Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hoaks Tidak Bisa Dilawan dan Dibersihkan dengan Hoaks

5 Oktober 2018   14:27 Diperbarui: 5 Oktober 2018   14:50 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pameo lama yang berbunyi "sepandai-pandainya menyimpan bangkai suatu saat baunya akan tercium jua". Bahwa "serapih apapun bangkai ditutupi pasti akan mengeluarkan dan menyebarkan bau busuknya kemana-mana". Peribahasa lainnya berbunyi "mana busuk yang tidak berbau", yang artinya kejahatan ataupun kesalaham pada akhirnya akan ketahuan juga.  

Pameo terkenal ini bisa difahami tentang perilaku orang yang sukanya berbohong, berbuat curang, berdusta dan munafik. Kebohongan dan kecurangan walaupun disimpan dan disembunyikan dengan sangat rapih suatu ketika akan terbongkar juga.

Bagaimanapun situasinya, maka pada akhirnya kebenaran itu akan tetap muncul ke permukaan dengan jalan yang sering sekali sudah diduga munculnya. Ya, sesungguhnya tidak ada busuk yang tidak berbau, artinya suatu keburukan atau kejahatan yang tersembunyi akan ketahuan orang juga.

Hoax pada dasarnya adalah busuk, karena yang disampaikan dan diungkapkan adalah "bukan kebenaran", tetapi kebohongan dan kecurangan. Tidak sesuai dengan fakta dan kenyataan yang ada. 

Dan ketika terus menerus menabarkan ketidakbenaran itu maka akan mempengaruhi orang yang mendengar dan berinteraksi dengannya. Orang lain akan menjadi tersesat juga dan melakukan ketidakbenaran itu dengan ikut membenarkan yang tidak benar.

Hoaks itu busuk dan yang busuk itu pasti bau. Mereka yang sama-sama menyebarkan bau pasti tidak akan meraskan bau karena bau itu telah menyatu dengan dirinya, pikirannya, hatinya, jiwanya dan semua kepribadiannya.

Sesama penyebar bau sesama penyebar hoaks akan menjadi sebuah kekuatan yang besar untuk terus menerus mempengaruhi lingkungannya hingga semuanya tidak bisa lagi merasakan bau busuk itu ada didalam jiwa dan tubuh mereka.

Hanya orang yang belum terkontaminasi dengan busuk dan bau busuk itulah yang bisa melihat, membedakan, merasakan tentang bau busuk yang ada itu. Sebab mereka yang busuk tidak bisa menyatu dengan yang bersih dan harum.

Orang yang busuk tidak bisa melihat dan merasakan yang bersih dan harum, tidak mampu berbuat keadailan dan kesucian, sementara orang yang bersih dan harum bisa membedakan dan mersakan dan membaui bau busuk.

Dan dengan demikian maka yang bau busuk hanya bisa dibersihkan yang bersih dan harum. Hanya mereka yang belum terkontaminasi dengan hoax-lah yang bisa melihat, dan membersihkan hoaks dari kehidupan orang yang sudah tercemar dengan bau busuk.

Hoaks tidak bisa dilawan dan dibersihkan dengan hoaks, tetapi hoaks hanya bisa dilawan dan dibersihkan dengan dan oleh kebenran, kesucian dan keagungan. Apabila hoaks dilawan dengan hoaks maka yang terjadi adalah hoaks yang akan lebih besar dan dahsyat merusak kehidupan yang ada.

Sesungguhnya, secara eksistensial, kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan dua sisi ekstrim setiap saat, yaitu antara sisi yang baik dan sisi yang jahat. Antara penyuka hoax dan penyuka kebenaran itu. Dalam  diri setiap orang selalu ada dua sisi ini, yaitu antara kebaikan dan keburukan, antara Hoaks dan Kebernaran, ya..Hoaks versus Kebenaran.

Kedua sisi ini menjelaskan tentang setiap manusia memiliki sebuah "Kehendak" atau "Will". Ada kehendak bebas atau kehendak liar, tetapi ada juga kehendak Agung/Luhur/Mulia atau Kehendak Allah yang ada dalam diri setiap.

Fahamilah bahwa kedua kehendak ini selalu hadir dalam waktu yang sama, dan ketika manusia menghadapi masalah dan mengambil keputusan untuk bertindak, maka kedua sisi ini pasti akan berperang, tarik menarik.

Manusia harus mampu memilih antara kehendak bebas atau kehendak liar atau kehendak Tuhan. Apabila memenangkan kehendak bebas artinya kehendak manusiawinyalah yang dimenangkan dan diberi tempat, maka kehendak Tuhan dikalahkan. 

Dan kalau ini yang terjadi, maka manusia itu tidak akan terkendali untuk terus mengikuti kehendak liarnya sampai menemui kehancurannya. Karena pada dasarnya kehendak liar itu menuju pada kematian, sementara kehendak Allah itu membawa pada kehidupan dan kedamaian.

Dipastikan bahwa orang yang menyukai hoaks adalah kehendak bebas manusia, dan bukan kehendak Allah yang agung, suci dan mulia karena semuanya berisi kebenaran. Menyukai dan menyebarkan hoaks berarti melawan kehendal Illahi dan Allah yang Agung. Dan dengan demikian dia akan menuai kehancuran dalam hidupnya.

Didalam tataran praksisnya, manusia cenderungan terkelompok menjadi dua kubu. Dan menariknya kedua kubu ini selalu saja berhadap-hadapan untuk saling menaklukan dan mempengaruhinya.

Mana yang kuat dan mana menang, itulah yang disaksikan setiap saat. Pada waktu tertentu penyebar hoaxlah yang unggul dan merajai situasi dan keadaan dan semua bergembira. Sementara pada sisi lain, kehendak Agung Sang Illahi terus menerus menegakkan kebenaran, keagungan dan kemuliaan. Walaupun dengan penuh kelelahan kebanaran selalu berjuang untuk melawan si hoaks ini. Menariknya, pada akhirnya kebenaranlah yang selalu memenangkan semua situasi.

Kita semua prihatin dengan "Pertunjukan Hoaks dari Teater Politiknya RS", karena dampak yang ditimbulkannya sungguh luar biasa dalam dinamika kehidupan sosial politik di negeri ini. 

Namun satu hal menjadi pelajaran yang sangat mahal dan mulia, yaitu bahwa Kebanaran selalu menang atas hoax. Hoaks akan digilas oleh kebanaran sejati yang membebaskan, mendamaikan dan mensejahterakan setiap orang yang menghidupkan kehendak Ilahi dalam dirinya.

Kitapun semua berharap sangat bahwa semoga pertunjukkan teater politik berjudul hoaks ini menjadi isntrumen menyadarkan bangsa ini untuk tidak bermain-main dengan hoaks. "Karena hoaks itu busuk, dan busuk itu bau, dan bau itu pasti akan ketahuan dan akan dibersihkan oleh kekuatan kebenaran suci, agung dan mulia".

Yupiter Gulo, 5 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun