b. Kita tidak disuruh panen. Kita disuruh menanam. Karena itu, jangan pernah berhenti menanam. (hlm 33)
Makna dalam pesan ini yaitu, Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses, yang dituntut oleh Tuhan adalah, kita berjuang tanpa henti sampai titik darah penghabisan.
Contohnya seperti berdagang, apakah kita tahu kedepannya akan laku atau bahkan sukses? tentunya jawaban itu hanya Allah yang dapat menentukan. Kita sebagai hambanya sepatutnya terus berusaha dengan cara yang benar dan halal serta tidak lupa untuk berikhtiar atau menyerahlan segalanya kepada Allah SWT.
Beberapa pesan yang saya tulis diatas hanya sebagian kecil pesan dan nasihat Cak Nun dalam buku ini. Sebaliknya, ada lebih banyak nasihat-nasihat yang disampaikan Cak Nun dengan berbagai pembelajarannya yang terkesan tidak menggurui. Banyak hal pada karya Cak Nun ini yang dapat membentuk bahkan merubah pola pikir kita tentang toleransi, menghadapi cobaan dan ujian dalam hidup, mensyukuri hidup, dan masih banyak lagi yang bermanfaat.
3. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakannya ringan. Jika sudah pernah nonton ceramah-ceramah Cak Nun pasti akan hafal dengan gaya bicaranya. Demikian pula dalam buku ini, kita seakan-akan diajak diskusi bareng dan berhadapan secara langsung.
Misalnya ketika membahas masalah tasawuf yang berkaitan dengan syariat, tarekat, hakikat, dan ma'rifat, Cak Nun menjelaskannya melalui pendekatan yang sederhana, dan menggunakan analogi kegiatan sehari-hari yang mudah dipahami.
4. Komentar -- komentar para pakar
Gus Candra Malik (pengasuh Pasulukan Tarekat kab. Sukaharjo, Jawa tengah; seorang sastrawan, wartawan, penulis, penyanyi lagu religi) mengatakan "Cak Nun itu menyampaikan kabar langit dengan bahasa yang membumi."
5. Penampilan Buku
First impression ketika melihat covernya sangat bagus dan menarik. Warna hijau muda dan dipadu dengan gambar ilustrasi Cak Nun dengan posenya yang khas.