2. Menerapkan keyakinan kelas
Setelah keyakinan kelas tercipta, saya dan murid berupaya untuk melaksanakan apa yang sudah kelas kami yakini. Lima keyakinan tersebut adalah: saling menghargai dan menyayangi, bertanggung jawab, mandiri, peduli terhdap sesama dan lingkungan, seta bergotong royong dalam kebaikan. Upaya yang sudah saya laksanakan bersama siswa adalah:
- Memberikan ucapan dan doa kepada setiap siswa yang berulang tahun untuk menumbuhkembangkan sikap peduli, saling menghargai,dan menyayangi.
- Pembiasaan berdoa secara lebih konsisten yang dpimpin oleh seorang siswa secara bergantian, dilanjutkan dengan tepuk semangat, dan konsentrasi untuk menumbuhkembangkan budaya mandiri.
- Melakukan pembelajaran dengan metode kerja kelompok untuk menumbuhkembangkan budaya saling menghargai, bergotong royong, dan bertanggung jawab.
- Menciptakan pembelajaran yang melatih kemandirian siswa (dengan presentasi/unjuk kerja)
- Pembiasaan piket harian dengan lebih terkontrol pada pagi dan siang hari untuk melatih siswa memiliki rasa peduli lingkungan, gotong royong, dan tanggung jawab.
- Menyelesaikan masalah siswa dengan segitiga restitusi.
- Melakukan pengimbasan materi budaya positif kepada rekan sejawat di sekolah. Sebelum melakukan pengimbasan materi, saya meminta izin kepada kepala sekolah dan berkoordinasi tentang waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut. Setelah memperoleh izin, saya berkoordinasi kepada teman sejawat terkait kegiatan pengimbasan materi budaya positif yang akan saya lakukan. Lalu saya membuat daftar hadir. Atas izin Allah, doa dari keluarga, dukungan dari Kepala Sekolah, serta kerja sama yang baik dari rekan sejawat, Alhamdulillah kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Â Materi yang saya bagikan meliputi: Perubahan paradigm teori stimulus respon ke teori kontrol; Displin positif dan penerapan di kelas; Nilai-nilai kebajikan universal; Teori motivasi, hukuman, penghargaan, dan restitusi serta penerapannya; Keyakinan kelas; dan Segitiga restitusi.
Saya berharap pengimbasan budaya positif yang telah saya laksanakan di sekolah dapat memberikan insipirasi kepada rekan guru lain sehingga budaya positif bisa dilaksanakan secara lebih luas dan konsisten sehingga tujuan pendidikan untuk menuntun siswa menjadi manusia yang bahagia dan sukses dapat tercapai. Berikut ini link aksi nyata modul 1.4 yang sudah saya laksanakan: Video.
Demikianlah sedikit cerita tentang pengalaman saya dalam mempelajari modul budaya positif. Tidak ada manusia sempurna. Untuk itu, saya mohon saran dan masukan yang bersifat konstruktif untuk perbaikan saya selanjutnya. Terimakasih. Salam dan bahagia Bapak Ibu guru hebat.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H