“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”
Tidak ada yang salah bila perempuan memutuskan untuk memperjuangkan karirnya terlebih dahulu maupun membuat keputusan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Yang salah adalah mereka yang menganggap salah satu dari keduanya lebih unggul dan membuat pihak lainnya terlihat lebih rendah, kuno, dan sebagainya. Semua perempuan berhak untuk memilih akan seperti apa dirinya hari ini dan esok hari tanpa perlu dicap egois.
Sejalan dengan Pancasila yang tidak pernah mempermasalahkan setiap perbedaan yang ada dan justru mampu menempatkan banyak pendapat untuk tetap bisa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, seseorang baru dinilai salah apabila dia memandang rendah pada yang lain, yang bukan termasuk dengan golongannya. Berpandangan bila kelompok tempatnya berada adalah yang paling benar sedangkan yang lainnya salah.
(Dr. Ira Alia Maerani, M.H., dosen Fakultas Hukum UNISSULA, Semarang; Yunita Endah Sulistiy0wati, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Prodi Teknik Informatika UNISSULA, Semarang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H