Mohon tunggu...
Jejak Pena Yuni
Jejak Pena Yuni Mohon Tunggu... Penulis - Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perkembangan Kereta Api dari Masa ke Masa, dari Kereta Ekonomi hingga Whoosh

30 Oktober 2024   11:32 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:40 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah-sampah juga tidak terlihat berserakan, karena setiap tempat duduk disediakan kantong sampah. Bahkan petugas kebersihan juga mondar mandir mengambil sampah penumpang yang penuh dan digantikan dengan kantong sampah baru. Kamar mandi juga demikian, terlihat bersih dan lebih bagus, membuat penumpang makin betah memanfaatkan kereta api untuk bepergian.

Bukan hanya kereta ekonomi commuter line Dhoho - Penataran saja yang bisa membawa penumpang bepergian dari Blitar ke Malang atau sebaliknya. Saya pun memanfaatkan tiket promo dari kereta antar kota seperti Gajayana, Malabar, Majapahit dan sebagainya. 

Biasanya tarif tiket promo ini berkisar antara Rp. 50.000 - Rp. 80.000. Dan tiket ini tersedia di aplikasi satu jam sebelum jadwal keberangkatan kereta. Tentunya ini makin memanjakan penumpangnya.

dokpri (naik LRT)
dokpri (naik LRT)

Selain ke Malang, saya juga seringkali memanfaatkan kereta api untuk bepergian ke Jakarta dan Bandung. Jika ke Jakarta saya pernah naik kereta Brantas, Singasari, Gajayana, Brawijaya, Majapahit dan Matarmaja, maka saat ke Bandung saya memanfaatkan kereta Parahyangan. 

Sekali waktu saya mencoba naik kereta Brawijaya Priority yang fasilitasnya mewah. Di jakarta pula saya menyempatkan diri mencoba naik LRT (Light Rail Transit), orang bilang kereta hantu karena tidak ada masinisnya. 

dokpri (naik LRT)
dokpri (naik LRT)

Bahkan saya sudah mencoba berbagai tempat duduk, dari ekonomi yang hadap-hadapan duduknya sampai eksekutif. Bersyukurnya saat ini Majapahit sudah New Generation. 

Bahkan Singasari dan Brantas juga sudah New Generation, sehingga tidak ada lagi kursi yang berhadapan, meski posisi kursi ini bisa diputar sesuai keinginan penumpang. Kereta cepat Whoosh pun sudah pernah saya coba, meski belum sampai naik kereta feeder. 

dokpri (Stasiun Gambir)
dokpri (Stasiun Gambir)

dokpri (naik kereta ekonomi Parahyangan)
dokpri (naik kereta ekonomi Parahyangan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun