Mohon tunggu...
Yunike EkaLestari
Yunike EkaLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA || 20107030036

Mengalir namun tidak hanyut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mudik Dilarang, Begini Nasib Mahasiwa

23 April 2021   23:30 Diperbarui: 24 April 2021   00:23 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua kali ramadhan bersama pandemi, tidak ada yang berbeda dari sebelumnya kecuali larangan mudik. Meskipun hanya sekedar tradisi, namun kegiatan ini identik dengan Ramadhan. Bertemu, berkumpul sanak sodara, teman, kekasih, mantan di kampung halaman melepas rindu menjadi rutinitas dipenghujung Ramadhan.

Namun, arus mudik yang begitu kuat di masyarakat di sambut oleh pemerintah tak tegas. Pemerintah menyebut sebelumnya tidak ada larangan untuk mudik lebaran tahun ini. Tapi baru -- baru saja pemerintah mengeluarkan perintah larangan mudik 2021. Semula larangan mudik diberlakukan dari tanggal 06 Mei hingga 17 Mei 2021 lebih di perketat menjadi 22 April sampai 24 Mei 2021. Kebijakan ini diterbitkan oleh satuan gugus depan ( satgas ) Covid-19 melalui surat edaran Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah itu membuat daerah, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengubah rencana untuk bersiap lebih dini.

Imbauan larangan mudik terus disampaikan oleh pemerintah. Mereka yang berpindah dari satu kota ke kota lainnya dihawatirkan akan membawa Virus Corona, dan berpotensi menyebabkan penyebaran Virus Corona tak berhenti.

Jika Anda tetap nekat melakukan mudik dari Yogyakarta atau mudik menuju Yogyakarta pada massa pandemi seperti ini ada sejumlah aturan yang harus dipenuhi. Namun, disejumlah media sosial peraturan ini menjadi perbincangan hangat. Pasalnya ada yang menganggap sederet peraturan ini dianggap mempersulit dan "ribet". Ini membuat mereka berfikir kembali untuk datang maupun pergi ke kota Yogyakarta.

whatsapp-image-2021-04-23-at-09-22-53-6082f4bdd541df4239312a32.jpeg
whatsapp-image-2021-04-23-at-09-22-53-6082f4bdd541df4239312a32.jpeg
Peraturan ini berpengaruh terhadap beberapa lapisan masyarakat, dan tak luput pula mahasiswa yang terkena damak dari perubahan peraturan ini. 

Para mahasiwa khsusnya didaerah Yogyakarta terancam tidak bisa menikmati hari Raya Idul Fitri bersama keluarga. "Saya tidak setuju, dan merasa keberatan atas peraturan ini karena ada beberapa faktor salah satunya adalah Gubernur NTB tidak melarang warga NTB untuk pulang kampung dan faktor lainnya akibat dilarangnya mudik silaturahmi antar keluarga menjadi renggang, saya tidak bisa bisa bertemu dengan keluarga saya dan itu cukup membuat saya merasa sedih" tutur Faruq salah satu mahasiswa asal NTB yang berada di Yogyakarta.

" jika orang tidak mudik, maka akan merasa rindu kepada keluarga yang jauh disana dan satu satunya obat rindu adalah bertemu". Sambung Faruq (22/4)

Bagi masyarakat muslim Indonesia mudik adalah salah satu agenda wajib yang harus dilakukan. Saat ditanya perihalal pengalaman dan bertanya, Faruq menjawab " ketika lebaran biasanya saya mengunjungi rumah nenek, dan keluarga saya yang lainnya. Namun kali ini sangat berbeda, jika ditanya bagaimana dengan perasaan saya tentu sudah jelas saya sangat sedih, yaa mungkin ini bagian dari efek corona yang belum hilang sampe saat ini". pasalnya ini menjadi kali pertama bagi Faruq, tidak bisa menikmati hari Raya bersama keluarga.

Namun, dilain sisi ini merupakan salah satu fenomena yang sudah biasa dikalangan para mahasiswa. Apalagi bagi mereka yang berdomisili diluar pulau Jawa. Biasanya mereka yang tidak mudik akan berkumpul bersama dengan para mahasiwa lain yang memiliki nasib yang sama.

Sebagian mahasiswa lainnya memilih merelakan kesempatan mudiknya, ditemui di tempat yang berbeda Edy salah satu mahasiswa aktif tingkat kedua di kota Yogyakarta saat ditanya apakah ia akan melakukan perjalanan mudik, ia menjawab dengan singkat " enggak mudik ".

Edy beralasan " aku setuju aja dan gak mempermasalahkan kalo memang tidak mudik, ya karna peraturan mudik susah, toh nanti bisa mudik selesai lebara, masih bisa telfon". Tuturnya.

"selain itu sebenernya saya juga bisa ngirit uang". Ujar edy.

Seperti yang sudah diketahui memang persyaratan untuk mudik salah satunya adalah dengan melakukan Tes Covid-19 yang mana memang harganya cukup mahal bagi kantong para mahasiwa, belum lagi dengan harga tiket kendaraan yang memang tidak murah. Jadi wajar saja mahaiswa yang berdomisili jauh lebih memilih untuk tetap berdiam di kos.

" Pasti ada perbedaan perayaan saat bersama keluarga dengan merayakan hari raya sendiri, yang biasanya bisa kenyang makan makanan khas lebaran, silaturahmi tapi ini paling dirayain bareng temen ". Lanjut Edy

Ada beberapa peraturan yang dibuat pemerintah kota Yogyakarta, namun peraturan tersebut sifatnya masih imbauan dan persuasif. Aturan ini dibuat untuk mengurangi transmisi Covid-19 di Yogyakarta.

Namun jika menelisik lebih jauh,Sri Sultan Hamengku Buwono X tak melarang warganya yang berada di luar DIY untuk mudik sebelum 6 Mei 2021. Selain itu asalkan warga tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang terdiri dari 5 M, wajib mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

pemerintah juga menetapkan sejumlah daerah aglomerasi yang dapat pengecualian pergerakan kendaraan. Pengecualian ini hanya brlaku untuk moda transportasi darat dan kereta api salah satunya yaitu daerah Yogyakarta.

Meskipun diperbolehkan, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta tetap akan melakukan penyekatan di perbatasan dan pemeriksaan secara sampel untuk pendatang dari luar DIY.

Adapula beberapa prosedur yang harus diberlakukan dan dipenuhi para pemudik yaitu menunjukan Prosedur mereka yang baru datang harus dilakukan pertama dia harus menunjukan hasil negatif (tes swab atau tes antigen) dan diminta satu-dua hari stay di rumah.

"yaa... sebetulnya memang mudik tahun ini sedikit lebih longgar dibandingkan dengan tahun kemarin ya. Tapi tetap saja akhirnya ada peraturan larangan mudik." pungkas Faruq.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun