Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal BBRVD, Sebuah Lembaga Pemberdayaan Anak-anak Difabel di Indonesia

12 September 2018   20:50 Diperbarui: 12 September 2018   21:07 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhatian terhadap kelompok masyarakat yang berkebutuhan khusus, atau lebih dikenal dengan difabel atau disabilitas mulai berkembang dan menggembirakan. Karena sudah mulai banyak orang memberikan perhatian serius untuk menolong, dan memberdayakan kelompok masyarakat ini. Tidak saja melalui berbagai program kerjasama yang dilakukan, tetapi juga pemerintah telah mengaturnya dalam regulasi yang sangat baik.

Akibatnya sungguh menggembirakan, sudah banyak perusahaan yang memberikan kesempatan kepada para difabel ini untuk menduduki jabatan sebagai karyawan di perusahaan. Seperti kelompok perbankan atau lembaga lainnya.

Cukup menarik pula karena response dari para difabel ini menantang, dan mereka mampu bekerja dengan baik dan berkinerja.  Salah satu lembaga yang sangat intens menolong kaum difabel ini adalah Lembaga BBRVD, sebuah yayasan yang didirikan oleh sebuah kantor kementrian di Negara ini.

BBRVBD singkatan dari Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa yang beralamat di jalan SKB No.5, Karadenan, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Sebuah lembaga sosial yang dimiliki Kementerian Sosial Republik Indonesia, Lembaga pelayanan rehabilitasi vokasional yang profesional dan mempersiapkan calon tenaga kerja penyandang disabilitas fisik yang memiliki daya saing.

BBRBVD sudah didirikan sejak 29 Desember tahun 1997. Mulai memberikan Pelayanan Rehabilitasi Vokasional untuk Penyandang Cacat sejak tahun 1998. Diawali sebagai bentuk persahabatan dan kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia (diwakili oleh Departemen Sosial RI) dan Pemerintah Jepang (diwakili oleh JICA). 

Pelayanan Rehabilitasi ini dimulai dari pencarian dari berbagai daerah di Indonesia, diseleksi dan terpilih anak-anak disabilitas yang akan dibiayai oleh BBRBVD selama 10 bulan dari bulan Januari sampai Oktober setiap tahun dan disiapkan untuk siap terjun di lapangan pekerjaan.

Jadi setiap tahun akan ada anak-anak yang berbeda untuk dibekali ilmu pengetahuan dan pelatihan dan biaya mulai dari seragam, makan, minum, tiket  pulang ke daerah masing-masing ditanggung semua oleh Kementerian Sosial.

BBRVBD memberikan pelatihan di enam bidang ketrampilan, yaitu penjahitan, komputer, desain grafis atau percetakan, elektronik, pekerjaan logam dan otomotif.  

Total penerima manfaat yang dibina tahun 2018 total 85 anak terdiri 72 orang penyandang disabilitas fisik dan 13 orang penyandang disabilitas rungu wicara. Mereka dipilih dari seluruh Indonesia dengan cara di seleksi.

Mereka berasal dari kalangan tidak berada tetapi mempunyai talenta.  Dalam keterbatasan mereka tetapi semangat hidup dan talenta yang dimiliki masih bisa dikembangkan, kemampuan vokasional mereka luar biasa. Ini dibuktikan dengan tingginya kebutuhan dunia kerja terhadap mereka. Perbankan yang sudah memperkerjakan para disabilitas ini.

Moto BBRBVD mewujudkan kesetaraan menuju pasar kerja inklusif bagi penyandang disabilitas

Perusahaan swasta maupun BUMN dan pemerintahan wajib memperkerjakan penyandang disabilitas. Hal ini sesuai dengan Undang Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Dalam UU tersebut mengatakan bahwa perusahaan swasta wajib mempekerjakan penyandang disabilitas sebanyak 1 % dari jumlah seluruh karyawan dan BUMN dan pemerintahan  sebanyak 2 %.

Oleh karena itu salah satu Bank swasta,  yaitu Bank Permata Kantor pusat di World Trade Center II -- Sudirman Direktur Utama Bapak Ridha DM Wirakusumah,, sangat memperhatikan dan peduli terhadap anak-anak disabilitas ini. Bank Permata bekerjasama dengan Kementerian Sosial melalui BBRBVD sudah mempekerjakan 15 anak disabilitas di telemarketing, back office. 

Anak yang sudah bekerja ini juga mendapat perlakuan yang sama dengan karyawan yang normal dari segi gaji, seragam, pembagian bonus dan lain sebagainya. Bank Permata ke depannya berharap dapat memberikan pengetahuan perbankan, bahasa inggris dan lainnya untuk anak disablitas ini agar juga dapat menambah jumlah karyawan Bank Permata dari kalangan anak disabiltas ini atau dapat juga diserap oleh bank -- bank lainnya di Indonesia.

Bank Permata yang diwakili Bapak Agus Nadi sebagai VP Corporate Social Responsibility  juga bekerjasama dengan Perbanas Institute dalam hal memberikan pelajaran pengetahuan tantang pengenalan perbankan seperti tentang bank umum / syariah, produk bank, cara kredit, kesehatan bank, manajemen resiko bank, dan lainnya terhadap anak disabilitas di BBRBVD ini.

Mulai 07 September -- 19 Oktober 2018 setiap jumat ada dua sesi pengajaran dari jam 09.00 -- 12.00 WIB dan jam 13.00 -- 16.00 WIB dibagi dua kelas dengan dua dosen setiap sesi juga. Sebanyak 85 anak disabilitas dibagi menjadi dua kelas setiap sesi.

pribadi-doc-5b9917edbde5750cf50c1227.png
pribadi-doc-5b9917edbde5750cf50c1227.png
Salah satu kelas  yang diadakan hari Jumat 07 September 2018 diajarkan oleh saya tentang materi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Materi BPR tentang pengenalan, kegiatan, tujuan, sasaran, fungsi dan manfaat dari BPR dan bedanya dengan bank umum. Presentasi ini juga diberengi adanya penayangan video tentang BPR itu sendiri seperti nasabah BPR yang berasal dari kalangan pasar, suasana salah satu BPR di Indonesia.

Anak--anak disabilitas sangan senang dan antusias mendengarkan tentang materi BPR. Pertanyaan selalu mereka lakukan di tiap slide presentasi yang diberikan. Fotocopy presentasi diberikan juga ke mereka agar dapat dibaca. Pengajaran selama 3 (tiga) jam yang dimulai jam 13.00 -- 16.00 WIB tak terasa karena rasa bahagia mengajar di antara mereka.

Tantangan dari mengajar anak disabilitas adalah mendengarkan anak yang susah bicara bila bertanya dan harus secara pelan-pelan dan harus menunggu hasil translate dalam mengajar dikarenakan adanya anak tuna rungu yang harus ditranslater dulu oleh temannya apa yang dibicarakan dalam presentasi.

Manfaat dari pengenalan perbankan yang dilakukan dosen Perbanas Institute untuk anak disabilitas ini agar dapat diterapkan pada saat mereka terjun dan dipekerjakan di dunia perbankan nantinya.

Harapan anak disabilitas ini saya yakin ingin disamakan dan mendapat hak yang sama dengan anak normal di luar sana. Saya rasakan kasih dan semangat anak disabilitas ini besar sekali, dibalik keterbelakangan mereka tetapi mereka haus ilmu juga.

Tuhan akan melihat mereka sama di hadapan-Nya tanpa membedakan kita manusia normal atau mempunyai keterbatasan. Semoga ilmu khusunya yang saya berikan dapat menambah pengetahuan anak disabilitas ini dan berguna kelak bila dari mereka mendapatkan kerja di dunia perbankan.

Artikel kiriman dari : Dr. Tiolina Evi Pardede, SE, MM. Dosen senior pada Perbanas Institute Jakarta, sekaligus tenaga pembina pada program BRRRVD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun