"Emmm, boleh di tempat lain nggak? Sebentar doang, kok. Nggak enak ini ngomongnya, hehe," balasku canggung. Siapa pula yang sampai hati menagih hutang di depan orang lain? Maka mengajaknya ke tempat yang lebih sepi mungkin lebih baik.
"Urgent banget, ya? Udahlah sini aja gapapa," jawab Dell.
Duh! Baiklah, toh ini juga permintaannya.
"Emm, nggak sih. Aku cuma mau bilang yang aku chat semalem. Jadi aku mau minta u..."
"Eh, iya! Aku lupa," belum selesai aku bicara, interupsi Della menghentikanku.
"Bentar ya gaes! Yuk, Sya!" lanjut Della seraya menarik tanganku menjauh dari teman-temannya.
Ke toilet khusus wanita ini Della membawaku.
"Aduh, Sya! Masa iya kamu nagih di tempat umum gitu? Sengaja banget ya? Bakal aku bayar kok!" ucapnya padaku terlihat kesal.
"Sengaja gimana, sih? Kan tadi aku ngajak kamu pergi bentar biar temenmu nggak denger. Lagian semalam aku udah chat kamu loh, Del. Kamu read doang. Ya akhirnya aku bilang langsung, lah!" sahutku merasa kesal juga dengan tingkahnya.
"Ya nggak gitu juga dong, Sya. Lagian cuma empat ratus ribu doang, besok-besok aku bayar! Nggak usah malu-maluin orang sampe ditagih di depan temenku!"
Empat ratus ribu doang! Ya Tuhan! Lupakah dia saat memelas meminjamnya? Ternyata memang ada rupanya orang yang ditagih lebih galak dari yang menagih. Aku pikir hanya di meme saja!