Mohon tunggu...
Yunita Sabardi
Yunita Sabardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sedang belajar menulis, jika tulisanku absurd memang benar adanya :) terimakasih telah dikritik tapi sebenarnya tak siap.he3

JATENG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kado dari Masa Lalu

16 Februari 2021   20:07 Diperbarui: 16 Februari 2021   22:10 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Julia membuka bungkus kado kotak berwarna hitam dengan pita warna abu muda. Kado yang berisi gaun vintage warna putih panjang selutut, berlengan pendek,  dengan lace ribon putih melingkar di pinggang. Dua foto hitam putih juga ada dalam box. Satu foto masa kecil dirinya saat usia sekitar dua tahun dan seorang anak lelaki kecil seusianya dan satu foto lagi adalah foto pasangan muda, perempuan dalam foto itu memakai gaun yang sama persis dengan kado yang dia terima. Di belakang foto tertulis tanggal 6 bulan Juni tahun 1981. Di dalam kotak terselip secarik kertas bertulis "Selamat ulang tahun yang ke 20 Julia, 6 Juni 1999."

Julia sudah berencana akan mencari tahu siapa saja orang dalam foto itu. Namun seminggu sudah berlalu semenjak kado itu sampai ke tangan Julia tepat di hari ulang tahunnya, Julia belum juga menemukan titik terang.
Orang pertama yang Julia tanya adalah Ibu. Namun Ibu sama sekali tidak memberikan jawaban, bahkan Ibu terkesan menghindar. Kemudian dia bertanya pada Kenzo kakaknya, sikap Kenzo tak jauh beda dengan Ibu.
Sebenarnya ingin sekali menanyakan kepada Bapak tetapi beliau ada tugas luar kota sampai hari sabtu.

Satu orang lagi yang bisa jadi harapan atas segala tanya yang memenuhi kepalanya, Oma..ya, Oma pasti bisa menjawab keingintahuannya. Kebetulan sekali sabtu dan minggu Julia libur kuliah jadi dia bisa izin menginap di rumah Oma.

Sabtu pagi Julia sudah bersiap ke rumah Oma ketika Kenzo, kakaknya menuruni tangga rumah dari lantai atas. Julia akan ke rumah Oma diantar oleh Kenzo. Ibu dan kakak pasti tidak akan membiarkan Julia pergi sendiri. Kemanapn dia pergi selalu ada yang siap mengantar, terkadang perhatian yang diterima terkesan posesif tetapi tak sepantasnya dia berfikir seperti itu pada Ibu dan kakaknya.

Setelah dua jam perjalanan sampailah Julia di rumah bergaya Jawa kuno. Bebatuan kecil-kecil tertata di halaman yang luas. Pintu masuk dengan gebyok dan beberapa kursi kayu di teras menambah kesan Jawa nan kental.

Oma menyambut Julia dan Kenzo dengan penuh kehangatan. Ciuman Oma mendarat di pipi kanan kiri dan kening mereka. Aneka masakan lezat khas kampung tersaji di meja makan. 

Setelah bersih-bersih badan, Oma mengajak makan bersama.
Saat makan bersama, Julia berusaha untuk tidak tergesa-gesa mengutarakan maksud dan tujuannya menemui Oma dan lagi Kenzo juga masih di sini. Nanti sore rencananya Kenzo akan kembali ke rumah jadi harus di tahan dulu berbagai pertanyaan yang ingin sekali diutarakan sampai waktu malam tiba.

Menjelang malam di rumah Oma suasana begitu sepi, Oma hanya tinggal dengan Bi Supi seorang asisten rumah tangga. Suara rintik hujan yang turun mulai terdengar ramai di atas genteng. Aroma tanah yang mulai basah tercium sampai ke dalam rumah menambah syahdu suasana.

Julia mendekati Oma yang sedang menikmati acara televisi. Namun Julia masih ragu untuk menanyakan tentang foto itu. Kalau Oma juga menghindar seperti Ibu dan Kenzo berarti akan sia-sia saja misinya kali ini. Julia juga tidak ingin mengganggu Oma.

"Besok minggu Oma mau ke pasar kemudian mampir  ke rumah Bu Murti penjahit langganan Oma jadi Oma akan pergi agak lama. Kamu mau ikut nduk?"
Julia menolak karena dia punya rencana lain di rumah Oma namun tentu saja tak di ceritakan ke Oma. Julia hanya bilang besok akan di rumah saja.

***

Saat Oma pergi, Julia membuka lemari kecil tempat album-album foto tersimpan. Beberapa pernah Julia lihat sehingga dia lewati untuk melihat kembali. Julia mencari album foto yang belum pernah di bukanya, ada beberapa di sana. Namun satu album foto sangat menarik perhatiannya. Foto pernikahan Om Jino, adik Ibunya. Julia buka lembar demi lembar, matanya berhenti saat menatap sebuah foto keluarga, Oma, Ibu dan Bapak juga Kenzo yang masih balita dan pasangan lelaki serta perempuan. Orang yang sama persis dengan foto yang Julia terima bersama kado gaun putih itu. Hanya saja di dalam foto keluarga ini, perempuan muda itu sedang mengandung. Jika pasangan ini adalah anak Oma, berarti dia adalah tantenya Julia atau adik dari Ibunya. Tapi kenapa Oma ataupun keluarga yang lain tidak pernah menceritakan tentang ini. Julia mengambil foto itu dan menyimpannya ke dalam tas miliknya.

Sore hari Julia dikejutkan dengan kedatangan Bapak dan Ibu. Bapak sudah pulang dari luar kota dan sengaja mengunjungi Oma sekalian menjemput Julia untuk pulang esok hari.

Malam itu saat berkumpul di ruang keluarga, Julia beranikan diri bertanya kepada Oma juga Bapak.
"Julia, mungkin sekarang saatnya kami menceritakan ini.  Kamu sudah dewasa dan kamu juga berhak untuk tahu semuanya." Bapak mulai menceritakan semua rahasia yang selama 20 tahun disimpan.

Anak dalam kandungan perempuan itu adalah Julia jadi lelaki dan perempuan di foto itu adalah orang tua kandung Julia. 

Bapak dan Ibu yang selama ini merawat dan membesarkan Julia adalah Bu de dan Pak de, Kenzo adalah kakak sepupu Julia.

Orang tua kandung Julia telah pergi untuk selamanya saat terjadi kecelakaan beruntun. Saat itu julia kecil sedang dititipkan di rumah Omanya. Semenjak kehilangan orang tua, Bu de serta Pak de berjanji akan merawat Julia layaknya anak sendiri, mereka mengangkat Julia sebagai anak asuh.

Air mata Julia mengalir deras, kepalanya tertunduk sangat dalam. Kemudian dia mengambil sebuah foto, disana ada Julia dan anak lelaki seusianya. Bapak melanjutkan ceritanya, ternyata Julia memiliki saudara kembar. Saat orang tua mereka meninggal, saudara kembarnya diambil dan dirawat sahabat dari Ibunya. Mereka tinggal tak jauh dari rumah Oma. Sesekali saudara kembarnya itu berkunjung ke rumah Oma.
Jadi yang mengirim kado itu adalah Julian saudara kembar Julia yang lebih dahulu mengetahui rahasia besar ini.

Tiba-tiba pintu rumah Oma diketuk dari luar, Bi Supi membukakan pintu dan seorang pemuda seusia Julia masuk sampai di tempat mereka sedang berkumpul.
"Dia saudara kembarmu, sayang." Oma menunjuk ke arah Julian.

Pertemuan malam itu adalah pertemuan yang sudah sangat lama diinginkan Julian. Bertemu dengan Julia saudara kembarnya dalam keadaan sehat.

Di rumah saja, 16022021

-Yunita-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun