Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hoaks Tidak Bisa Dilawan dan Dibersihkan dengan Hoaks

5 Oktober 2018   14:27 Diperbarui: 5 Oktober 2018   14:50 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya, secara eksistensial, kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan dua sisi ekstrim setiap saat, yaitu antara sisi yang baik dan sisi yang jahat. Antara penyuka hoax dan penyuka kebenaran itu. Dalam  diri setiap orang selalu ada dua sisi ini, yaitu antara kebaikan dan keburukan, antara Hoaks dan Kebernaran, ya..Hoaks versus Kebenaran.

Kedua sisi ini menjelaskan tentang setiap manusia memiliki sebuah "Kehendak" atau "Will". Ada kehendak bebas atau kehendak liar, tetapi ada juga kehendak Agung/Luhur/Mulia atau Kehendak Allah yang ada dalam diri setiap.

Fahamilah bahwa kedua kehendak ini selalu hadir dalam waktu yang sama, dan ketika manusia menghadapi masalah dan mengambil keputusan untuk bertindak, maka kedua sisi ini pasti akan berperang, tarik menarik.

Manusia harus mampu memilih antara kehendak bebas atau kehendak liar atau kehendak Tuhan. Apabila memenangkan kehendak bebas artinya kehendak manusiawinyalah yang dimenangkan dan diberi tempat, maka kehendak Tuhan dikalahkan. 

Dan kalau ini yang terjadi, maka manusia itu tidak akan terkendali untuk terus mengikuti kehendak liarnya sampai menemui kehancurannya. Karena pada dasarnya kehendak liar itu menuju pada kematian, sementara kehendak Allah itu membawa pada kehidupan dan kedamaian.

Dipastikan bahwa orang yang menyukai hoaks adalah kehendak bebas manusia, dan bukan kehendak Allah yang agung, suci dan mulia karena semuanya berisi kebenaran. Menyukai dan menyebarkan hoaks berarti melawan kehendal Illahi dan Allah yang Agung. Dan dengan demikian dia akan menuai kehancuran dalam hidupnya.

Didalam tataran praksisnya, manusia cenderungan terkelompok menjadi dua kubu. Dan menariknya kedua kubu ini selalu saja berhadap-hadapan untuk saling menaklukan dan mempengaruhinya.

Mana yang kuat dan mana menang, itulah yang disaksikan setiap saat. Pada waktu tertentu penyebar hoaxlah yang unggul dan merajai situasi dan keadaan dan semua bergembira. Sementara pada sisi lain, kehendak Agung Sang Illahi terus menerus menegakkan kebenaran, keagungan dan kemuliaan. Walaupun dengan penuh kelelahan kebanaran selalu berjuang untuk melawan si hoaks ini. Menariknya, pada akhirnya kebenaranlah yang selalu memenangkan semua situasi.

Kita semua prihatin dengan "Pertunjukan Hoaks dari Teater Politiknya RS", karena dampak yang ditimbulkannya sungguh luar biasa dalam dinamika kehidupan sosial politik di negeri ini. 

Namun satu hal menjadi pelajaran yang sangat mahal dan mulia, yaitu bahwa Kebanaran selalu menang atas hoax. Hoaks akan digilas oleh kebanaran sejati yang membebaskan, mendamaikan dan mensejahterakan setiap orang yang menghidupkan kehendak Ilahi dalam dirinya.

Kitapun semua berharap sangat bahwa semoga pertunjukkan teater politik berjudul hoaks ini menjadi isntrumen menyadarkan bangsa ini untuk tidak bermain-main dengan hoaks. "Karena hoaks itu busuk, dan busuk itu bau, dan bau itu pasti akan ketahuan dan akan dibersihkan oleh kekuatan kebenaran suci, agung dan mulia".

Yupiter Gulo, 5 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun