Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Orang Membeli Waktu dan Ruang, Sesungguhnya Apa yang Sedang Dicari dan Dikejar?

16 September 2018   08:27 Diperbarui: 16 September 2018   12:05 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanyakan kepada orang yang sudah berhasil, apakah mereka terburu-buru mengejar targetnya? Sebab, yang bisa disaksikan adalah ada begitu banyak orang yang dianggap sukses mencapai target pekerjaan dan profesinya tetapi sama sekali tidak mengalami sukacita, kegembiraan dan damai sejahtera. 

Tapi, perhatikan sekor siput yang sedang merayap. Apakah dia tergesa-gesa menjalani hidupnya? Nampaknya tidak ya. "Tetapi ingat bahwa seekor siput yang mungil bisa sampai ke dalam bahtera Nabi Nuh karena ia tekun berjalan!"

https://blog.famicity.com
https://blog.famicity.com
Menarik untuk direnungkan mengapa setiap orang harus terburu-buru untuk mengisi dan menjalani hidupnya setiap hari. Jawabannya menjadi dasar pemahaman dan menyadarkan orang tentang hakekat yang membedakan antara Tuhan dengan Manusia, dari dua dimensi yaitu dimensi waktu dan dimensi ruang/tempat.

Manusia sangat dipengaruhi oleh dimensi waktu dan ruang sementara Tuhan tidak dipengaruhi oleh dimensi waktu dan ruang. Artinya, manusia dikendalikan oleh waktu dan ruang sehingga setiap orang selalu berpikir, beraktifitas dan bermimpi dalam konteks waktu dan ruang. 

Manusia selalu melihat tanda waktu karena hidupnya selalu diukur dengan waktu yang ada dan tersedia. Demikian juga dengan ruang dan tempat, manusia selalu dikendalikan oleh tempat sehingga manusia selalu berpikir tempat kerjanya, rumahnya, tempat ibadahnya, kampungnya, dan seterusnya.

Setiap manusia mengikatkan diri dengan dua dimensi itu, yaitu waktu dan ruang, dan karenanya manusia memberikan nilai yang sangat tinggi terhadap waktu dan ruang itu. Setiap orang tidak mau kehilangan waktu dan ruang yang ada. Bila perlu dia akan membeli waktu dan ruang itu, seberapapun harganya dia akan membelinya.

Akibatnya adalah setiap orang terjebak dalam permainan lingkaran setan antara dua dimensi itu, waktu dan ruang. Dan karenanya menjadi peluang yang sangat mahal untuk diperjualbelikan. Jadilah lahirnya industri yang memproduksi waktu dan ruang itu. Semakin mahal waktu dan ruang yang dijual semakin banyak orang yang kaya akan membelinya.

Contohnya adalah bisnis transportasi, semakin mahal semakin laris dan semakin dicari dan dikejar dan diburu orang. Mengapa orang rela membeli atau membayar mahal untuk sampai kesuatu tempat? Karena mengejar waktunya. Demikian juga mengapa orang rela membeli dan membayar mahal untuk sebuah rumah mewah di atas bukit yang indah? Karena menurutnya dimensi ruang sangat mahal baginya.

Inilah persoalan besar yang dihadapi setiap orang dalam hidupnya, yaitu mengendalikan dimensi waktu dan ruang itu. Seharusnya manusia mengendalikan waktu dan ruang yang dimilikinya, tetapi kenyataannya manusia membiarkan dirinya dikendalikan oleh waktu dan ruang itu, Akibatnya, manusia selalu saja menjadi terburu-buru dan tergesa-gesa, dan karenanya manusia itu tidak menikmati sukacita, kegembiraan dan damai sejahtera dalam hidupnya.

Mari merenungkan bagaimana Tuhan yang diyakini dan diimani itu sama sekali tidak terburu-buru. Karena memang dia tidak dikendalikan oleh waktu dan ruang. Tuhan tidak dibatasi oleh waktu dan ruang, sehingga dia bebas untuk menentukan waktu dan ruangnya sendiri.

Apakah manusia dan setiap orang bisa menjadi seperti Tuhan? Yang pasti, setiap orang bisa menjadi menyerupai seperti Tuhan yang diyakini dan diimaninya. Sebab seekor siput mungil saja bisa sampai dan masuk ke dalam bahtera NabiNuh pada waktunya sehingga dia selamat. Dan kalau siput saja bisa masuk bahtera Nuh, apakah manusia dan setiap orang bisa masuk juga dalam bahtera Nuh ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun