Mohon tunggu...
Yuwono Setyo Widagdo
Yuwono Setyo Widagdo Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka overthinking kalo lewat jam 00.00

suka membaca,menulis dan menabung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konstruktivitas Geopolitik Energi dalam Bingkai Indo-Pasifik

4 Februari 2023   02:33 Diperbarui: 23 November 2024   02:02 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               Wacana konstruksi geopolitik dan geostrategi dikawasan melalui pergeseran kekuatan dari barat ke timur berdampak perebutan pola pandang dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Power Politics inilah yang mempunya tujuan memperluas dan mempertahankan pengaruhnya di Kawasan. Ditambah Prakarsa China dengan Jalur Suteranya (OBOR). Pemahaman tentang perkembangan geostrategi Kawasan baiknya diberikan sebuah gambaran tentang upaya-upaya suatu negara dalam prosesnya baik secara SDM ataupun Resourcesnya.

               Kei Koga, dalam sebuah tulisannya, "Japan's Indo-Pasific' Question: Countering China or Shapping a New Regional Order". Bisa dibilang hal itu menjadi penekanan pentingnya sebuah eksistensi dalam membentuk tataran regional pada sebuah aktualisasinya di Kawasan.

               Dalam scope geopolitik Indo-Pasifik lainnya yang berdampak langsung pada situasi energi dan keamanan adalah Jepang. Akibatnya, karena Jepang bertujuan untuk meningkatkan keamanan energinya, Jepang juga berupaya untuk meningkatkan situasi keamanannya secara menyeluruh guna menghadapi  kehadiran ekonomi dan militer China di wilayah tersebut.

               Jepang mempunyai kekhawatiran atas pengaruh status, dan keamanannya sendiri mungkin terancam. Oleh karenanya, Jepang mencoba meningkatkan pengaruh China dengan secara aktif membangun hubungan dengan negara-negara lain di kawasan dengan menciptakan sekutu dan mitra, meningkatkan hubungan perdagangan energi, dan melakukan investasi besar dalam proyek infrastruktur regional. Jepang menilai langkah China dalam mengklaim dan menggunakan kendali atas sebagian besar Laut China Selatan (LCS) sebagai ancaman yang sangat berbahaya terhadap keamanan Jepang serta wilayah kawasan.

                Sebagian besar pengiriman minyak mentah dan sejumlah besar pengiriman LNG yang ditujukan ke Asia Timur harus melewati Laut Cina Selatan. Dalam hal ini  data tercatat  sekitar  92 persen impor minyak mentah dan 50 persen impor LNG pada 2016 melalui SCS. 2 Selat Malaka menghubungkan LCS dengan Samudera Hindia dan merupakan Check point  utama di Asia, yang dilalui sekitar sepertiga pengiriman minyak mentah maritim dunia.

Kawasan ini merupakan sebuah tempat transit penting untuk berbagai jenis perdaganan termasuk LNG. Pada Selat Malaka, yang menghubungkan LCS serta Samudera Hindia merupakan asset penting dan negara-negara seperti China, Taiwan, Jepang dan Korea Selatan bergantung di wilayah ini.

               Pertikaian yang terjadi China dan Taiwan atau Amerika Serikat dan China di kawasan dapat mengganggu perdagangan internasional yang dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi status ekonomi global.

               Hubungan ekonomi tentu saja menjadi factor penting bagi aspek politic internasional. Dapat ditinjau dari perspektif domestic, ekonomi merupakan sumber kekuatan utama suatu negara yang berfungsi menyediakan sumber daya baik material dan intelektual.

               Hal ini yang menjadi inisiasi dari lahirnya sejumlah negara-negara di Kawasan seperti Amerika, Jepang,India bahkan Australia dengan melalui berbagai cara atau skema dalam bingkai konsep Indo-Pasific.

               Sama halnya dengan jepang, India juga menunjukan minat besarnya terhadap konsep geostrategi Indo-Pasifik. Tidak seperti negara lain yamg mengadopsi konsep Indo-Pasifik versi barat, pandangan India relative berbeda. India mendefinisikan mega-kawasan yang membentang jauh dari pantai Afrika hingga Amerika. Oleh karena itu prioritas India di Kawasan ini adalah membangun hubungan yang lebih serius dalam visi ekonomi-stratejik, tidak hanya dengan Asia Timur dan Tengara, tetapi juga dengan Kawasan di Samudera Hindia, Laut China Selatan(LCS)dan Pasific untuk memperkuat posisinya di Kawasan.

               Dengan letak geografis India sebagai Center of Excellence di Kawasan Indo-Pasific menjadikannya selalu berhati-hati dalam memperjuangkan inklusivitas agar tetap diterima oleh negara di seluruh wilayah Kawasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun