Mohon tunggu...
Yuni saroh
Yuni saroh Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswi

yuni saroh, mahasiswi ilmu komunikasi jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Korupsi Waktu

16 Maret 2020   10:53 Diperbarui: 16 Maret 2020   11:01 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa sih yang dimaksud dengan korupsi? Kata yang selalu membuat kesal dibenak orang, satu kata beribu makna, bagaimana jika aku bertanya tentang apa itu korupsi? Pasti pikiran kalian korupsi itu adalah mengambil sesuatu atau mengambil hak milik orang lain dengan jumlah yang tinggi pastinya, dan biasanya dilakukan oleh para petinggi negara dan semua itu dilakukan untuk kepentingan pribadi mereka. Ya itu juga bisa dikatakan sebagai korupsi. Karena korupsi itu sendiri mimiliki arti memanfaatkan sesuatu berupa materi atau apapun untuk sesuatu kepentingan pribadi yang dilakukan tidak pada tempatnya dan dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak yang didalamnya.

Jika kalian ingin tau, korupsi itu bukan selalu berwujud tentang materi dan uang, korupsi sendiri bisa berupa hal sepele yang mungkin tidak terpantau dan tidak terasa oleh kita semua, padahal bisa merugikan diri sendiri seperti korupsi waktu, korupi pikiran, korupsi tenaga dan lain sebagainya. 

Salah satu korupsi yang sering aku lakukan, lebih tepatnya selalu aku lakukan yaitu Korupsi Waktu, kebiasaan burukku yang tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik.

Waktu menunjukan jam lima lewat lima puluh lima menit, dimana hari ini adalah hari minggu, seperti aktifitas orang kebanyakan ketika hari minggu yaitu berolahraga, bersih -- bersih rumah, cuci pakaian dan lain banyak hal ketika hari minggu tiba.

Berbeda denganku walaupun bangun pagi selalu tidak melakukan kegiatan apapun selalu menunda dengan kata "ah nanti masih jam segini, beres -- beres 1 jam pun selesai" kembali bermain gadget dan bersantai ria ala -- ala liburan.

Ketika bermain instagram, twitter, atau melihat youtube dan melihat pemberitaan tentang korupsi, selalu saja dalam hati aku selalu mengutuk dan membenci orang yang melakukan hal itu, karena menurutku itu adalah perbuatan yang paling hina yang pernah ada. Kadang aku heran dengan kondisi negara yang aku tinggali ini, selalu korusi menjadi topik utama dalam pembicaraan. Kenapa susah sekali dihilangkan? Apa orang -- orangnya sudah tidak waras? Tidak mengindahkan norma -- norma yang berlaku, atau memang negara ini sudah dibuat dengan sedemikian rupa sehingga bisa dikorupsi? Jika begitu negara kita akan hancur dan rakyat kecil akan merasakan kerugian dari tangan - tangan yang tidak bertanggung jawab. Binggung dengan negara yang semakin lama buta akan hukum, sekan hokum sendiri sudah tidak mau mengubris mereka yang pintar mengacak -- acak prilaku pelanggar hukum dengan kekuasaan yang dimilikinya. Sudahlah mau aku mencapuri urusan itu semua percuma karena aku bukan siapa -- siapa, dan itu semua bukan urusanku, dan negara ini pun mempunyai lembaga -- lembaga untuk mengurusi hal tersebut.

Setelah melakukan kegiatan bermain gadget aku pun tidak langsung mengerjakan list wajib di hari minggu, masih dengan malasku yang selalu mengampangkan dan menyepelekan sesuatu.

"cepat beresin tempat tidurnya, terus cuci pakaiannya" omel mamahku

Dia selalu saja marah -- marah ketika aku tidak mengerjakan apa -- apa, karena menurut beliau ketia aku sudah melakukan pekerjaan ini itu, aku terbebas dari kegiatan lainnya dan bisa bersantai -- santai.

Tetapi rasa malas dan entah setan apa yang selalu menggangu dan mempengaruhi, aku selalu mejawabnya dengan kata "bentar 10 menit lagi, nanti aku kerjakan"

Setelah malasku mengilang dan ternyata jam menunjukan jam tiga sore, aku langsung buru -- buru mengerjakannya, tetapi bukannya khawatir bagaimana kalau sepatuku besok tidak kering? Padahal beok pagi aku harus memakainya untuk kuliah, tapi aku malah biasa saja mengerjakan yang lebih mudah dulu beres -- beres tempat tidur, nyapu baru menyuci pakaian dan sepatu. 

Banyak waktu yang aku korupsi untuk kegiatan yang mungkin bisa dibilang kurang berfaedah, padahal sebenarnya waktu itu harus dimanfaatkan sebaik -- baiknya dengan itu menjadikan aku sebagai orang disiplin.

Ketika semua sudah aku kerjakan, saat itu juga aku langsung berbaring, bermain gadget lagi, sampai malam tiba ketika melihat grup whatsapp semua membicarakan "tugas opini sudah belum?"

"jangan sampai lupa ya" 

Hmm, aku selalu bilang "sudahlah deadlinenya besok gampang tugasnya" saat dimana aku harusnya bisa mengerjakan itu semua hari itu, tapi aku tunda dengan kegiatan tiduran dan bermain gadget.

Sampai waktu berganti menjadi hari senin dan jam menunjukan pukul enam pagi, aku buru -- buru berangkat karena takut telat, mencari sepatuku mencari baju semua masih basah, aku panic dan bingung harus bagaimana, melihat handphone da nada pesan masuk "tugas hari ini jam 9 harus dikumpulkan" seketika aku merasa setres dan binggung harus melakukan apa, berangkat telat, tugas tidak dikerjakan, dan nilaiku berkurang,. Sungguh membuatku merasa tidak baik.

Aku selalu mengutuk dan membenci orang yang melakukan korupsi tapi aku sediri dan tanpa sadar melakukannya, jadi apa bedanya aku dengan para koruptor yang mengambil hak orang lain?

Ketika byak waktu yang bisa aku manfaatkan tapi malah aku korupsi waktunya dengan kegiatan yang tidak penting, padahal kegiatan itu bia dilakukan kapan saja dan tidak perlu dilakukan terus menerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun