Baik dalam urusan pengalaman belajar, kemampuan dalam adaptasi dengan lingkungan sekitar, memecahkan masalah masyarakat dan menempatkan diri pada posisi sebagai pribadi yang memiliki ilmu agama ditengah- tengah masyarakat. Jadi tidaklah salah apabila alumni suatu pondok pesantren dijadikan tolak ukur oleh masyarakat untuk menanamkan kepercayaan masyarakat pada pondok pesantren itu.
Karena dengan apa yang kita peroleh kita dapat lebih membawa nama pondok kita serta lebih mengharumkannya di tengah masyarakat. Dengan menunjukkan pada mereka bahwa santri tak hanya mampu menjadi ahli agama dan pembaca kitab kuning. Tapi selain itu santri juga bisa menjadi seorang pemimpin. Bukan hanya pemimpin agama tapi juga pemimpin bangsa dan umat. Mengangkat panji- panji agama ditengah marak dan majunya teknologi. Islam agama kita berdasar pada Al qur’an dan As Sunah. Semua ilmu terkandung dalam Al Qur’an. Marilah kita junjung agama dengan kesuksesan kita.Â
Kita harus yakin dan mempunyai tekat yang benar- benar matang. Kita sebagai seorang santri harus bisa lebih baik dari orang lain (yang bukan santri), harus bisa hemat dalam menggunakan fasilitas dan mempergunakan rezeki yang kita miliki, tidak memubazirkan dan membuang-buang fasilitas dan rezeki yang ada serta memilik pemikiran yang lebih canggih. Harus mempunyai pemikiran jangka panjang, membuang jauh-jauh pemikiran jangka pendek.Â
Harus bisa menghargai waktu, mampu menggunakannya dengan baik, dan mengatur rutinitasnya atau kegiatan untuk hal-hak yang positif dan manfa’at. Harus mempunyai sifat toleran dan fleksibel. Kreatif serta mampu menghadapi berbagai masyarakat di sekitarnya. Harus bisa mandiri, tidak selalu bergantung dan selalu menunggu "jemputan bola" dari orang lain. Dan jika kita telah memiliki sifat- sifat seperti itu, maka itulah yang dinamakan jejak-jejak santri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H