Mohon tunggu...
Yuyun Suminah
Yuyun Suminah Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru, penulis, pendongeng dan reporter

Seseorang yang memiliki hobi menulis dan membaca, aktivitasnya selain sebagai seorang guru, pendongeng, reporter di Komunitas Remaja Smart with Islam

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kencleng Kaleng

19 November 2024   09:39 Diperbarui: 19 November 2024   10:55 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Menata hati proses yang harus dijalani menerima ketentuanNya. Futur, semangat lagi, futur lagi semangat lagi seperti itulah Allah mengujiku. Tapi percaya dengan keyakinan bahwa Aku pasti bisa menjadi tamuNYA.

Bahkan dorongan mencari tahu ilmunya sudah dilakukan sebagai bentuk keseriusan betapa rindunya dan inginnya menjadi tamuNYA seperti membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan ibadah Umroh/Haji. Buku yang menuliskan perjalanan Umroh seseorang maupun ilmu-ilmu fiqihnya bahkan mencari tau lewat kajian offline maupun online. Karena hanya itu yang bisa dilakukan untuk memantaskan diri, berharap ini menjadi wasilah bagiku Amiin.

Sampai tiadanya sang Nenek, meninggal. Do'a dan ikhtiar menabung tersebut belum terkabul juga namun do'a itu masih kuyakini akan menjadi kenyataan tentu atas izin Allah entah kapan waktunya.

 Sampai aku berada dititik pasrah berdo'a meminta dengan serendah-rendahnya memohon mencurahkan isi hati, setiap kali memohon tak pernah bisa menahan air mata ini. Banjir. Menangis. "Apa yang harus Aku lakukan ya Allah?"

"Ya Allah, bila Kau izinkan Aku dan suami bisa menjadi tamuMu tanpa tergantung kepada orang-orang yang meminjam uang kami, tunjukan jalan rezeki lain dari arah tak disangka-sangka. Walaupun lisan ini terkadang ingin mengucapkan meminta untuk segera dikembalikan atau paling tidak dia tahu bahwa uang yang dipinjemnya itu tabungan kami untuk biaya Umroh". 

Tapi suami selalu melarangnya untuk tidak melakukan itu, beliau selalu bilang minta lagi sama Allah, berdo'a lagi jangan pernah tergantung kepada makhluk. Jika Allah menghendaki kita bisa berangkat tanpa dari uang yang mereka pinjam. Yakinlah. Dengan nada tegas penuh kepasrahan Kami ikhlas Ya Allah.

Ikhtiar tak menghianati hasil dengan keyakinan do'a, terus kulangitkan atas izinMu do'a puluhan tahun itu Allah ijabah, Ada detup hati yang sulit terungkap lelehan air mata entah sudah berapa banyak keluar tak tertahan. 

Tepat tanggal 25 Agustus 2024 Aku memenuhi undangan dariNYA bersama suami tercinta menginjakan kaki di kiblatnya umat Islam Masjidil Haram, Makkah untuk melaksanakan ibadah Umroh.

Dengan menabung selama 12 tahun lebih 7 bulan 26 hari Allah pun mengundang kami. Alhamdulilah ya Allah. Mudah bagi Allah tuk menggenapkan menjadi 60 juta biaya kami berdua. Alhamdulilah ya Allah.

Bila kita yakin dengan do'a yang kita mohonkan kepadaNya. Yakinlah bahwa Allah akan mengabulkannya, berusahalah dengan maksimal, berdoa lagi, berusaha lagi terus sampai Allah bilang cukup. Tawakal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun