Ketiga, Kurikulum Merdeka Belajar dianggap relevan dan interaktif dimana Kurikulum Merdeka Belajar menerapkan proses pembelajaran melalui kegiatan proyek. Proses pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi siswa untuk aktif dalam mengeksplorasi isu-isu terkini dan mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.Â
Di balik kelebihannya Kurikulum Merdeka Belajar juga pastinya memiliki kekurangan, yang pertama Kurikulum Merdeka Belajar dianggap kurang matang dalam persiapannya mengingat Kurikulum Merdeka Belajat ini masih seumur jagung setelah diresmikan oleh Mendikbud ristek beberapa bulan yang lalu, maka Kurikulum Merdeka Belajar ini masih perlu untuk dikaji dan dievaluasi secara mendalam agar efektid dan relevan dalam pelaksanaannya. Yang kedua, sistem pendidikan dan pengajarn yang belum terancang dengan baik karena bagian prosedur pelaksanaan pendidikan dengan pengajaran Kurikulum Merdeka belum membahas upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sehingga menyimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka belum menuju pada sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dengan baik. Yang ketiga, kurangnya SDM dan sistem yang belum terstruktur karena Kurikulum Merdeka Belajar ini masih baru yang pastinya memerlukan sosialiasi terlebih dahulu dan memerlukan persiapan yang matang agar sistemnya dapat terstruktur dan sistematis. Selain itu juga, perlu melatih sumber daya manusia (guru/pengajar) untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ini.
 Bahwasannya setiap manusia tidak ada yang sempurnya begitu pula dengan desain Kurikulum Merdeka Belajar yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing. oleh karena itu, dalam menyusun kurikulum harus memperhatikan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar dan minat siswa sebagai acuan utama. Kurikulum disusun agar siswa dapat menerapkan kompetensi yang diperlukan. Sehingga semua pihak harus bekerja sama secara optimal. Akhirnya, guru harus terus belajar untuk memfasilitasi pembelajaran, selaku orang tua dengan siswa menggunakan kurikulum sebagai pusat pengembangan pembelajarannya, sebagai bagian dari masyarakat kita harus tetap semangat dalam menghadapi dan berpartisipasi dalam perubahan ke arah yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H