Kalau melihat hasil surbey sederhana yang saya lakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa promosi produk unggulan Bulog belumlah efektif. Perlu pengkajian lebih mendalam untuk segment pasar lainnya. Jangan-jangan mereka juga tidak kenal produk Bulog itu. Bila ini benar, maka segeralah strategi dirubah.
Saya mencoba menanyakan kepada beberapa Ibu Rumah Tangga apakah memilih Beras Kita untuk dibeli ? Pada umumnya reaksi mereka pertama Beras Kita itu apa? Saya lanjutkan bahwa itu produk unggulan Bulog. Dan umumnya mereka jawab, "tidak ah, kualitasnya gak enak". Ini tidak reprenstative tetapi bisa jadi sebuah indikasi kecil untuk di kaji lebih lanjut.
Meendermati Strategi brand KITA menjadi menarik. Secara semantik konsepnya memang terkesan "nasionalis", tetapi mungkin tidak menggigit apalagi kalau generasi milenial mendengarnya mereka agak resistan. Kenapa, generasi Y atau Milenial itu cenderung memiliki "ego yang tinggi", sehingga ketika mendengar kata KITA, mereka merasa berbeda.
Yang harus dilakukana oleh Bulog adalah usaha memasyaraktkan Bulog dengan Strategi Brand Kita ini. Dibutuhkan upaya extra dan terus menerus agar Brand ini menjadi icon ditengah-tengah pasar. Apakah Bulog mampu melakukannya? Ini tak mudah karena promosi besar-besaran yang dilakukan pesainnya akan menenggalamkan upaya yang pas-pasan saja.
Menuju Kedaulatan Pangan
Memahami tujuan besar Bulog adalah bersama mewujudkan kedaulatan pangan, berarti melakukan pekerjaan besar, dengan sumberdaya besar dan tentu saja pilihan Strategi yang jitu. Difahami bahwa kedaulatan pangan itu merupakan konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal. Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Mungkinkah Bulog mampu mewujudkan kedaulatan pangan ini  Kenapa tidak ! Sangat mungkin, apabila pilihan strateginya tidak salah. Kalau Bulog sendiri yang menjalankan mimpi ini, tentu saja mustahil dalam waktu singkat maupun panjang (?). Pilihannya adalah melibatkan seluruh stakeholders, terutama berbagai jaringan pemain dalam pemenuhan kedaluatan pangan ini.
Kalau demikian mungkin Strategi Aliansi menjadi pilihan yang cocok untuk dijalankan. Dengan strategi ini maka Bulog harus membangun kerjasama dengan semua pihak strategis yang terkait, mulai dari proses pensuplaian bahan baku, proses produksi, sampai pada distribusi. Dan tidak kalah penting adalah kerjasama dalam promosi besar-besaran produk unggulan bulog. Era pasar bebas, Bulog harus mensejajarkan produknya dengan produk-produk lainnya. Sehingga konsumen dapat memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Inilah masalah Perilaku Konsumen yang harus mampu dibaca dan diantisipasi oleh Bulog, dan diarena itulah sesungguhnya medan pertarungan dan persaingan bisnis berada. Yaitu merebut loyalitas konsumen untuk jangka panjang, kalau perlu untuk seumur hidup.
Dengan strategi aliansi maka kemungkinan itu bisa diatasi dengan efektif, terutama ketika bicara saluran distribusi yang sangat panjang untuk menjangkau sebanyak mungkin dan sejauh mungkin masyarakat Indonesia sebagai target pasarnya. Bekerja sama dengan semua Supermarket, Hypermarket, Minimarket, Midimarket, Koperasi maupun yang lainnya.