Mohon tunggu...
Yunita nury
Yunita nury Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Pendidikan Matematika

Seorang Individu yang terus berusaha menjadi lebih baik dan bermanfaat setiap harinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Relevansi Karakteristik Kepesantrenan

28 Mei 2020   19:29 Diperbarui: 28 Mei 2020   19:29 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum warohmatulahhi wabarokatuh

Hai para pembaca dan pencari ilmu,

Setelah kemaren kita membahas tentang "Pesantren Sebagai Sub Culture Islam Nusantara" maka minggu ini kita akan bahas tentang hal yang lebih menarik lagi tentang "Relevansi Karakteristik Kepesantrenan"

Semoga artikel ini menjadi bermanfaart, selamat membaca...

Pola Umum Pendidikan Pesantren

Pesantren adalah suatu lembaga islam yang mendalami ilmu agama dengan kyai sebagai pengasuhnya atau kata lain sentralnya dan masjid sebagai pusat lembaganya serta mempelajari tentang moralitas sebagai pegangan hidup dan dapat di amalkan di masyarakat. Pesantren juga bisa disebut sebagai suatu system asrama atau pondok. Dengan melihat pola-pola umum di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pesantren.

Tujuan didirikannya pesantren adalah memberikan pendidika dan pengajaran. Pelajaran yang diajakarkan di dalam pesantren yaitu mengenai ilmu agama dalam beberapa bidang seperti fiqih, ushul fiqh, tasawuf, akhlak tasawuf, tauhid, tafsir, hadist, bahasa arab dan lain sebagainya. Dengan diajarkannya ilmu-ilmu tersebut diharapkan para santri mampu mengamalkan saat sudah keluar dari pondok dan memberikan dampak kepada masyarakat dengan ilmu yang mereka terima saat belajar di pesantren dengan kemampuan yang merujuk kepada kitab-kitab islam klasik atau kitab kuning.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan islam yang dikelola seutuhnya oleh kyai dan dibantu oleh para santri, keberadaan pesantren pada dasarnya berbeda di berbagai tempat dalam hal bentuk maupun kegiatannya. Walaupun berbeda tetapi secara umum memiliki pola yang sama yaitu masjid sebagai sentral peribadatan dan ilmu pendidikan islma kemudian kyai sebagai sentral kepemimpinan dan pengajar.

Kultur pesantren

Kultur pesantren merupakan budaya pesantren yang dapat mempengaruhi pola pikir, mental, karakter serta akhlak para santri yang menggunakan asrama yang diawasi oleh para ustad dan ustadzah. Budaya ini diharapkan dapat membentuk pribadi santri menjadi bibit unggul yang berakhlak islam.

Ada beberapa unsur kultur pesantren yaitu:

a. System pengajaran

Pengajaran menggunakan system pengajaran sorokan, bandongan, hafalan dan musyawarah. Sekarang ini telah berubah menjadi system madrasah atau sekolah.

b. Pemberian ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan umum sudah ada namun masih mempertahankan ilmu agama dan bahasa arabnya sebagai identitas kultur tersebut

c. Komponen pendidikan pesantren

Diberikaan keterampilan sesuai kemampuan dan kebutuhan santri dan masyarakat sekitar seperti kesenian yang mengandung islami.

Metode pembelajaran di pesantren

Terdapat dua aspek secara umum metode pembelajaran pondok pesantren yaitu

a. Metode yang bersifat tradisional atau salaf

Metode ini yaitu metode yang pembelajarannya yang diselenggarakan menurut kebiasaan yang telah lama dilaksanakan pada pesantren atau dapat juga disebut metode asli atau original pondok pesantren. Contohnya metode sorogan, badongan/wetonan, musyawarah/basaul masa'il, pengakajian pasaran, hafalan/muhafazah, demonstrasi/praktek ibadah, rihlailmiah, muhawarah/muhadassah dan riyadoh .

b. Metode pembelajaran yang bersifat modern atau tajdidi

Metode ini merupakan pembelajaran hasil pembaharuan kalangan pondok pesantren dengan memajukan metode yang berkembang di masyarakat modern. Walaupun tidak diikuti dengan menerapakan system modern seperti system sekolah atau madrasah.

Karakteristik pesantren secara umum

a. Pondok

b. Masjid sebagai tempat ibadah para penghuni pesantren dan juga sebagai pusat belajar para santri. Masjid juga merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tepat untuk mendidik para santri terutama dalam hal ibadah lima waktu, khotbah, solat jumat, dan mengajarkan kitab

c. Pengajaran kitab-kitab klasik. Hal ini diberikan sebagai upaya meneruskan tujuan utama pesantren mendidik calon ulama yang paham dengan ajaran Islam yang benar. Maka dari itu kitab-kita klasik merupakan bagian tidak dapat dipisahkan dari pesantren.

Terima kasih,

Wassalamualaikum warrohmatuallahiwabarokatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun