Mohon tunggu...
Yuni Tri Darmayanti
Yuni Tri Darmayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAILM, Fakultas Dakwah, Prodi Ilmu Tasawuf

insan akademik sufistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gass! Metode Psikoterapi Islam ala Triyani: Nge-Boost Mental dan Bikin Hidup Makin Oke

16 Desember 2023   18:30 Diperbarui: 16 Desember 2023   18:55 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang terus berkembang, bentuk-bentuk terapi tidak hanya bersumber dari ilmu kedokteran atau psikologi konvensional. Dunia psikoterapi telah memasuki ranah Islami dengan daya tariknya sendiri. Triyani Pujiastuti memperkenalkan konsep psikoterapi Islam yang tak hanya memandu spiritualitas, tapi juga memeluk keseluruhan kesehatan manusia. Bagaimana metode ini mengguncang paradigma kita terhadap terapi dan kehidupan sehari-hari?

1. Shalat: Terhubung dengan Tuhan, Terhubung dengan Diri Sendiri

Shalat bukan hanya sekedar ritual ibadah harian; ia adalah perjumpaan dengan Yang Maha Kuasa yang menghidupkan makna hidup. Dalam setiap gerakannya, dari mulai berwudhu, takbiratul ihram hingga salam, shalat mengandung manfaat kesehatan yang menakjubkan. 

Shalat mengajarkan disiplin dan meningkatkan kesadaran diri, memberikan efek menyeluruh pada kesehatan fisik dan mental. Manfaatnya antara lain; membersihkan tubuh dari kotoran, menjaga kebersihan, meredakan stres, meningkatkan relaksasi, memberikan ketenangan pikiran dan jiwa. Melaksanakan salat dengan khushu' (khusyuk) dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Wah, siapa sangka, setiap gerakan dalam salat membawa berkah bukan hanya rohaniah, tapi juga fisik!

2. Puasa: Lebih dari Sekadar Menahan Lapar

Puasa, yang selama ini kita kenal sebagai bentuk ibadah dan detoksifikasi tubuh, ternyata memiliki dampak jauh lebih dalam. Tidak hanya menahan lapar, puasa berperan dalam pengembangan kecerdasan, kontrol emosi, dan peningkatan kualitas spiritualitas. Metode ini menjadi lapisan perlindungan bagi kesehatan mental dan fisik kita.

Puasa bukan hanya berhenti pada menahan makan, tapi juga menahan marah dan memupuk kecerdasan!

3. Zakat: Memberi dengan Cinta, Membersihkan Jiwa

Zakat bukan sekadar kewajiban sosial; ia adalah pelajaran kasih dan kepedulian. Dengan memberi sebagian harta kepada yang membutuhkan, kita tidak hanya mengurangi kesenjangan sosial, tapi juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat negatif. Nilai-nilai sederhana, rasa cinta, dan persaudaraan yang diusung zakat juga berperan dalam menjaga stabilitas sosial.

Memberi zakat bukan hanya menolong yang membutuhkan, tapi juga menolong diri kita sendiri dengan membersihkan jiwa!

4. Haji: Perjalanan Spiritual yang Mengubah Hidup

Haji bukan sekadar perjalanan fisik ke Baitullah; ia adalah perjalanan hati dan jiwa. Selama ritual haji, konsep persamaan sosial dan persaudaraan Muslim menjadi terasa nyata. Energinya bukan hanya dalam fisik, tapi juga dalam memberdayakan rohaniah dan ketundukan pada kehendak Tuhan.

Haji bukan cuma sekadar ziarah; itu adalah perubahan hidup yang membentuk jiwa kita!

5. Kesabaran: Kunci Ketenangan Hidup

Sabar bukanlah tanda kelemahan; malah, ia adalah kunci kebahagiaan. Al-Qur'an menegaskan pentingnya bersikap sabar dalam menghadapi ujian hidup. Kesabaran membentuk kepribadian, membangun ketangguhan dalam mengatasi masalah, dan memberikan ketenangan dalam setiap cobaan.

Kesabaran, selain melatih, juga membawa kebahagiaan dan kekuatan batin!

6. Dzikir dan Doa: Terapi Spiritual yang Tidak Terputus

Dzikir dan doa adalah metode spiritual sehari-hari yang membuka pintu menuju kesehatan pikiran dan jiwa yang lebih baik. Tidak hanya sekadar ritual, mereka menciptakan kesadaran tentang kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. Ini adalah meditasi transendental yang memberikan ketenangan dan kesehatan holistik.

Dzikir dan doa, bukan sekadar kata-kata, tapi juga jendela ke kehadiran Tuhan dalam hidup kita!

7. Taubat: Penawar untuk Jiwa yang Terluka

Taubat bukan hanya permintaan maaf; ia adalah penawar bagi jiwa yang terluka. Dalam merengkuh taubat, seseorang bukan hanya memohon ampun, tapi juga melepaskan beban dosa dan menyucikan jiwa. Ini adalah langkah tulus menuju penyembuhan fisik dan psikis.

Taubat bukan sekadar kata, tapi juga langkah nyata menuju kehidupan yang lebih bersih dan suci!

Dengan demikian, kita telah merenungkan bersama tentang metode psikoterapi Islam yang unik ini, yang dipersembahkan oleh Triyani Pujiastuti. Dalam perjalanan spiritual ini, kita menyusuri langkah-langkah salat yang bukan hanya ibadah, tetapi juga terapi holistik menyeluruh. Puasa, dengan segala kebijaksanaannya, tidak hanya memberikan manfaat fisik dan mental, tetapi juga membuka pintu bagi terapi jiwa. Zakat, dalam segala kemurahan, tak hanya membersihkan harta, tetapi juga jiwa. Perjalanan haji, selain sebagai ibadah, menjadi sumber energi rohani dan persamaan sosial.

Kesabaran, teruji dan terbentuk dalam ujian, ternyata adalah kunci menuju kebahagiaan yang hakiki. Dzikir, dengan segala bentuknya, menjadi meditasi transendental yang membimbing menuju ketenangan batin. Doa, bukan hanya permohonan, tetapi juga terapi psikologis yang menghadirkan damai dan ketenangan. Dan diakhir, taubat, obat penawar terampuh untuk beban perasaan berdosa. 

Dalam membaca artikel ini, kita tidak hanya menyelami pesona psikoterapi Islam, tetapi juga menggali hikmah-hikmah yang mungkin telah lama terpendam dalam diri kita. Jangan lewatkan untuk mengeksplorasi lebih dalam melalui karya monumental Triyani Pujiastuti, di mana ia membimbing kita melewati lorong-lorong tergelap menuju cahaya kebenaran diri. Selamat membaca dan menemukan potensi sejati dalam diri Anda melalui "Psikoterapi Islam".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun