Mohon tunggu...
Yunriza
Yunriza Mohon Tunggu... Guru - Belajarlah dari kegagalan, jangan jadi pecundang

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Dia Pun Layak Bahagia"

31 Desember 2020   22:04 Diperbarui: 31 Desember 2020   22:10 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                        *****

Tahun berganti, akhirnya Zaimar sampai juga ke kelas enam, namun dia tidak di ikutkan ujian Nasional karena memang dia tidak terdaftar sebenar nya di sekolah tersebut. Yang  kala itu masih EBTA/EBTANAS. Dengan tamat nya teman-teman seangkatan nya dia juga merasa sudah selesai sekolah nya. Ilmu yang di dapat dari sekolah nya hanya sebatas bisa menulis nama sendiri dan nama-nama teman dekat itu saja.

Hubungan ku dengan nya tetap terjalin baik, meskipun aku tidak di kampung lagi, namun sesekali apabila aku pulang kampung aku selalu menyempatkan diri untuk menemui nya. Terlihat kerinduan di mata nya apabila aku lama tidak pulang.

Jika pulang aku sering mengajaknya jalan, walau sekedar makan bakso dia sudah sangat senang. Pernah juga dia meminta ku untuk membuatkan foto dirinya yang dibingkai besar, aku mewujudkan keinginan nya tersebut. Dan juga keinginan nya pergi ke kota, aku membawa ikut serta dirinya.

Aku membawanya jalan ke mall, sangat terlihat mata nya berbinar saking senang nya, menikmati lampu-lampu di jalanan kota yang belum pernah dia lihat kala di kampung. Keinginan nya yang paling tidak bisa aku kabulkan adalah keinginan nya untuk menikah dan berumah tangga.

Kadarullah, jika Allah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin bagi NYA. Tepat nya September tahun 2018, Allah mempertemukan seorang lelaki yang senasib dengan nya yakni tuna wicara. Aku sangat terharu sekaligus senang mendengar kabar tersebut.

Bisa jadi ini kebahagiaan yang akan selalu  dia kenang bahkan seumur hidup nya. Mendengar kabar bahwa Zaimar mau menikah saja, bisa dibilang sekampung gempar seolah-olah artis yang akan menikah saking heboh nya. Mungkin hal ini termasuk aneh dan sebagian besar masyarakat termasuk aku yang sangat ingin menyaksikan dan ikut andil dalam acara tersebut.

Jadilah acara pernikahan tuna wicara pertama di kampung tersebut. Dan untung nya keluarga tidak mengeluarkan biaya pesta sedikitpun karena masyarakat yang menanggung dan menyumbang semua perlengkapan acara pesta nya.

Menjadi raja dan ratu sehari, itulah keinginan nya sedari dulu. Kulihat dari sorot matanya yang kelihatan begitu bahagia menjelang hari H. Perlengkapan  baju pengantin, make up dan musik semua gratis. Aku yakin peristiwa bersejarah itu akan selalu dikenang oleh setiap insan yang menyaksikan nya.

Dan itu akan menjadi kenangan terindah yang tak kan pernah dilupakan, aku yakin. Setelah menikah, dia ikut suami nya yang berbeda tempat tinggal dengan ku, beberapa bulan setelah mereka menikah,aku dapat kabar bahwa dia keguguran, Allah maha tahu segalanya. Bulan November kemaren terakhir aku bertemu dengan nya. Katanya dia sangat menginginkan seorang anak. Allahualam ...  

Doa ku selalu menyertai mu Zaimar dan suami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun