Mohon tunggu...
Yuni Purwa Riyaningsih
Yuni Purwa Riyaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tetap Semangat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Saya Mengenai Topik Merdeka Belajar

9 September 2022   16:36 Diperbarui: 9 September 2022   16:44 27093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Modul 5 

Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan

Ada dua materi yang dipelajari antara lain:

A. Mengantarkan murid selamat dan bahagia

1.  Selamat dan bahagia

Jika diri sendiri sudah bisa mencapai selamat dan bahagia, maka akan sangat mungkin untuk memelihara dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa ataupun alamnya. Pendidikan seharusnya dapat mengantarkan murid untuk keselamatan dan kebahagiaan hidupnya. Guru medorong murid menemukan pemahaman bermakna yang relevan dengan kehidupannya. Setiap murid dapat mengekspresikan dan membuat pemahamannya sendiri dengan cara yang berbeda. Dalam menilai pemahaman murid, pendidik sebaiknya tidak hanya menggunakan satu jenis alat pengukuran lalu menyimpulkannya. Tetapi juga melibatkan murid untuk merefleksikan pemahaman dari pengalaman belajarnya melalui evaluasi diri.

2.  Sistem among

Sistem among yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara adalah ing ngarso sung tuladha di depan menjadi teladan), ing madyo mangun karso (di tengah membangun kehendak), dan tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan). Sistem among didasarkan atas dua hal yaitu kodrat alam dan kemerdekaan. Sistem among bukan sekedar metode membimbing dan mendampingi murid belajar. Lebih dari itu sebagai guru, kita diharapakan memilki mindset among terlebih dahulu sebelum mempraktikkan metode among. Guru sangat perlu untuk menginternalisasikan sistem among dalam diri sebagai pendidik dan dapat meneruskannya dalam menuntun murid serta memfasilitasi kebutuhan potensi dan kompetensinya.

3.  Merdeka belajar abad 21

Terdapat dua tuntutan pembelajaran abad 21 antara lain menjadi pembelajar sepanjang hayat dan membangun konteks diri serta identitas suatu bangsa. Kompetensi abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki murid untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan. Kompetensi abad 21 meliputi kompetensi berpikir kritis (critical thinking), kreatif (creativity), kolaborasi (collaboration), dan komunikasi (communication). Sebagai prasyarat wajib untuk menunjang kompetensi tersebut, ada dua kompetensi yang perlu dikuasai murid pada abad 21. Kompetensi pertama adalah kompetensi literasi yang meliputi bahasa, matematika, sains, digital, dan finansial. Kompetensi yang kedua adalah kompetensi murid menjadi mandiri yang meliputi mengenali diri, mengidentifikasi apa yang diketahui dan tidak diketahui, serta strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Untuk mencapai itu, pendidikan yang memerdekakan murid menjadi salah satu cara murid merdeka dalam belajar, menggali keingintahuannya dengan bimbingan guru. Melalui pendekatan saintifik dan pembelajaran proyek, guru dapat mengajak murid untuk memahami bagaimana murid merdeka belajar untuk mencapai kompetensi abad 21. Guru dapat membantu menyiapkan murid-murid untuk memiliki rasa percaya diri dalam berinteraksi dan berkolaborasi bersama warga dunia untuk memecahkan masalah-masalah global. Kesadaran akan perubahan zaman dan kebutuhan belajar tidak hanya diharapkan tumbuh dalam diri murid, tetapi juga muncul mulai dari dalam diri guru sebagai pendidik dan fasilitator pembelajaran.


B.  Menciptakan lingkungan pembelajaran terbaik murid

Guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran terbaik bagi murid-murid melalui:

1.   Membimbing murid, memperbaiki bangsa

Guru membimbing dan mendampingi murid dalam proses belajarnya. Bukan hanya sekedar meningkatkan kecerdasan berpikirnya, melainkan juga mengembangkan kecerdasan sosial emosional dan karakter yang baik melalui pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhannya sehingga secara tidak langsung sudah berperan dalam menemukan kesadaran untuk menanamkan, menumbuhkan, melestarikan dan memperbaiki budaya bangsa Indonesia.

2.  Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat

Pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru di sekolah. Perlu kerja sama dan kolaborasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat mewujudkan lingkungan pembelajaran yang optimal bagi murid. Guru melibatkan peran masing-masing elemen agar selaras dan berkesinambungan demi tumbuh kembang murid.

Trisenta Pendidikan adalah tiga wadah dasar proses pembentukan pendidikan murid yang terdiri dari:

Keluarga merupakan sistem kecil di mana anak tinggal dan mendapatkan pendidikan pertama dan yang terpenting dalam hidupnya yaitu menumbuhkan budi pekerti yang kuat dan pendidikan sosial.

Sekolah/alam perguruan meliputi semua jenis dan bentuk satuan Pendidikan yang berperan dalam mengembangkan kecakapan berpikir murid.

Masyarakat/alam pergerakan pemuda merupakan wadah yang memasilitasi murid untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan watak. Alam pergerakan pemuda atau masyarakat inilah sebagai penguat pendidikan, baik itu untuk kecerdasan budi pekerti dan sosial emosional murid.

Demikian aksi nyata saya pada pelatihan mandiri di platform merdeka mengajar. Semoga bermanfaat.

Yuni Purwa Riyaningsih

Kebumen, 09 September 2022

Referensi: Pelatihan mandiri dengan topik Merdeka Belajar pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) dapat diakses melalui https://guru.kemdikbud.go.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun