Pendemi Covid-19 yang marak akhir-akhir ini berdampak pada semua kegiatan di luar rumah seperti pendidikan, pekerjaan dan kegiatan lainnya. Banyak yang harus menjadi korban akibat pandemi ini, masyarakat di himbau untuk tetap berada dirumah saja dan melaksanakan semua kegiatan dari rumah.Â
Pemerintah membuat berbagai kebijakan guna meminimalisir penyebaran wabah Covid-19, salah satunya membuat kebijakan WFH (Work From Home) yang berarti bekerja dari rumah.Â
Secara umum biasanya work from home dilakukan oleh karyawan yang memiliki jam kerja di luar kantor, entah dari rumah, caf atau tempat-tempat yang mereka inginkan. Sistem kerja WFH ini memiliki fleksibilitas yang tinggi. Namun saat ini Work From Home justru menjadi solusi untuk mengurangi risiko penularan wabah Covid-19.
Penerapan kebijakan Work From Home di masa pandemi coronavirus ini menjadi tantangan tersendiri pada perusahaan dan para pekerja untuk secara cepat dapat beradaptasi dengan pola kerja baru. Selain itu kebijakan penerapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga memperkuat adanya WFH ini.
Namun, tidak semua profesi dapat melaksanakan kebijakan WFH ini. Beberapa profesi harus tetap bekerja di luar rumah dan menjalankan pekerjaannya dengan normal. Hal ini tentu menjadi suatu tantangan tersendiri bagi mereka yang tetap aktif bekerja di tengah maraknya pandemi covid-19.Â
Kegalauan pada sejumlah profesi ini sangat terasa, saat satu sisi mereka takut terjangkit coronavirus namun di sisi lain mereka harus tetap menjalankan pekerjaan dengan professional. Berikut beberapa profesi yang mustahil bekerja dari rumah atau bahkan bisa kehilangan pekerjaan akibat dampak coronavirus:
Dokter dan Perawat
Image (Instagram @novendra.15)
Jika kebijakan WFH diberlakukan untuk menekan angka penyebaran coronavirus, maka kebijakan ini tidak berlaku untuk dokter, perawat dan tim medis lainnya.Â
Namun sebaliknya justru saat ini merekalah yang menjadi garis terdepan untuk menangani pandemi coronavirus. Tentu pekerjaan ini tidak bisa dilakukan dirumah saja, mereka akan sibuk menangani pasien di rumah sakit ataupun layanan kesehatan lainnya.
Wartawan dan Pekerja Media
Kebijakan Work From Home juga tidak bisa dilakukan oleh profesi ini, sebab pekerja media dituntut untuk selalu memberikan informasi terbaru mengenai perkembangan apa saja yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, begitupun dengan wartawan yang harus turun ke lapangan untuk mencari berita yang akan di tayangkan.
Profesi ini sangat sulit jika harus dilakukan dirumah saja, beberapa perusahaan mungkin memilih untuk mengurangi jam kerja untuk meminimalisir penyebaran coronavirus ini.
Seperti halnya yang dilakukan oleh salah satu stasiun radio swasta di kabupaten Jember.
PT. Radio Suara Akbar ini menerapkan kebijakan untuk mengurangi jam operasional.
Program Director Akbar FM membuat kebijakan untuk mengurangi jam siaran dan menghapus beberapa program acara.
Kendati begitu, ia berharap pandemi ini segera berakhir karna berdampak besar pada progress program acara di PT. Radio Suara Akbar.
"Saya menerapkan kebijakan untuk mengurangi jam kerja agar temen-temen penyiar juga gak terlalu lama ada diluar rumah, yaaa semoga aja segera berakhir pandemi ini karena pengaruhnya besar untuk progress program acara di Akbar FM," imbuhnya.
Sopir Angkutan dan Tukang Ojek

Profesi yang satu ini sangat mustahil jika ikut melaksanakan kebijakan Work From Home. Tidak hanya mustahil bahkan para tukang ojek online maupun pangkalan mengaku bahwa kehilangan pelanggan mereka.Â
Tidak ada pelanggan yang minta di antar ataupun di jemput karena adanya larangan untuk berpergian keluar rumah. Hal ini tentu berdampak besar bagi para tukang ojek yang menopangkan hidupnya pada penghasilan ojek.
Melihat situasi saat ini, salah seorang tukang ojek online Dimas (31), mengaku bahwa pendapatannya anjlok semenjak pandemi dan semenjak diterapkannya Work From Home bahkan dalam sehari ia bisa tidak mendapatkan penghasilan sama sekali.
Dimas yang menjadi tulang punggung keluarga dengan dua orang anak ini mengaku sangat terdampak dengan adanya kebijakan Work From Home, ia juga beranggapan bahwa kebijakan ini bisa mematikan profesi sopir ojol. Kondisi yang sering kali sepi penumpang membuatnya pulang tanpa membawa penghasilan hingga harus berhutang untuk makan keluarganya.
"gimana ya, kalau menurut saya dengan adanya kebijakan ini, profesi ojol bisa-bisa mati, orderan sepi dan orang-orang juga takut mau keluar rumah karena pandemi ini. Sedangkan saya hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaan ini," ucapnya.
Tidak hanya tukang ojek online, nasib yang sama juga tentu dirasakan oleh sopir bus, sopir taksi dan sopir-sopir lainnya yang kesulitan mendapatkan penumpang karena pandemi coronavirus.
Beberapa contoh profesi di atas memerlukan perhatian lebih dari pemerintah, ketika benar-benar menerapkan kebijakan lockdown, pemerintah pusat harus memikirkan warganya lantaran akan mempengaruhi sejumlah profesi. Hal ini juga menjadi pembelajaran untuk kita lebih kreatif lagi saat masa pandemi untuk keberlangsungan hidup yang layak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI