Mereka bisa bersaing dengan pemain besar karena mereka lebih lincah, lebih up-to-date dan yang paling penting struktur biaya mereka lebih kecil. Sehingga para pemain besar harganya akan lebih mahal dan barang yang mereka jual lebih mainstream (kurang personalized).
Dalam konteks Ekonomi Pancasila, hal ini dilihat sebagai kemajuan dari teknologi dan internet berhasil mewujudkan cita-cita Ekonomi Pancasila yang memberikan kesempatan kepada semua rakyat Indonesia untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Bukan hanya itu, teknologi dan internet juga berhasil melepaskan diskriminasi terhadap konsumen di daerah-daerah dan pedesaan.Â
Selama ini mereka tidak dapat mengakses barang-barang seperti orang yang berada di perkotaan. Mereka tidak punya mall dan pertokoan yang menjual barang-barang kebutuhan yang lengkap, sehingga menurut kami mereka juga mengalami ketidakadilan dari sisi aksesnya. Lebih dari itu, teknologi dan internet membuat penjual dapat mengurangi struktur biayanya sehingga dapat menjual harga yang lebih murah dan dapat terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia.
Access to Market
Pasar selama ini juga dikuasai oleh produsen-produsen besar yang bisa mengontrol supply seperti yang kami sebutkan di atas. Mereka cenderung dapat mempengaruhi pemerintah dikarenakan kepentingan negara yang besar dan dampak pemain-pemain besar terhadap ekonomi Indonesia. Dengan hadirnya teknologi dan internet, pelaku-pelaku usaha digital membuat disruption terhadap bisnis proses konvensional.
 Menurut McQuivey (Digital Disruption, 2014) Digital Disruptor menggunakan teknologi sebagai alat untuk menghantarkan value yang lebih cepat, murah dan efisien kepada konsumennya. Seperti di Amerika Serikat, kita melihat perusahaan-perusahaan besar seperti General Motor dan Walmart kehilangan pangsa pasarnya kepada perusahaan-perusahaan digital seperti Amazon dan Tesla.Â
Di Indonesia sendiri, pemain-pemain besar yang menguasai sektor retail sendiri sudah mulai tampak menderita dikarenakan pelaku-pelaku usaha digital. Pertarungan antara HI-Cost Retail vs LO-Cost Retail yang terjadi membuat pasar sekarang tidak bisa lagi dikuasai oleh pemain-pemain besar dengan skala ekonomi, supply chain management, dan kekuatan retail mereka.Â
Harga barang-barang produksi pelaku usaha digital lebih murah di pasar dan mereka bisa mengakses pasar dengan mudah di seluruh Indonesia dengan menggunakan internet dan teknologi. Pemerataan ekonomi sesuai dengan konsep Ekonomi Pancasila dibantu dengan kehadiran teknologi dan internet.
Dari sisi konsumen, dengan teknologi dan internet, pembeli dengan mudah mencari dan mendapatkan barang-barang yang mereka inginkan. Produsen besar ataupun jaringan retail tidak lagi menentukan apa yang kita mau, tapi kita bisa mencari apa yang kita butuh di internet dengan pilihan beragam dan harga terjangkau. Dengan begini terjadi efisiensi bagi penjual dan pembeli karena supply dan demand bertemu dengan menggunakan teknologi dan internet.
Sebagai tambahan penutup, digitalisasi yang terjadi dengan cukup cepat di Indonesia, berdampak positif untuk masyarakat Indonesia. Dengan semakin mudah nya pelaku usaha memasuki dunia usaha (low-entry barrier), dan memberikan akses kepada pasar yang selama ini di kuasai pemain-pemain besar dengan sekala ekonomi mereka, kini bisa di akses dengan menggunakan teknologi.Â
Maka, tujuan dari cita-cita ekonomi Pancasila terutama sila ke-5 keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia lebih cepat tercapai dengan teknologi dan internet.