banyak yang ingin menjadi seorang pemimpin tetapi tidak banyak yang mampu berhasil didalam menjalankan peran kepemimpinannya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harvrad Business Review sampai pada kesimpulan kunci, yaitu (i). Dua orang dari 5 orang CEO, atau Pemimpin Perusahaan, menemui kegagalan menjalankan tugas dan perannya hanya dalam waktu kurang dari 18 bulan saja, dan ke (ii). 30% dari 500 CEO, Pimpinan Eksekutuif tertinggi dalam korporasi, tidak bertahan, alias berhenti dalam jangka waktu 3 tahun saja.

Ini artinya tidaklah mudah menjadi seorang Leader yang sukses dan mencapai puncaknya. Ini tidak berarti tidak ada yang berhasil. Tetapi yang menarik adalah apa penyebab mengapa ada gagal menjalankan tugasnnya sebagai pemimpin dalam suatu organisasi.

Kesalahan mendasar yang tidak difahami dengan betul oleh banyak orang adalah bahwa menjadi seorang pemimpin itu bukan urusan pribadi, individual atau personal. Tetapi menjadi pemimpin, atau menjalankan tugas pokok sebagai pemimpin, harus difahami dalam konteks sosial, atau interaksi sosial.

Banyak orang menjadi pemimpin, tetapi sama sekali tidak memiliki pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan sosial atau social skill yang sangat dituntut ketika menjadi seorang pemimpin. Kemampuan ini dibutuhkan bagi seorang pemimpin karena sesungguhnya ada banyak jebakan yang dihadapi oleh seorang pemimpin.

Dalam berbagai kajian, dikenal  ada 4 jebakan utama bagi seorang pemimpin, yaitu

Pertama, Jebakan Boneka

Jebakan boneka dikenal juga dengan istilah "the marionette trap". Jebakan ini menjelaskan bahwa seorang pemimpin menjalankan tugas dan fungsinya hanya berdasarkan dengan apa yang sudah tertulis dan diinstruksikan oleh kebijakan yang sudah ada dalam perusahaan. Pemimpin seperti ini cenderung hanya bermain aman saja, atau safety player dengan tidak melanggar semua ketentuan yang sudah digariskan.

Dalam praktek, pemimpin yang yang terjebak sebagai boneka ini sama sekali tidak memiliki inisiatif untuk mengakomodir keinginan, inspirasi dan masukan dari tim kerja, karyawan dan orang lain yang sesungguhnya akan lebih banyak memberikan manfaat untuk suksesnya sebuah kinerja.

Disebut sebagai jebakan boneka, karena pemimpin hanya melakukan apa yang ada diatas kertas kebijakan dan tidak memiliki inovasi dan kreatifitas yang mendorong perubahan yang baik. Disebut jebakan boneka karena semua orang dapat melihat peran yang lakukukannya  sebagai boneka saja.

Kedua, Jebakan Sok-Berkuasa

Jebakan kedua ini sering dikenal dengan istilah "the King-Kong trap",  atau jebakatan Kingkong, jebakan bagi seorang pemimpin yang tampil sok berkuasa. Ini sebuah perilakuk pemimpin yang merasa dirinya yang paling berkuasa, paling hebat dan yang lain tidak berkuasa, yang lain bahkan bawahannya atau staffnya adalah orang-orang yang inferior yang tidak memiliki nilai sama sekali.

Jebakan ini sangat berbahaya bagi kelanggenngan dan kebehasilan seorang pemimpin. Karena sikap sok berkuasa hanya akan menciptakan orang-orang atau pengikutnya sebagai orang direndahkan, dielecehkan dan dianggap tak memiliki kehabatan. Padahal seorang pemimpin bertugas untuk memberdayakan setiap pengikutnya untuk memberikan kinerja terbaiknya bagi pecapaian tujuan utama perusahaan.

Ketiga, Jebakan Merasa Paling Bisa

Jebakan ketiga ini umum dikenal sebagai "the Superman trap", atau jebakan superman, yang menjelakan sikap seorang pemimpin yang selalu menempatkan dirinya dalam memimpin orang yang paling bisa melakukan semua hal dalam segala situasi dan keadaan.

Perilaku pemimpin yang terjebak dalam sok paling bisa, bak superman, cenderung mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan orang lain atau bawahan dan pengikutnya.  Dipastikan dia tidak butuh lagi masukan atau feedback dari bawahan atau orang lain dalam perusahaan.

Pemimpin yang mengalami jebakan superman ini sangat menonjol keegoismenya, dan sering mengabiakan kelebihan dan kehebatan orang lain.

Jebakan Superman ini merupakan jalan yang sangat mudah dan cepat menuju kepada kegagalan atau kehancuran kinerja perusahaan.

Keempat, Jebakan Suruhan

Jebakan keempat ini sering dikenal dengan istilah "the taskmaster trap", yang menjalaskan sikap seorang pemimpin yang paling gemar dan suka untuk menyuruh-nyuruh semua orang dalam perusahaan untuk bekerja, melakukan ini dan itu, tanpa henti tetapi dia melupakan untuk memberikan apresiasi atau penghargaan kepada setiap oranag yang disuruhnya terus bekerja.

Pemimpin yang terjebak dalam jebakan tukang menyuruh ini, paling suka menyibukkan diri untuk mengatur semua pekerjaan karyawan atau orang lain dan terus menjaga untuk menyuruh mereka melakukan tugas-tugasnya.

Mengapa ini disebut jebakan, karena sikap pemimpin yang tahunya menyuruh orang bekerja tetapi lupa memberikan penghargaan, motivasi, apresiasi dan sebagainya, maka karyawan akan mengalami degradisi semangat, motivasi dan akan berakibat pada turunnya kinerja dan produktifitas mereka akan menurunkan kinerja perusahaan. Akibat akhirnya, pasti kerugian bagi perusahaan, terutama untuk jangka waktu lama.

Mengenal Perangkap Kepemimpinan

Kalau jebakan atau perangkap diatas terjadi maka akan sangat berbahaya bagi si pemimpin itu sendiri maupun dan terutama bagi perusahaan yang dipimpinnya. Akan banyak implikasi yang ditimbulkannnya bila tidak diatas dengan segera.

Si pemimpin sendiri sangat mungkin akan mengalami kejatuhan dan kegagalannya sebagai seorang pemimpin apabila terlambat menyadari, memahami dan mengatasi perangkap atau jebakan kepemimpian yang melilitnya.

Seorang pemimpin yang menyadari perangakap ini, harus secepatnya mengatasinya , walaupun diakui tidaklah mudah, bahkan sangat sulit kalau si pemimpin sendiri yang hadapi. Dibutuhkan bantuan orang lain untuk mengenal perangkap yang sedang terjadi dan langkah-langkah mengatasinya.

Memang menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Jam terbang atau pengalaman sebagai seorang pemimpin akan ikut membantu seorang leader terhindar dari perangkap atau jebakan ini.

Leadership is never easy, but it can be more fruitful if leaders welcome the uncomfortable as part of their work -Jerome T. Murphy

Yupiter Gulo, 15 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun