5. Pemanfaatan Residu Organik
Sisa limbah organik yang sudah diurai tetap memiliki nilai ekonomi. Residu ini dapat digunakan sebagai pupuk organik cair atau padat yang kaya nutrisi, cocok untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.
Variabel Penentu Kualitas Produksi Biogas
Agar produksi biogas berjalan optimal, beberapa variabel berikut harus diperhatikan:
1. Rasio Karbon dan Nitrogen (C/N)
Rasio ini menentukan seberapa cepat mikroorganisme dapat menguraikan bahan organik. Rasio ideal berkisar antara 25:1 hingga 30:1.Â
Jika rasio terlalu tinggi, penguraian menjadi lambat, sedangkan rasio terlalu rendah dapat menyebabkan akumulasi amonia yang beracun bagi mikroorganisme.
2. pH dan Keasaman
Mikroorganisme penghasil metana membutuhkan lingkungan dengan pH netral (6,8--7,2). Perubahan pH, terutama menjadi asam akibat akumulasi asam lemak volatil, dapat memperlambat produksi biogas.
3. Suhu Operasional
Proses fermentasi berlangsung optimal dalam dua rentang suhu:
- Suhu mesofilik (30--40C): Umum digunakan untuk skala kecil.
- Suhu termofilik (50--60C): Lebih cepat tetapi memerlukan kontrol suhu yang lebih ketat.
4. Waktu Retensi Hidrolik (Hydraulic Retention Time)
Waktu yang diperlukan bahan organik untuk sepenuhnya terurai di dalam bioreaktor biasanya berkisar antara 15--30 hari, tergantung pada suhu dan jenis limbah.
5. Tingkat Kelembapan
Kelembapan yang memadai (sekitar 85%) sangat penting untuk mendukung aktivitas mikroorganisme. Limbah yang terlalu kering atau terlalu encer dapat mengganggu efisiensi bioreaktor.
6. Desain Bioreaktor
Desain bioreaktor yang baik, termasuk ukuran, bentuk, dan sistem aliran gas, juga memengaruhi produksi biogas.