Artinya pula bahwa pada umumnya orang salah memberi makna pada yang namanya masalah atau problem itu. Sehingga, dapat disederhanakan bahwa "masalah" atau problem itu bukan masalah dihindari atau dihadapi.Â
Bukan pilihan bahwa lebih baik dihindari ATAU dihadapi. Tetapi, merupakan bagian dari proses dan perjalanan kehidupan setiap orang setiap hari.
Setiap orang memiliki harapan dan rencana yang hendak dicapai dan diwujudkan setiap hari. Kemudian diakhir proses dia akan menghadapi situasi yaitu "apakah harapan dan kenyataan sudah sama atau belum".Â
Bila sudah sama maka tidak ada masalah, tetapi bila belum sama antara harapan dan kenyataan maka muncul masalah. Inilah kenyataan hidup setiap orang yang masih hidup dan menjalaninya dengan harapan dan kenyataan.
Karena bagian hidup setiap hari, maka Anda harus mengelolanya. Mengelola dua hal itu, yaitu mengelola harapan/rencana Anda dan mengelola usaha dan upaya mewujudkannya.
Bila pemahaman diatas dapat diterima dan diyakini dengan sungguh-sungguh, maka nampaknya, mengatasi masalah itu menjadi mudah. Bahkan sangatlah mudah bukan?
Mudahnya mengelola masalah yaitu, perkecil jarak atau gap antara harapan dengan kenyataan. Usahakan jarak antara harapan dan kenyataan menjadi sekecil mungkin, maka masalahnya akan sekecil mungkin pula.Â
Bagaimana caranya? Caranya juga kelihatannya mudah, dan tersedia tiga pilihan yang bisa menjadi acuan untuk mengatasi masalah apapun, yaitu:
Pilihan - 1: naikkan/tingkatkan kondisi nyatanya agar mendekati harapan.
Pilihan ini tentu yang ideal karena target harapan tidak dirubah atau diturunkan kebawah dan tetap menjadi acuan dalam melakukan berbagai uasaha dan upaya.Â
Pilihan ini mensyaratkan atau mengsumsikan bahwa sumber daya yang dimiliki seperti waktu cukup, tenaga memadai, anggaran mencukupi, kemampuan dan kapasitas masih cukup, skill dan pengetahuan cukup adanya.Â