Berdasarkan pemetaan Kemendikbuddiperoleh data bahwa 75% sekolah di Indonesia tidak terpenuhi standar layak minimal pendidikan, hal ini dilakukan pemetaan terhadap 40.000 sekolah di Indonesia. Disamping itu dari hasil uji kompetensi terhadap 460.000 guru diperoleh data bahwa skor yang diperoleh rata-rata hanya mencapai 44,5 sementara kriteria standar minimal yang ditetapkan adalah 70.(Baswedan;2014).Banyak yang tidak menempuh pendidikan, selanjutnya ada lagi yang menempuh pendidikan tetapi hanya sampai pada tingkat Sekolah Dasar (SD) kemudian tidak melanjutkan lagi ke tingkat atas. Berdasarkan data di atas, masyarakat terpencil di Kampung Manceri yang usia wajib sekolah tetapi tidak bersekolah, disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti kesadaran dari warga masyarakat akan pentingnya pendidikan sangat rendah, orang tua dominan mengarahkan anaknya bekerja untuk mendapatkan uang, iniberakibat rendahnya motivasi anak dalam melanjutkan studinya.Faktor lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan. Apabila anak-anak berada dilingkungan yang terdapat banyak anak-anak putus sekolah maka anak tersebut akan terpengaruh oleh perbuatan maupun tindakan anak yang putus sekolah. Terpencil atau tertinggal adalah letak sekolah yang sulit dijangkau. Alasan berikutnya adalah kurangnya fasilitas dan hiburan. Hallain yang juga butuh perhatian adalah terkait kualitas guru.
Menurut  Cambell dan Yates (2011) didapati bahwa para guru cenderung memilih tempat untuk mengajar dan paling banyak pilihannya mengajar diperkotaan. Pada umumnya guru di wilayah terpencil adalah guru yang tidak sesuai dengan bidang  keahliannya, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan maksimum. Misran Syaifullah (2014) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa Banyak anak - anak petani yang tidak meneruskan pendidikan mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Kebanyakan dari mereka hanya menempuh pendidikan setingkat SD- SLTP, hal ini disebabkan oleh berbagai alasan seperti pendidikan yang diperoleh selama SD sudah cukup dan kendala pendidikan seperti masalah ekonomi, minat anak yang kurang, perhatian orang tua yang rendah, serta budaya.
      Keluarga petani banyak yang mempunyawawasankalau pendidikan itu kurang penting, yang mengakibatkan anak-anak mereka banyak yang berhenti sekolah. Keadaan lingkungan dan kondisi masyarakat di daerah terpencil, salah satu penghambat berlangsungnya proses pendidikan. Di daerah tersebut belum banyak adanya pembangunan seperti di daerah perkotaan, yaitu pembangunan jalan (perbaikan jalan), sehingga alat transportasi sulit menjangkaunya. Belum lagi kondisi jalan yang berkelok-kelok dan tanjakan yang memperburuk kondisi untuk mejangkau Sekolah tersebut. Berbagai dampak dari masalah muncul seiring dengan memanasnya masalah pendidikan yang dialami oleh daerah terpencil. Akibat dari permasalahan diatas, maka meningkatnya kualitas pendidikan di wilayah pedalaman menjadi terhambat. Pudjiastuti (2021) dalam analisis nya menyampaikan bahwa perlu memahami falsafah hidup sebagai landasan kearifan local masyarakat, dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna memperoleh informasi yang aktual tentang potret pendidikan di daerah terpencil.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi objek penelitian atau situasi sosial yang dapat
diamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu. (Sugiyono (2013 : 25) mengatakan bahwa membatasi penelitian merupakan upaya pembatasan dimensi masalah atau gejala agar jelas ruang lingkupnya dan batasan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada Pengaruh Pendidikan terhadap Kualitas
anak-anak pedalaman dilihat dari sudut pandang pemberian pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan juga kondisi wilayah yang ada di pedalaman serta pengaruh pendidikan bagi anak di pedalaman. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan dengan literatur. Analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menyimpulkan data.
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari hasil literatur faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan masyarakat terpencil di daerah tersebut antara lain terdapat empat faktor: (1) kesadaran akan pentingnya pendidikan, (2) ekonomi, (3) lingkungan dan (4) faktor jarak antara rumah dan sekolah, empat factor ini adalah penyebab utama sehingga masyarakat di pedalaman banyak yang tidak menempuh pendidikan serta putus sekolah. Pandangan ataupun respon masyarakat terpencil terhadap pentingnya pendidikan masih rendah, hal ini tampak dari kepedulian. Masyarakat untuk menyekolahkan anaknya belum menjadi  suatu prioritas utama.
- Cara pandang inilah yang kemudian dapat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum memperoleh pendidikan dan sebagian sudah  memperoleh pendidikan dasar (SD), akan tetapi mereka kesulitan melanjutkan studi mereka. Orang tua mereka hanya berfikir bahwa anak- anak cukup bisa menulis dan membaca serta bisa membantu menyelesaikan pekerjaan rumah dan kebun, hal ini sudah lebih dari cukup. Hambatan lain yang di hadapi masyarakat kampung Manceri ialah tidak adanya sarana dan fasilitas yang memadai serta tidak adanya dana yang cukup untuk melanjutkan sekolah,  sebagaimana yang diungkapkan Yosada (2017) dan Ginting (2016) dalam hasil penelitiannya
- Pada umumnya, di wilayah pedalaman hanya ada Sekolah Dasar ataui MI dan beberapa    sudah terdapat sekolah menengah pertama atau MTs. Sedangkan, sekolah lanjutan tingkat atas (setara SMA) biasanya ada di kabupaten. Faktor ini juga yang menyebabkan masyarakat daerah terpencil enggan untuk sekolah. Pada hal pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kompetensi, membentuk karakterdan peradaban suatu bangsa yang memiliki martabat untuk mencapai tujuan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, sebagaimana diungkapkan Bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikannya.
- Solusi dalam meningkatkan motivasi orang tua untuk menyekolahkan putra/putrinya    sampai ke pendidikan tingkat atas, disadari begitu besar peranan pendidikan untuk umat manusia untuk mengarahkan kehidupannya pada kesejahteraan untuk selayaknya semua manusia mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan, baik dalam pendidikan keluarga maupun pendidikan yang diperoleh secara formal, yang mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan, pada proses pendidikan tidak membedakanberlatar belakang apa asal usul para siswa, apakah keluarga petani, pegawai, semua memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan bagi dirinya selain pendidikan juga merupan perintah Allah untuk menuntun hidup manusia supaya hidupnya akan lebih membaik, lebih bahagia dan sejahtera. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari orang tua dan upaya dari pemerintah untuk mendukung berlangsungnya pendidikan.
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Pendidikan di pedesaan:
- Faktor kesadaran akan pentingnya pendidikan. Kesadaran akan pentingnya pendidikan yang sangat rendah berakibat banyak anak yang tidak sempat mengenyam pendidikan, cara berfikir masyarakat terpencil, yang lebih mengutamakan bekerja demi menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak terlalu memperhatikan pendidikan anak. Disamping itu, didukung oleh anak-anak di pedesaan. Juga apatis terhadap pendidikan. Tidak ada motivasi dari keluarga untuk memberikan pemahaman terkait pentingnya pendidikan terhadap anak. Sebagaimana diungkapkan oleh Handre, Sullivan dan Crowson (2009) bahwa para siswa tidak mengetahui mengapa mereka harus ke sekolah.Hal ini berdampak, pendidikan tidak dipandang penting oleh anak. Kesadaran akan pendidikan, perlu ditumbuhkan dalam diri anak, bahwa pendidikan sangat penting bagi manusia karena berkaitan langsung dengan berbagai kebutuhan pokok manusia akan sulit berkembang tanpa pendidikan, pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki, karena memiliki pendidikan maka individu akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.
- Faktor ekonomi
- Faktor ekonomi juga menjadi penyebab anak putus sekolah. Mata pencaharian masyarakat di pedalaman dominan menjadi petani, di mana pada umumnya sebagai petani ladang. Hasil panen berupa padi, dan sayur- sayuran. Pendapatan masyarakat petani setiap panen bergantung pada lahan yang diolah. Penghasilan yang didapat terkadang tidak sesuai dengan yang keluarkan saat pengolahan maupun perawatan, pemupukan sampai panen. Dengan pendapatan yang demikian tentunya sangat mempengaruhi kehidupan keluarga apalagi bagi yang mempunyai anggota keluarga banyak, maka otomatis kebutuhan ekonomi keluarga menjadi besar juga. Penghasilan yang didapat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang semakin meningkat sehingga sangat sulit bagi mereka untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Pada kondisi tersebut orang tua mesti memilih jalan untuk memberhentikan anaknya sekolah dan meminta mereka agar menolong orang tua mengatasi agar dapat terpenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Faktor lingkungan
- Lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di pedalaman. Kondisi lingkungan yang parah disebabkan banyaknya anak putus sekolah dengan usia mereka rata-rata hampir sama sehingga sangat mudah saling mempengaruhi perkembangan anak, karena mereka disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Lingkungan pergaulan yang juga mempengaruhi anak untuk tidak melanjutkan sekolah salah satunya adalah anak yang sering bergaul dengan anak-anak yang tidak sekolah yang pikirannya bagaimana cara mendapatkan uang, hal ini akan mempengaruhi perilaku anak untuk ikut dalam dunia kerja.
- Faktor jarak antara rumah dan sekolah
- Sarana pendidikan di pedalaman sangat terbatas yaitu hanya ada satu Sekolah Dasar (SD) dan satu MI di wilayah Kelurahan, dan satu buah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP),dan sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang berada di Ibu Kota yang jauh dari rumah-rumah masyarakat. Dan itu salah satu yang menyebabkan anak males mau melanjutkan ke jenjang SMP, selain itu keadaan jalan yang menuju ke sekolah sangat sulit untuk dilewati pada saat musim hujan karena jalan menjadi lumpur dan licin.
Â
KESIMPULANÂ
Pengaruh pendidikan pada anak-anak di pedalaman sangatlah penting dan berpengaruh pada kualitas anak, hal tersebut hal ini tampak dari tingkat kepedulian mereka pada pendidikan bagi putra- putrinya masih rendah. Masih banyaknya anak usia sekolah yang tidak melanjutkan studinya. Pemikiran orang tua yangberanggapan bahwa pendidikan tidak menjadi prioritas, orang tua lebih mengutamakan putra/putrinya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tingkat pendidikan masyarakat pedalaman yang rendah disebabkan oleh rendahnya kesadaran orang tua terkait  pentingnya pendidikan bagi anak, serta rendahnya kemampuan ekonomi keluarga, hal ini berakibat pada pendidikan itu dirasakan begitu mahal. Selain itu, faktor lain yang menjadi sebab anak- anak tidak dapat melanjutkan pendidikan adalah karena faktor lingkungan, dan juga jarak antara rumah menuju sekolah.
DAFTAR PUSTAKA