Perusahaan swasta maupun BUMN dan pemerintahan wajib memperkerjakan penyandang disabilitas. Hal ini sesuai dengan Undang Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Dalam UU tersebut mengatakan bahwa perusahaan swasta wajib mempekerjakan penyandang disabilitas sebanyak 1 % dari jumlah seluruh karyawan dan BUMN dan pemerintahan  sebanyak 2 %.
Oleh karena itu salah satu Bank swasta, Â yaitu Bank Permata Kantor pusat di World Trade Center II -- Sudirman Direktur Utama Bapak Ridha DM Wirakusumah,, sangat memperhatikan dan peduli terhadap anak-anak disabilitas ini. Bank Permata bekerjasama dengan Kementerian Sosial melalui BBRBVD sudah mempekerjakan 15 anak disabilitas di telemarketing, back office.Â
Anak yang sudah bekerja ini juga mendapat perlakuan yang sama dengan karyawan yang normal dari segi gaji, seragam, pembagian bonus dan lain sebagainya. Bank Permata ke depannya berharap dapat memberikan pengetahuan perbankan, bahasa inggris dan lainnya untuk anak disablitas ini agar juga dapat menambah jumlah karyawan Bank Permata dari kalangan anak disabiltas ini atau dapat juga diserap oleh bank -- bank lainnya di Indonesia.
Bank Permata yang diwakili Bapak Agus Nadi sebagai VP Corporate Social Responsibility juga bekerjasama dengan Perbanas Institute dalam hal memberikan pelajaran pengetahuan tantang pengenalan perbankan seperti tentang bank umum / syariah, produk bank, cara kredit, kesehatan bank, manajemen resiko bank, dan lainnya terhadap anak disabilitas di BBRBVD ini.
Mulai 07 September -- 19 Oktober 2018 setiap jumat ada dua sesi pengajaran dari jam 09.00 -- 12.00 WIB dan jam 13.00 -- 16.00 WIB dibagi dua kelas dengan dua dosen setiap sesi juga. Sebanyak 85 anak disabilitas dibagi menjadi dua kelas setiap sesi.
Anak--anak disabilitas sangan senang dan antusias mendengarkan tentang materi BPR. Pertanyaan selalu mereka lakukan di tiap slide presentasi yang diberikan. Fotocopy presentasi diberikan juga ke mereka agar dapat dibaca. Pengajaran selama 3 (tiga) jam yang dimulai jam 13.00 -- 16.00 WIB tak terasa karena rasa bahagia mengajar di antara mereka.
Tantangan dari mengajar anak disabilitas adalah mendengarkan anak yang susah bicara bila bertanya dan harus secara pelan-pelan dan harus menunggu hasil translate dalam mengajar dikarenakan adanya anak tuna rungu yang harus ditranslater dulu oleh temannya apa yang dibicarakan dalam presentasi.
Manfaat dari pengenalan perbankan yang dilakukan dosen Perbanas Institute untuk anak disabilitas ini agar dapat diterapkan pada saat mereka terjun dan dipekerjakan di dunia perbankan nantinya.
Harapan anak disabilitas ini saya yakin ingin disamakan dan mendapat hak yang sama dengan anak normal di luar sana. Saya rasakan kasih dan semangat anak disabilitas ini besar sekali, dibalik keterbelakangan mereka tetapi mereka haus ilmu juga.
Tuhan akan melihat mereka sama di hadapan-Nya tanpa membedakan kita manusia normal atau mempunyai keterbatasan. Semoga ilmu khusunya yang saya berikan dapat menambah pengetahuan anak disabilitas ini dan berguna kelak bila dari mereka mendapatkan kerja di dunia perbankan.