Pendahuluan
Ekonomi hijau menggabungkan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat sambil mengurangi risiko kerusakan lingkungan. Konsep ini penting dalam pembangunan berkelanjutan, memberikan kerangka kerja untuk pertumbuhan ekonomi yang tidak merusak lingkungan.
Transformasi Ekonomi Hijau di Indonesia
- Peran UMKM dalam Ekonomi Berkelanjutan
UMKM merupakan pilar utama ekonomi Indonesia, menyumbang 73% tenaga kerja nasional dan 37,3% PDB nasional. Untuk mencapai ekonomi hijau, UMKM harus terlibat dalam praktik berkelanjutan yang meningkatkan produktivitas dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
- Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
EBT memiliki peran kritis dalam pembangunan ekonomi masa depan Indonesia, dengan fokus pada pengurangan emisi karbon. Dekarbonisasi global membuka peluang besar bagi perusahaan hijau untuk berinovasi, dengan proyek-proyek energi terbarukan seperti solar dan penyimpanan baterai menjadi prioritas.
- Bonus Demografi dan Inovasi Teknologi
Indonesia memiliki bonus demografi dengan populasi muda yang potensial dalam inovasi teknologi dan praktik berkelanjutan. Generasi muda yang lebih terbuka terhadap teknologi baru dan keberlanjutan adalah aset penting untuk mendorong ekonomi hijau.
Tantangan dan Peluang dalam Ekonomi Hijau
- Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Global
Pertumbuhan ekonomi global yang melambat setelah pandemi menimbulkan tantangan bagi Indonesia. Faktor-faktor seperti inflasi tinggi dan suku bunga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yang berdampak langsung pada ekonomi Indonesia melalui jalur perdagangan.
- Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan moneter dan fiskal dapat merangsang daya beli dan pertumbuhan ekonomi, dengan fokus pada sektor-sektor yang menciptakan banyak lapangan kerja seperti infrastruktur dan UMKM. Stimulus ekonomi harus diarahkan untuk mendukung sektor-sektor kunci dalam mencapai ekonomi hijau.
Implementasi Ekonomi Hijau di Indonesia
- Program Pertumbuhan Hijau
Indonesia telah mengintegrasikan aspek perubahan iklim dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Fokusnya pada peningkatan kualitas lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan pembangunan rendah karbon untuk mendorong ekonomi hijau.
- Peran Pemerintah dan BUMN
Pemerintah dan BUMN berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan strategi pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif hingga 2034. Kebijakan tata kelola perusahaan yang baik juga diterapkan untuk memastikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap perusahaan BUMN.
- Investasi dan Pembiayaan
Transisi menuju energi bersih membutuhkan investasi besar. Analisis dari McKinsey Global Institute menunjukkan kebutuhan investasi sekitar 8-9 triliun dolar AS tiap tahun hingga 2050, dengan berbagai sumber pembiayaan termasuk publik, swasta, dan internasional.
Manfaat Ekonomi Hijau terhadap Peningkatan PDB dan Lapangan Kerja
Ekonomi hijau dapat mengurangi limbah hingga 18-52% dibanding bisnis konvensional dan menciptakan lapangan kerja lebih banyak. Penerapan ekonomi hijau dapat meningkatkan PDB Indonesia secara signifikan pada tahun 2030. Hal ini turut serta memberikan efek positif terhadap ketahanan pangan nasional dan pengelolaan sumber daya alam. Penggunaan sumber daya yang hemat, pengurangan limbah, dan promosi energi terbarukan adalah prinsip utama ekonomi hijau.
Kesimpulan
Ekonomi hijau adalah jalur menuju pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan kebutuhan ekonomi dan lingkungan. Dengan dukungan berbagai sektor, kebijakan pemerintah, dan investasi yang tepat, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat dan ramah lingkungan, melindungi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan untuk generasi mendatang.
Sumber Referensi :
ekon.go
ekonomi.bisnis
koran.tempo
lcdi-indonesia
lestari.kompas
opini.harianjogja
pslh.ugm.ac
djkn.kemenkeu.go
jpmorgan
kompas
studocu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H