Kurikulum adalah alat yang sangat penting untuk keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa adanya kurikulum yang sesuai dan relevan, sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.Â
Perubahan kurikulum didasarkan pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaruh seni dan budaya.Â
Perubahan kurikulum yang saat ini terjadi di Indonesia ini salah satu diantaranya adalah karena bahwa suatu ilmu pengetahuan itu sendiri selalu bersifat dinamis. Selain itu, perubahan dinilai dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah dan juga pengaruh eksternal, kurikulum secara keseluruhan juga tidak bisa berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, politik dan budaya.Â
Oleh karena itu, dengan adanya perubahan kurikulum hal ini akan berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.Â
Beberapa bulan lalu, Mendikbud Nadiem Makarim meluncurkan sebuah kurikulum baru yang bernama Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum ini dibuat sebagai tindakan evaluasi terhadap kurikulum sebelumnya yakni kurikulum 2013, kurikulum merdeka belajar ini telah diuji di setidaknya 2.500 sekolah penggerak dengan sistem Pembelajaran Berbasis Proyek tertentu (Project Basic Learning).Â
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memantapkan pembelajaran serba guna dalam kurikulum dan dimana siswa memiliki pengetahuan yang cukup mendalam dalam kurikulum tersebut.Â
Guru memiliki fleksibilitas untuk memilih berbagai alat pembelajaran untuk menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan dan minat belajar siswa.Â
Proyek yang memperkuat pencapaian profil pelajar pancasila dikembangkan berdasarkan topik tertentu oleh pemerintah. Proyek ini tidak bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, sehingga tidak berkaitan dengan isi mata pelajaran.Â
Kurikulum Merdeka memiliki beberapa kelebihan yakni, yang pertama Kurikulum Merdeka Belajar dinilai lebih sederhana dan intensif dimana Kurikulum Merdeka lebih menitikberatkan pada materi-materi penting dan mengembangkan keterampilan siswa dan pada proses pembelajaran dibuat menjadi lebih menyenangkan, komprehensif, dan sederhana.Â
Kedua, Kurikulum Merdeka Belajar dianggap lebih bebas dan fleksibel. Misalnya, pada siswa jenjang SMA nantinya tidak akan ada kelas peminatan seperti IPA, IPS, dan Bahasa.Â
Sehingga siswa dapat dengan leluasa memilih mata pelajaran sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing siswa. Selain itu, sekolah diberdayakan untuk menerapkan dan mengelola kurikulum yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa serta guru dapat mengajar sesuai dengan perkembangan siswa dalam menerima materi pelajaran.Â
Ketiga, Kurikulum Merdeka Belajar dianggap relevan dan interaktif dimana Kurikulum Merdeka Belajar menerapkan proses pembelajaran melalui kegiatan proyek. Proses pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi siswa untuk aktif dalam mengeksplorasi isu-isu terkini dan mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.Â
Di balik kelebihannya Kurikulum Merdeka Belajar juga pastinya memiliki kekurangan, yang pertama Kurikulum Merdeka Belajar dianggap kurang matang dalam persiapannya mengingat Kurikulum Merdeka Belajat ini masih seumur jagung setelah diresmikan oleh Mendikbud ristek beberapa bulan yang lalu, maka Kurikulum Merdeka Belajar ini masih perlu untuk dikaji dan dievaluasi secara mendalam agar efektid dan relevan dalam pelaksanaannya. Yang kedua, sistem pendidikan dan pengajarn yang belum terancang dengan baik karena bagian prosedur pelaksanaan pendidikan dengan pengajaran Kurikulum Merdeka belum membahas upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sehingga menyimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka belum menuju pada sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dengan baik. Yang ketiga, kurangnya SDM dan sistem yang belum terstruktur karena Kurikulum Merdeka Belajar ini masih baru yang pastinya memerlukan sosialiasi terlebih dahulu dan memerlukan persiapan yang matang agar sistemnya dapat terstruktur dan sistematis. Selain itu juga, perlu melatih sumber daya manusia (guru/pengajar) untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ini.
 Bahwasannya setiap manusia tidak ada yang sempurnya begitu pula dengan desain Kurikulum Merdeka Belajar yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing. oleh karena itu, dalam menyusun kurikulum harus memperhatikan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar dan minat siswa sebagai acuan utama. Kurikulum disusun agar siswa dapat menerapkan kompetensi yang diperlukan. Sehingga semua pihak harus bekerja sama secara optimal. Akhirnya, guru harus terus belajar untuk memfasilitasi pembelajaran, selaku orang tua dengan siswa menggunakan kurikulum sebagai pusat pengembangan pembelajarannya, sebagai bagian dari masyarakat kita harus tetap semangat dalam menghadapi dan berpartisipasi dalam perubahan ke arah yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H