Mohon tunggu...
Yunita Cornelia
Yunita Cornelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Bisnis dan Potensi Pengenaan Pajak dari Proses Bisnis

18 Oktober 2021   14:29 Diperbarui: 18 Oktober 2021   14:41 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kita menjalankan suatu usaha, kita pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai dari usaha tersebut. Tujuan usaha pada utamanya adalah untuk mencari keuntungan atau laba. 

Bagaimana cara kita mencapai tujuan tersebut? Yaitu dengan menjalankan proses bisnis sebaik-baiknya. Proses bisnis adalah proses perusahaan mencapai tujuannya. 

Dari proses bisnis tersebut tentu saja terdapat beberapa hal tentang perpajakan. Contohnya seperti saat pengusaha membeli bahan baku untuk menghasilkan output tertentu, terdapat potensi pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dari kegiatan tersebut. Contoh lainnya yaitu saat pengusaha mempekerjakan orang lain sebagai pegawainya, ada potensi pengenaan Pajak Penghasilan.

Lalu bagaimana cara fiskus menggali potensi pajak dari proses bisnis Wajib Pajak? Fiskus dapat membuat profil Wajib Pajak.  Profil Wajib Pajak adalah rangkaian data dan informasi fiskal WP yang memuat identitas dan kegiatan usaha serta riwayat perpajakan Wajib Pajak secara berkesinambungan yang dapat diklasifikasikan atas data permanen, data akumulatif dan data lainnya.

Tujuan dari dibuatnya profil Wajib Pajak yaitu mengenal dan mengetahui wp yang terdaftar di unit kerja yang bersangkutan, menyajikan informasi yang dapat digunakan, memonitor perkembangan usaha dan potensi fiskal wajib pajak yang bersangkutan, serta melakukan pengawasan, penggalian potensi, dan pelayanan yang lebih baik.

Adanya tujuan tentu untuk mendapatkan manfaat. Manfaat Profil Wajib Pajak yaitupeningkatan penerimaan pajak, perbaikan sistem administrasi perpajakan, pengawasan kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak, pengawasan kinerja kpp.

Jadi, dengan membuat profil wajib pajak, dapat memudahkan fiskus untuk menggali potensi perpajakan dari kegiatan usaha tersebut. 

Berikut ini adalah contoh terkait proses bisnis serta penggalian potensi pajak dari PT Campina Ice Cream Industry TBK


Video yang diulas: https://www.youtube.com/watch?v=fpLm0wZSIv

A. CERITA VIDEO 

PT Campina Ice Cream Industry Tbk adalah suatu badan yang bergerak dalam bidang produksi. Badan usaha ini berdiri pada tanggal 22 Juli 1972 yang dipelopori oleh Darmo Hadipranoto beserta istri. 

Awal mula bentuk usaha ini adalah CV dengan nama CV Pranoto. Sejak tahun 1994, keluarga Bp. Sabana Prawirawidjaja (PT Ultrajaya Milk Industry) berpartisipasi dalam kepemilikan saham sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Campina Ice Cream Industry. Output yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah es krim berkualitas yang terbuat dari bahan utama yaitu susu yang kaya akan kandungan gizi e.g kalsium, vitamin, mineral, dan juga protein yang sangat baik bagi tumbuh kembang manusia. 

Susu kaya akan kalsium dan nutrisi untuk memperkuat tulang juga meningkatkan energi tubuh selain itu juga berguna untuk melindungi gigi dan membangun gusi yg kuat. PT Campina menjalankan produksi es krim tiap hari dengan fasilitas canggih dan juga mesin pabrik modern. Mesin digunakan untuk mengolah bahan berkualitas seperti susu, coklat, stroberi, kacanag hijau, ketan hitam, kelapa muda dsb untuk menghasilkan produk es krim yang berkualitas tinggi. 

Proses pengolahan untuk mengubah input menjadi output (es krim Campina) tediri dari beberapa tahap. Tahap pertama yaitu mixing. Bahan berkualitas yang sudah disediakan, seperti susu, coklat, stroberi,dsb dicampur menggunakan sebuah mesin canggih berteknologi tinggi dan higenis. Setelah bahan sudah tercampur rata dilanjutkan dengan proses pateurisasi untuk mengurangi jumlah mikroba pembusuk dan patogen yang tidak tahan panas. Proses ini menggunakan mesin pasteurisasi. 

Langkah selanjutnya adalah melakukan aging. Tujuan aging yaitu memberikan waktu pada stabilizer dan protein susu untuk mengikat air bebas, sehingga akan menurunkan jumlah air bebas. 

Hal ini menyediakan waktu bagi lemak untuk menjadi dingin dan mengkristal serta menghidrasi protein dan polisakarida sepenuhnya. Setelah itu, akan dilakukan filling. Pada tahap ini, es krim yang telah melewati proses sebelumnya diberi isian (topping) berupa buah, coklat, atau ketan hitam untuk menghasilkan berbagai varian rasa es krim sebelum kemudian dikemas. 

Setelah bahan-bahan tambahan telah diisikan ke dalam campuran es krim (proses filling), campuran kemudian dikeraskan menggunakan freezer pada temperatur tertentu dengan tujuan agar hampir seluruh sisa air pada campuran membeku. Tahap ini dinamakan proses hardening. 

Proses selanjutnya yaitu packing. Es krim yang sudah melewati proses-proses sebelumnya kemudian dikemas. Kemasan es krim dapat berupa plastik, cup, atau mangkuk. Pengemasan dari es krim ini juga menggunakan mesin berteknologi canggih dan higenis. Setelah proses pembuatan es krim telah selesai, akan dilaksanakan proses distribusi. 

Jalur distibusi dimulai dari minimarket, supermarket,hingga hypermarket yang memudahkan konsumen untuk mendapatkan es krim Campina. Perusahaan juga menyediakan jasa Campina home delivery dimana konsumen dapat menghubungi Campina lewat telepon atau website dan produk dapat diantar keseluruh kota besar. 

Pengelolahan dilakukan dengan teknologi terkini berstandar international tinggi dengan peralatan terkemuka dunia untuk menghasilkan es krim kualitas terbaik. Seluruh proses dijalankan dengan seksama dan awasi oleh manajemen Campina. 

PT Campina Ice Cream Industry Tbk menjalankan proses bisnisnya secara ramah lingkungan dan menerapkan CSR. Campina memiliki program coorporate social responsibility yaitu dengan mengadakan kegiatan pembinaan petani jamur di Surabaya dan Malang serta mengadakan kegiatan factory visit untuk mengundang pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum untuk melihat proses pembuatan es krim Campina. 

PT Campina juga telah berhasil mendapatkan berbagai penghargaan dan sertifikasi seperti sertifikasi proper sebagai perusahaan berwawasan lingkungan tingkat biru dari kementrian lingkungan hidup serta memantapkan posisi sebagai salah satu brand halal terkemuka. 

B. ANALISIS DARI CERITA VIDEO

Dari video tersebut dapat terlihat bagaimana proses bisnis dari PT Campina Ice Cream Industry Tbk. Proses bisnis diartikan sebagai proses suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan dari PT Campina Ice Cream Industry Tbk tersebut adalah untuk mencapai visi dan misi dengan orientasi utama untuk mendapatkan laba/keuntungan dan tetap memperhatikan kepuasan pelanggan, pemengang saham dan karyawan perusahaan serta memperhatikan lingkungan dalam menjalankan usaha. Target dari perusahaan tersebut sudah tercapai sedikit demi sedikit, hal ini dapat dilihat dari penghargaan yang diraih perusahaan. Penghargaan yang diperoleh dapat meningkatkan nama brand PT Campina dan semakin mengembangkan proses bisnis perusahaan serta dengan menjaga lingkungan dengan program CSR. 

Pandangan tentang proses bisnis PT Campina Ice Cream Industry Tbk ini adalah As Deterministic Machines yaitu proses bisnis sebagai suatu rentetan aktifitas dan pekerjaan yg tetap, dimana manusia mengubah input menjadi output untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses bisnis ini, manusia menggunakan mesin dalam beberapa tahapan proses bisnisnya. 

Pandangan Complex Dynamic System dan Interacting Feedback Loops kurang tepat untuk menggambarkan proses bisnis ini dikarenakan kedua pandangan ini menekan faktor perilaku dalam kerangka yang lebih luas (holisticx). Pandangan Social Construct juga tidak cocok karena berdasarkan pandangan ini, proses bisnis dijalankan oleh orang orang dengan value, ekspektasi, serta agenda yang beragam. Proses bisnis yang dijalankan PT Campina Ice Cream Industry Tbk adalah mengubah input menjadi output dengan menggunakan IT. 

Komponen dasar dari proses bisnis PT Campina Ice Cream Industry Tbk yaitu:

a. Input: Bahan berkualitas seperti susu, cokelat, ketan hitam, durian, dsb 

b. Activity (proses mengubah input menjadi output): Proses yang sudah dijelaskan diatas yang dimulai dari mixing hingga distribution dan menggunakan mesin berkualitas tinggi dan higenis 

c. Output: Es krim Campina Informasi teknologi digunakan sebagai alat untuk mengotomasi, koordinasi, dan mendukung disain ulang proses. Hal ini bisa dilihat dari proses pengolahan berbagai bahan yang menggunakan mesin berteknologi terkini dan berstandar international tertinggi dengan peralatan terkemuka dunia untuk menghasilkan es krim kualitas terbaik. 

Dalam aspek perpajakan, kita bisa menggali potensi pajak melalui profil Wajib Pajak. Hal pertama yang dilakukan adalah melalui mapping Wajib Pajak. Tujuan dilakukannya mapping adalah untuk mendapatkan gambaran umum potensi pajak di wilayah kerja masing-masing kantor/unit WP yang akan digunakan sebagai alat analisis dalam rangka optimalisasi pelayanan, pengawasan dan penggalian potensi penerimaan pajak. Beberapa hal yang dapat di mapping dari video tersebut adalah: 

a. Subjek Pajak 

-Bentuk usaha: Perseroan Terbatas 

b. Objek Pajak Jenis Kewajiban Perpajakan, beberapa jenis kewajiban perpajakan PT Campina, yaitu: 

-PPh pasal 21 atas gaji pegawai 

-PPh pasal 22 atas impor barang seperti mesin 

- PBB atas tanah dan gedung yang digunakan untuk proses bisnis 

- PPN 

Hal lain yang yang perlu diperhatikan adalah apakah objek pajak merupakan barang kena pajak atau tidak kena pajak seperti saat pembelian bahan baku seperti susu. Susu murni merupakan barang tidak kena pajak, tetapi hasil dari olahan susu (yaitu es krim) akan dikenai PPN. Pada saat pembelian mesin untuk proses produksi juga dikenai PPN, apabila mesin tersebut di impor maka akan dikenakan PPN Impor.

-Pajak Lainnya 

c. Wilayah/Lokasi Usaha 

Wilayah administrasi pemerintahan PT Campina yaitu Rungkut, Surabaya. Karena video tersebut hanya profile company untuk masyarakat umum, informasi tidak begitu lengkap untuk didapatkan agar dapat membuat mapping lebih jelas. Dibutuhkan ikstisiar eksekutif, data permanen, data akumulatif, data lainnya, serta tindak lanjut agar dapat menghasilkan profile Wajib Pajak yang lebih detail. 

Sekian pembahasan yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun