Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

20 Triliun Rupiah, Mahalnya Pesta Demokrasi dan Hasilnya Semoga Bisa Diwujudkan

27 Juni 2018   08:34 Diperbarui: 27 Juni 2018   19:37 3352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan tidak tanggung-tanggung lagi, karena melibatkan Daerah Pemilihan yang sangat besar dan luas antara lain, seperti Jawa Barat, Jaawa Tengah, dan Jawa Timur, dan daerah panas Sumatera Utara serta daerah Papua yang medannya sungguh tidak mudah dan gampang. 

Dari segi geopolitiknya, daerah-daerah pemilihan gubernur ini juga menjadi representasi agenda politik tahun 2019 saat Pemilu Legislatif dan Presiden RI 2019. 

Dipastikan bahwa semua Partai Politik, Kontestan akan memanfaatkan mati-matian moment Pilkada Serentak 2018 untuk menuju Pesta Demokrasi se Indonesia tahun depan. Ini artinya, situasi akan betul-betul super sensitive, super hot, dan potensial sekali terjadinya konflik horizontal maupun konflik vertical.

Sangat wajar dan bisa difahami kalua pihak pimerintah pusat dan daerah serta TNI-Polri dan semua pemegang kepentingan akan harus super extra mengawal, menjaga, dan mensukseskan pesta demokrasi besar ini demi masa depan Indonesia yang lebiah baik dan lebih maju.

Harga Demokrasi itu Mahal, 20 Trilun Rupiah.

Sebagai awam dan masyarakat pada umumnya mengertinya demokrasi itu adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Semua kembali kepada rakyat dan masyarakatnya. Ungkapan yang sangat popular dari bahasa Latin yaitu Vox populi, vox dei. 

Ungkapan ini terjemahannya adalah, "suara rakyat adalah suara Tuhan." Yang maknanya suara rakyat harus dihargai oleh siapapun sebagai penyampai kehendak Sang Ilahi.

Ungkapan sederhana ini dimaknai oleh rakyat secara sederhana pula bahwa nantinya Sang Pemimpin yang terpilih akan memperhatikan nasib dan masa depan dari mereka yang telah memilih. 

Ini sangat bisa dimengerti dengan baik, namun dalam prakteknya tentu tidak selalu seperti yang diharapkan oleh si rakyat ini. Bila sudah terpilih Gubernur, Walikota atau Bupati, biasanya "sudah lupa dengan rakyatnya", bahkan jarak dengan rakyatnya seperti langit dan bumi. 

Disinilah sesungguhnya letak persoalan bagi bangsa ini dalam membangun negeri ini untuk lebih maju dan baik. Karena setelah terpilih, yang diprioritaskan oleh Sang Pemipin yang Terpilih adalah kepentingan pribadi, keluarganya, dan kelompok dan partainya. Sehingga waktu lima tahun masa kepemimpinannya menjadi mubazir dan sia-sia belaka untuk mewujudnytakan harapan dari Vox Populi, Vox Dei.

Demokrasi sangat baik dan indah bila dijalankan dengan betul sesuai norma dan aturan yang berlaku. Itu sebabnya demokrasi tidaklah murah, tetapi mahal dan sangat mahal. Tidak saja biaya yang besar harus dikeluarkan tetapi juga waktu dan tenaga serta berbagai sumberdaya harus dikeluarkan untuk mensukseskan pesta demokrasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun