Mohon tunggu...
Yuni Tri Darmayanti
Yuni Tri Darmayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAILM, Fakultas Dakwah, Prodi Ilmu Tasawuf

insan akademik sufistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Buku "Hidup Itu Harus Pandai Ngegas dan Ngerem" karya Cak Nun

14 Desember 2022   22:58 Diperbarui: 14 Desember 2022   23:05 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. Latar Belakang

1. Fakta tentang pengarang

Penulis: Emha Ainun Nadjib (Cak Nun)

Emha Ainun Najib, kerap disapa Cak Nun. Nama tersebut seolah-olah sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Sosok Intelektual Islam Indonesia yang juga kerap dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, sastrawan. Tidak hanya itu, beliau tidak jarang menyampaikan gagasan-gagasannya dalam bentuk puisi, essai, cerpen dan lainlain dalam berbagai jenis media, salah satunya buku.

Oleh karena itu, Cak Nun juga dikenal sebagai penulis karena berbagai karya tulisnya yang berisikan nasihat-nasihat arif, berbagai pesan yang disampaikan dalam bahasa yang hangat dan mudah dipahami. Salah satunya buku yang akan saya ulas ini, yaitu Hidup Itu Harus Pintar Ngegas & Ngerem.

2. Deskripsi buku secara fisik

Judul Buku: Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem

Ukuran: 14cm x 21cm

Tebal Halaman: 230 Halaman

Penerbit: Noura Books

Tahun terbit : 2016

3. Tujuan, bahan, metode, dan segi lain

Buku ini, sangat relevan karena banyak persoalan yang dekat dengan sekitar kita, terlebih persoalan agama yang ada hubungannya dengan sosial dan kemasyarakatan yang kerap diresahkan banyak orang. Seperti contohnya, perbedaan aliran agama Islam dan pemahaman ditengah masyarakat yang sering kali menimbulkan permusuhan sesamanya.

Buku ini berisi kumpulan nasihat-nasihat Emha Ainun Nadjib yang diambil dari bait-bait ceramahnya yang membahas dengan berbagai pendekatan, apakah itu budaya, politik, kearifan lokal, tafsir, atau bahkan sains.

4. Ringkasan ikhtisar buku

Pada buku ini, beliau banyak menyampaikan nasihat-nasihat kearifan lokal. Kearifan merupakan suatu kebijaksanaan atau cendikiawanan. Buku ini berisikan petuah-petuah islami, dikemas dalam bahasa yang membumi sehingga mudah dicerna oleh semua kalangan. Karena Penjelasan yang dibarengi dengan contoh keseharian menjadi salah satu daya tarik pembaca supaya lebih mudah memahami. 

Kenapa hidup harus ngegas & ngerem? Kita akan semakin menyadari kalo hidup memang adakalanya ngegas, adakalanya ngerem. Manusia diberkahi akal oleh Tuhan, sehingga kita (seharusnya) bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Jika sudah tahu itu mudharat, kita harus ngerem. Sebaliknya, kita harus ngegas dalam hal kebaikan dan mencari ridho-Nya. Jangan lupa ngerem diri dalam bertingkah laku supaya tidak menjadi manusia yang merugi.

Jadi, jangan berbuat baik tapi mengeluh apalagi merasa berat. Kesulitan sekalipun ada nikmatnya. Ketika kita stress dan merasa dunia runtuh, cari kenikmatannya, cari rahmat-Nya. Dari situlah kita belajar nikmatnya sabar dan kuat menghadapinya.

B. Jenis Buku

1. Genre buku

Buku ini termasuk genre non fiksi

2. Bidangnya tertentu atau umum 

Salah satu poin utama yang dibeberkan Cak Nun dalam bukunya ini ialah persoalan totalitas dalam beragama.

C. Keunggulan Buku

1. Organisasi buku/ sistematikanya

Buku ini berisi kumpulan nasihat-nasihat Cak Nun. Ada 11 bab dalam buku ini. Yang satu babnya menghabiskan sekitar 20 halaman.

2. Isi buku

Di antaranya ada Gusti Allah Siap Memberi Ampunan, Belajar Ilmu Ashhabul Kahfi, dan Hidup itu Harus Belajar Ngegas dan Ngerem.

Berikut adalah beberapa pesan dari Cak Nun dalam buku "Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem":

a. Ada salah satu nasihatnya. Manusia itu jangan merasa paling benar. Sejatinya, kita ini sama-sama sedang mencari kebenaran. Dalam mencari tentu saja kita banyak salahnya.

Makanya, daripada saling ribut mencari siapa yang benar, mending kita sama-sama mencari kebenaran.

Posisi manusia tidak di "adalah", tapi di "semoga". Tidak di "pasti", tapi di "insya Allah". Posisi kamu itu insya Allah. Seumur hidup, ya isinya hanya insya Allah, dan semoga; siapa tahu. (hlm 28)

b. Kita tidak disuruh panen. Kita disuruh menanam. Karena itu, jangan pernah berhenti menanam. (hlm 33)

Makna dalam pesan ini yaitu, Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses, yang dituntut oleh Tuhan adalah, kita berjuang tanpa henti sampai titik darah penghabisan.

Contohnya seperti berdagang, apakah kita tahu kedepannya akan laku atau bahkan sukses? tentunya jawaban itu hanya Allah yang dapat menentukan. Kita sebagai hambanya sepatutnya terus berusaha dengan cara yang benar dan halal serta tidak lupa untuk berikhtiar atau menyerahlan segalanya kepada Allah SWT.

Beberapa pesan yang saya tulis diatas hanya sebagian kecil pesan dan nasihat Cak Nun dalam buku ini. Sebaliknya, ada lebih banyak nasihat-nasihat yang disampaikan Cak Nun dengan berbagai pembelajarannya yang terkesan tidak menggurui. Banyak hal pada karya Cak Nun ini yang dapat membentuk bahkan merubah pola pikir kita tentang toleransi, menghadapi cobaan dan ujian dalam hidup, mensyukuri hidup, dan masih banyak lagi yang bermanfaat.

3. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakannya ringan. Jika sudah pernah nonton ceramah-ceramah Cak Nun pasti akan hafal dengan gaya bicaranya. Demikian pula dalam buku ini, kita seakan-akan diajak diskusi bareng dan berhadapan secara langsung.

Misalnya ketika membahas masalah tasawuf yang berkaitan dengan syariat, tarekat, hakikat, dan ma'rifat, Cak Nun menjelaskannya melalui pendekatan yang sederhana, dan menggunakan analogi kegiatan sehari-hari yang mudah dipahami.

4. Komentar -- komentar para pakar

Gus Candra Malik (pengasuh Pasulukan Tarekat kab. Sukaharjo, Jawa tengah; seorang sastrawan, wartawan, penulis, penyanyi lagu religi) mengatakan "Cak Nun itu menyampaikan kabar langit dengan bahasa yang membumi."

5. Penampilan Buku

First impression ketika melihat covernya sangat bagus dan menarik. Warna hijau muda dan dipadu dengan gambar ilustrasi Cak Nun dengan posenya yang khas.

Dari halaman awal, kita akan diajak memasuki buku dengan penuh warna. Buku ini mempunyai desain layout yang cantik. Dari mulai pemilihan ilustrasi, warna, sampai bentuk fontnya pun semua cantik. Ini membuat pembaca tidak jenuh

Lalu ada beberapa kalimat-kalimat yang penting atau quotable sudah di highlight sendiri dari penerbitnya. Jadi tampilan isi buku ini memang menarik. Membuat bukunya tidak monoton.

D. Kekurangan Buku

* Ada beberapa halaman yang kosong, entah secara sengaja disediakan untuk catatan pembaca atau memang sengaja dikosongkan.

* Kita harus paham hakikat tulisan ini mengarah kemana, jangan ditelan mentah-mentah agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Harus merenungkan apa maksud dari tulisan tersebut terlebih dahulu. Pembaca harus membuka pikirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun