Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Bahaya Jebakan Berpikir Dikotomi bagi Pluralisme

15 Oktober 2018   12:40 Diperbarui: 17 Oktober 2018   00:00 1717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
clipartcollections.com

Suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar pada umumnya orang sering berada dalam jebakan berpikir dikotomi. Akibatnya sangat fatal karena se seorang yang tidak mampu mengelola dikotomi akan menghabiskan sumberdayanya dengan sia-sia, bahkan sangat mungkin akan menciptakan situasi konfrontatif dengan orang lain yang sangat tidak produkktif.

Terang versus Gelap

Contoh yang sangat baik dan representative tentang jebakan berpikir dikotomi adalah antara Gelap versus Terang.  Orang selalu menyukai suasana yang terang atau siang hari dan membenci atau menghindari dari suasana gelap atau malam hari. Orang cenderung mencari terang ketimbang menghadapi gelap.

Sesungguhnya teran dan gelap sebuah situasi yang eksist dan memang keduanya hadir adanya. Artinya, tidak akan ada terang tanpa gelap dan sebaliknya, tidak pernah akan ada gelap tanpa terang. Bahkan ketika bicara antara siang dan malam, akan ada pemahaman bahwa tiada terang yang tidak di dahului oleh gelap.

Secara semantic terminology, pada dasarnya istilah terang itu menjelaskan juga istilah gelap. Dan sebaliknya, ketika seseorang menjelaskan tentang istilah gelap, sesungguhnya dua juga sedang menjelaskan tentang pengertian terang itu sendiri.

Dalam bahasa dikotomi, lalu kedunya menjadi jelas adanya. Terang dan Gelap memang ada, Tetapi "kehadiran" atau "keber-ada-an" mereka tidak bisa dalam waktu yang bersamaan, karena keduanya saling meniadakan. Ketika terang ada, maka gelap akan hilang, dan begitu sebaliknya, ketika gelap yang hadir sesungguhnya terang itu juga pergi atau hilang.

Contoh lainnya sangat banyak ditemui, dihadapi dan dilakukan setiap hari, setiap saat oleh setiap orang.

Pengertian Dikotomi

Secara semantik, kata dikotomi atau di*ko*to*mi dapat diartikan dan ditunjukkan sebagai pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan. Sesuatu dilihat dalam dua kelompok yang tidak bisa menyatu atau bercampur. Kalau yang kelompok A hadir maka kelompok B hilang atau tidak ada, begitu juga sebaliknya kalau yang hadir adalah kelompok B maka pada saat yang sama kelompok A hilang atau tiada.

Untuk lebih memahaminya dengan lengkap, dapat dikatakan bahwa "dikotomi adalah pembagian keseluruhan menjadi dua bagian". Dengan kata lain, beberapa bagian ini harus bersama-sama lengkap: semuanya harus milik satu bagian atau yang lain, dan saling eksklusif: tidak ada yang dapat dimiliki secara bersamaan untuk kedua bagian.

Secara metodolologi penelitian, konsep atau atau istilah yang termasuk dalam kategori DIKOTOMI itu ditunjukkan oleh ada kategori kualitas yang dimiliki oleh objek yang kehadirannya hanya bersifat nominal saja. Ukurannnya, bisa dalam bentuk "ada atau tidak ada". "Hadir atau tidak hadir".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun