Apakah Anda pernah bertemu dengan orang yang sangat membenci dirinya sendiri? Atau Anda sendiri pernah mengalami atau sedang mengalaminya saat ini bahwa Anda sangat membenci diri Anda sendiri, sedemikian rupa sehingga ingin rasanya keluar dari dalam diri itu!
Tentu saja hal ini sangat mengherankan dan cenderung menjadi aneh, bila ada orang sangat benci dirinya sendiri. Aneh, karena bagaimana mungkin dirinya yang didalamnya ada pikiran, jiwa dan rohnya lalu tidak menyukainya dan menganggap sebagai musuh bahkan mengancam dirinya sendiri.
Keanehan ini akan sangat membahayakan diri sendiri bila tidak bisa diatasi dengan benar dan segera. Â Paling tidak hidup yang di alami akan menjadi sebuah siksaan yang terus di bawa-bawa sepanjang hidupnya.
Membenci diri sendiri bisa diartikan sama dengan menolak diri sendiri. Tidak menerima diri sendiri. Ini menjadi masalah, bukan !? Bagaimana mungkin dia menolak sesuatu yang ada di dalam diri sendiri yang tidak bisa dipisahkan dengan dirinya.Â
Hmm, memang agak sulit membayangkannya. Saya pernah menyakasikan seseorang yang mengalami situasi ini. Ada saat ketika dia sangat membenci dirinya sendiri. Yang dilakukannya adalah menyakiti dirinya, dengan memukul tubuhnya, membanting kepalanya dan membenturkan ke tembok, berteriak dan marah sendiri pada dirinya. Nampaknya, memang sangat menyiksa dan tentu sangat menderita.
Sesungguhnya, orang yang menolak diri sendirinya berarti merasa ada yang tak beres dengan dirinya sendiri. Menurut pikirannya, pasti ada yang salah dengan dirinya sendiri. Dan sumber masalahnya adalah ketika dia melihat dan merasakan hal yang salah itu terus menerus ada di dalam dirinya. Sejauh hal yang salah dan tidak benar ini ada dalam dirinya maka sepanjang itulah dia akan terus menolak dan membenci dirinya sendiri.
Membenci sendiri dirinya pada umumnya terjadi ketika melihat cacat dan sejumlah kelemahan  yang ada dalam dirinya. Cacat dan kelemahan dalam diri sendiri pada dasarnya adalah fakta yang nyata dan konkrit menjadi bagian dari diri sendiri.
Kemudian pikiran menerjemahkan itu sebagai masalah yang tidak bisa diterimanya, sedemikian dalamnya sehingga cacat itu menjadi sumber kebenciannya. Jadi, pikirannyalah yang menerjemahkannya sehingga dia membuat kesimpulan dan memutuskan untuk membenci dirinya sendiri. Ini tentu salah dan tidak benar.
Seseorang yang akan terus menerus fokus pada cacat dan kelemahan yang dimiliki dan terus menyesalinya merupakan cara berpikir salah yang dimiliki oleh orang-orang yang membenci dirinya sendiri. Konsekuensi nyata yang dialami adalah dia tidak memiliki waktu untuk melihat yang lain selain cacat dan kelemahan yang dimiliki.Â
Orang yang membenci dirinya sendiri, tidak pernah bisa dan mampu lagi melihat keindahan dalam dirinya sendirinya. Bahkan tidak merasakan kekuatan besar dan agung yang ada di dalam dirinya sendiri, dan semua yang positif tidak pernah dapat dilihatnya dengan baik. Dan lebih parah lagi, dunia yang dimilikinya seakan-akan semuanya berkonspirasi untuk menghancurkan seluruh kehidupannya.
Ini tentu sangat fatal dan berbahaya, yaitu bisa jadi berbuat lebih nekad menghancurkan dirinya sendiri. Dan bila ini yang terjadi terus menerus, Â "tidak ada keseimbangan lagi didalam dirinya", maka hidup akan menjadi sia-sia belaka.