Mohon tunggu...
Yunita KartikaSari
Yunita KartikaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Kepercayaan Diri Anak melalui Drama di Sekolah Dasar

6 Desember 2024   16:50 Diperbarui: 6 Desember 2024   17:03 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kurangnya rasa percaya diri kerap kali dialami oleh sebagian besar anak di Indonnesia. Krisis percaya diri tersebut mempengaruhi prestasi anak menjadi semakin berkurang. Pada kenyataannya, banyak anak yang rendah diri dan bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan guru sebelum mereka mencobanya. Meskipun teman-temannya percaya dia memiliki kemampuan untuk menanggapi atau mengambil tindakan, ketakutan masih mengalahkan keberaniannya. Banyak anak yang akhirnya menunjuk temannya daripada inisiatif sendiri untuk melakukan suatu hal, mulai dari hal kecil seperti bertanya saat kesulitan mengerjakan tugas pada guru hingga hal yang lebih kompleks. Anak-anak terkadang merasa rendah diri atau tidak percaya  terhadap kemampuan mereka karena mereka merasa tidak percaya pada diri mereka sendiri dan memiliki pengetahuan yang terbatas. Akibatnya, anak-anak menjadi cenderung menutup diri dan enggan untuk bergaul.

Pentingnya Rasa Percaya Diri

Kepercayaan diri menurut Pearce adalah tindakan, kegiatan, dan upaya untuk bertindak daripada pasif dan menghindari keadaan. Jika anak berani melakukan sesuatu yang baik bagi dirinya sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan mereka, dan jika mereka juga berani melakukannya tanpa ragu dan selalu berpikir positif, maka anak tersebut dapat dianggap percaya diri. Anak-anak yang percaya diri mampu menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka sendiri tanpa bergantung pada bantuan orang lain.

Kepercayaan diri adalah fondasi penting bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi orang yang percaya pada kemampuan mereka sendiri dan mampu menghadapi tantangan hidup. Drama adalah cara yang efektif dan menyenangkan untuk membangun kepercayaan diri. Anak-anak tidak hanya menikmati kegiatan ini, tetapi juga memiliki kesempatan untuk belajar berbicara, bekerja sama, dan berkomunikasi secara bebas.

Mengapa Drama di Sekolah Dasar Penting?

Drama memungkinkan anak-anak untuk keluar dari zona nyaman mereka. Dengan memainkan peran tertentu, mereka belajar mengekspresikan emosi, berbicara di depan orang lain, dan memahami sudut pandang yang berbeda. Semua ini adalah keterampilan penting untuk mengasah kepercayaan diri.

Di usia sekolah dasar, anak-anak sedang dalam tahap perkembangan di mana rasa percaya diri mereka mudah terbentuk sekaligus rapuh. Melalui drama, mereka diajak untuk:

  • Berani Tampil di Depan Umum. Anak-anak yang awalnya pemalu akan didorong untuk tampil di depan teman-temannya. Meski mungkin awalnya terasa menakutkan, pengalaman ini membantu mereka mengatasi rasa takut dan membangun keberanian.
  • Berlatih Kerja Sama, Drama mengajarkan pentingnya kerja sama tim. Dalam prosesnya, anak-anak belajar bahwa setiap peran, besar atau kecil, memiliki nilai yang sama. Hal ini mengajarkan mereka untuk saling menghargai dan mempercayai diri sendiri dalam memberikan kontribusi.
  • Mengasah Kemampuan Ekspresi, Melalui dialog, gerakan tubuh, dan ekspresi wajah, anak-anak belajar untuk menyampaikan perasaan dengan lebih baik. Kemampuan ini sangat penting untuk berkomunikasi secara efektif.

Contoh naskah drama anak

Di sebuah desa kecil, hiduplah Bimo, Rani, dan Dika. Mereka sering bermain di kebun Pak Tani yang hijau dan asri. Namun suatu hari, mereka menemukan masalah besar.

(Bimo, Rani, dan Dika masuk ke kebun dengan wajah bingung.)

Bimo              : "Lihat ini! Sampah ada di mana-mana. Kebun Pak Tani jadi kotor sekali."

Rani                : "Betul, Bimo. Ini tidak baik untuk tanaman. Pak Tani pasti sedih."

Dika (ragu-ragu): "Tapi... bagaimana kita bisa membersihkan semua ini? Bukankah ini tugas orang dewasa?"

(Pak Tani masuk, terlihat sedih.)

Pak Tani        : "Anak-anak, kalian melihatnya sendiri, kan? Sampah ini datang dari pasar. Angin membawanya ke sini."

Rani                : "Pak Tani, apa yang bisa kami lakukan untuk membantu?"

Pak Tani        : "Kalau kalian mau, tolong ajak orang-orang untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tapi apa kalian berani?"

Bimo               : "Kami pasti bisa, Pak Tani!"

Bimo dan teman-temannya memulai aksi mereka.

(Adegan pindah ke pasar. Anak-anak bertemu Ibu Wati, pedagang bijak.)

Ibu Wati         : "Kenapa kalian di sini, anak-anak?"

Dika (pelan) : "Kami ingin memberitahu orang-orang untuk membuang sampah pada tempatnya, Bu."

Rani                : "Ayo, Dika, kamu bisa! Beritahu Ibu Wati tentang masalah kebun Pak Tani."

Dika                : "Ibu Wati, sampah dari pasar ini membuat kebun Pak Tani kotor. Bisa tidak, kita bersama-sama menjaga kebersihan?"

Ibu Wati         : "Kalian benar sekali! Saya akan membantu mengingatkan pedagang lain."
Anak-anak pun kembali ke kebun, membawa pesan dari pasar. Mereka membersihkan kebun bersama-sama.

(Semua pemain masuk ke kebun dan mulai membersihkan.)

Bimo               : "Lihat! Dengan kerja sama, kita bisa menjaga kebun tetap indah."

Dika                : "Dan aku ternyata bisa membantu!"

Rani                : "Kita adalah pahlawan lingkungan!"

(Semua bersorak.)

Dari hari itu, kebun Pak Tani kembali bersih. Semua ini berkat keberanian dan kerja sama Bimo, Rani, dan Dika.

Kisah tersebut bercerita tentang Bimo, Rani, dan Dika yang menyelamatkan kebun Pak Tani dari sampah yang berserakan. Dengan kerjasama dan keberanian, mereka membuktikan bahwa setiap anak bisa menjadi pahlawan bagi lingkungan. Drama ini dapat membangun rasa percaya diri anak karena anak-anak memerankan tokoh yang dekat dengan kehidupan mereka, seperti teman sebaya atau pahlawan kecil. Hal ini membuat mereka merasa nyaman memerankan karakter tersebut. Drama ini juga menghadirkan situasi yang membutuhkan keberanian, seperti berbicara dengan orang dewasa atau mengambil inisiatif. Hal ini membantu anak mengatasi rasa takut untuk mencoba hal baru. Anak-anak diajarkan untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama. Ketika mereka berhasil menyelesaikan masalah, rasa percaya diri mereka akan meningkat karena mereka melihat kontribusi mereka dihargai. Anak-anak belajar mengekspresikan emosi, seperti sedih, marah, dan bangga, melalui gerak tubuh dan dialog. Hal ini membantu mereka mengelola perasaan dan berkomunikasi lebih baik. Sehingga, ketika drama ini dipentaskan, tepuk tangan dari penonton akan memberikan anak rasa dihargai, sehingga mereka lebih percaya diri untuk tampil di depan umum di masa depan.

Pembelajaran drama di jenjang Sekolah Dasar dapat menumbuhkan sifat percaya diri dengan mengatasi rasa malu, rasa gugup, dan pelafalan yang jelas di depan orang banyak pada waktu melakukan latihan maupun pada saat menampilkan drama di depan banyak orang. Orang yang percaya diri memiliki sikap optimis. Rasa percaya diri begitu diperlukan supaya pemain drama tidak merasa cemas saat memperagakan setiap gerakan dan ekspresi. Rasa percaya diri yang dimiliki pemain akan sangat membantu mereka menikmati kebebasan ekspresi saat berperan sebagai karakter dalam drama yang akan mereka perankan.

Dengan melakukan kegiatan drama secara rutin, anak-anak akan mampu mengembangkan kepribadian positif. Mereka akan memperoleh pengetahuan tentang emosi, kemampuan untuk menangani konflik, dan kesadaran akan prinsip-prinsip seperti kerja sama dan tanggung jawab. Interaksi saat menceritakan peristiwa kehidupan sehari-hari akan membantu anak-anak menginternalisasi prinsip-prinsip ini dan membangun kepribadian yang sehat dan positif. Anak-anak tidak hanya menikmati saat menonton drama, tetapi mereka juga terlibat dalam konflik individu dalam berbagai konteks, seperti konflik manusia dengan alam, lingkungannya, atau bahkan dengan penguasa atau Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun