Edy beralasan " aku setuju aja dan gak mempermasalahkan kalo memang tidak mudik, ya karna peraturan mudik susah, toh nanti bisa mudik selesai lebara, masih bisa telfon". Tuturnya.
"selain itu sebenernya saya juga bisa ngirit uang". Ujar edy.
Seperti yang sudah diketahui memang persyaratan untuk mudik salah satunya adalah dengan melakukan Tes Covid-19 yang mana memang harganya cukup mahal bagi kantong para mahasiwa, belum lagi dengan harga tiket kendaraan yang memang tidak murah. Jadi wajar saja mahaiswa yang berdomisili jauh lebih memilih untuk tetap berdiam di kos.
" Pasti ada perbedaan perayaan saat bersama keluarga dengan merayakan hari raya sendiri, yang biasanya bisa kenyang makan makanan khas lebaran, silaturahmi tapi ini paling dirayain bareng temen ". Lanjut Edy
Ada beberapa peraturan yang dibuat pemerintah kota Yogyakarta, namun peraturan tersebut sifatnya masih imbauan dan persuasif. Aturan ini dibuat untuk mengurangi transmisi Covid-19 di Yogyakarta.
Namun jika menelisik lebih jauh,Sri Sultan Hamengku Buwono X tak melarang warganya yang berada di luar DIY untuk mudik sebelum 6 Mei 2021. Selain itu asalkan warga tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang terdiri dari 5 M, wajib mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
pemerintah juga menetapkan sejumlah daerah aglomerasi yang dapat pengecualian pergerakan kendaraan. Pengecualian ini hanya brlaku untuk moda transportasi darat dan kereta api salah satunya yaitu daerah Yogyakarta.
Meskipun diperbolehkan, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta tetap akan melakukan penyekatan di perbatasan dan pemeriksaan secara sampel untuk pendatang dari luar DIY.
Adapula beberapa prosedur yang harus diberlakukan dan dipenuhi para pemudik yaitu menunjukan Prosedur mereka yang baru datang harus dilakukan pertama dia harus menunjukan hasil negatif (tes swab atau tes antigen) dan diminta satu-dua hari stay di rumah.
"yaa... sebetulnya memang mudik tahun ini sedikit lebih longgar dibandingkan dengan tahun kemarin ya. Tapi tetap saja akhirnya ada peraturan larangan mudik." pungkas Faruq.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H