Mohon tunggu...
Yuni Andriyani
Yuni Andriyani Mohon Tunggu... wiraswasta -

Ibu Rumah Tangga dengan 2 orang anak tinggal di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Inggris Itu Passion!

29 Mei 2014   15:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:59 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karena Inggris adalah impian, maka saya berteriak keras-keras "Inggris adalah gairah !"


....Ya, bukan hanya bagi saya, gairah bagi siapapun untuk menginjakkan kaki di tanah para raja tersebut. Selfie di banyak tempat terkenal, upload di sosmed, selesai. Begitu terpampang di wall sosmed, dijamin capek membalas komentar atau sekedar menghitung tanda jempolnya. Jangan diartikan sombong walau sedikit lebai. Toh, tidak semua orang punya kesempatan seperti itu, jadi wajar bukan ?

Anggap saja itu tebusan dari biaya yang mesti dikeluarkan. Coba bayangkan, sekedar menikmati jalanan di Inggris selama 5 hari 4 malam saja, harus menyiapkan duit minimal US$ 2.475. Kalau di kurs, dengan asumsi nilai rupiah Rp. 12.500, maka lebih dari 30 juta. Bila harus menabung dengan mengandalkan gaji, setelah dipotong fixed cost bulanan, maka harus sabar selama 60 bulan atau bahkan lebih. Jadi....

Hanya ada dua kemungkinan, dapat pinjaman karpet terbang dari Aladin, atau dapat gratisan. Itulah letak gairahnya !


Lalu dimana letak gairah itu ?

a. Menghitung Bunyi Big Ben

Kira-kira seberapa keras dentang Big Ben yang termashur itu. Menara jam terbesar kedua di dunia setelah "Royal Clock Tower" di Mekkah ini mengeluarkan dentang setiap 15 menit sekali dan terdengar hingga jarak 8 km. Pasti sangat menggairahkan mendengarkan langsung dentangnya dari bawah tower jam setinggi 96.3 meter yang dioperasikan mulai 1 juni 1859 ini.

Big Ben yang terletak di timur laut dari Rumah Parlemen di Westminster, London. Dibangun sebagai bagian dari rencana pembangunan istana baru oleh Charles Barry, setelah Istana Westminster hancur akibat kebakaran pada malam 22 Oktober 1834.

Gairah itu muncul untuk menghitung sendiri, sebenarnya, berapa kali dentangnya setiap 15 menit itu ? Bunyinya dong, dung atau dum ?


b. Merabai Kereta Sang Ratu

Pasti menarik melihat tentara-tentara berbaju merah dan bertopi seperti bulu-bulu yang melakukan pergantian jaga setiap pukul 11 siang di depan Istana Buchingham. Istana ini sebenarnya sebuah balai kota yang dibangun untuk Duke of Buckingham pada tahun 1703, kemudian diambil alih oleh George III pada tahun 1761. Istana Buchingham ini dipergunakan untuk peristiwa-peristiwa kenegaraan, tempat menyambut tamu negara, dan tempat kunjungan pariwisata.

Istana yang memiliki sekitar 600 kamar ini, sebagian bangunan masih digunakan oleh anggota keluarga kerajaan. Beberapa anggota staf kerajaan juga tinggal di sini. Di dalam istana ini, tersimpan sejumlah kereta yang ditarik kuda kerajaan. Salah satu keretanya digunakan oleh pasangan Pangeran Willian dan Kate yang baru saja melangsungkan janji pernikahan di gereja Westminster Abbey beberapa tahun lalu. Ah....

Gairah itu juga mengalir untuk menyentuh dan meraba langsung kereta sang ratu dan membuktikan sendiri apakah benar bendera kerajaan terangkat kalau sang ratu ada di berada di istana ini !


c. Membuntuti Si Ringgo

Bisa menginjakan kaki di Abbey Road yang "sakral" tidak hanya dimiliki para musisi. Minimal orang yang tahu tentang The Beatle pasti berharap. Jalanan ini mendadak terkenal karena menjadi cover album studio ke-11 Ringgo cs, sekaligus menjadi judulnya.

Monumental sekali menurut saya, karena Abbey Road menjadi saksi menjelang bubarnya band legendaris ini pada tahun 1970. Abbey Road bukan album terakhir yang direkam di studio yang konon berada di seberang jalan itu. Let it be-lah yang terakhir. Walaupun demikian album Abbey Road di kerjakan sejak tahun 1969. Kira-kira seperti apa rasanya foto-foto di jalan itu ? Lalu....

Gairah itu bertambah mengalir, untuk membuktikan sendiri Ringgo dan Kawan-Kawannya itu berjalan ke arah mana saat melintasi Abbey Road ?


d. Mendatangi Kandang Setan Merah

Inggris segaris dengan Argentina karena manjadi kiblat olah raga paling populer di dunia. Tak kurang dari 20 klub sepak bola yang berlaga di Liga Premier (EPL). Satu-satunya klub yang familiar di benak saya adalah Menchester United yang mempunyai kandang di Old Trafford. Biasanya dipermudah sebutannya dengan inisial MU. Itu saja yang saya tahu. Pemain-pemain sepak bola di Inggris yang saya ingat namanya saja hanya Wayne Rooney.

Jujur, saya tidak terlalu suka sama sepak bola, tetapi suami yang "memaksa" mengenalnya secara tidak langsung. Biasanya mengerjakan tugas rutin menyiapkan kopi dan teman-temannya kalau ada live Liga Primier di televisi. Sebenarnya bikin penasaran memang seberapa megah stadiun ini, sih?

Gairah semakin memerah untuk membuktikan sendiri apakah kursi-kusi di stadiun Old Trafford betul-betul berwarna merah dan bertuliskan Manchester United berwarna putih seperti yang terlihat ?


e. Bertamu ke Rumah Sherlock Holmes

Sherlock Holmes adalah tokoh rekaan karya Sir Arthur Conan Doyle. Holmes seorang detektif yang selalu sukses memecahkan kasus-kasus misteri karena ketajaman penalaran logis, kemampuan menyamar, dan keterampilannya dalam menggunakan ilmu forensik.

Sejak SMA saya sudah menyukai cerita detektif Sherlock Holmes ini. Hampir rata-rata pernah saya baca, dari mulai Tragedi Birlstone hingga Scowrer. Pada tahun 2009, tokoh detektif yang jarang meminta bayaran ini di buat sequel layar lebarnya. Shelock Holmes pada saat pertama difilmkan, diperankan oleh aktor Robert Downey Jr.

Adegan film ini banyak yang mengambil setting di Inggris. Tetapi saya tidak megetahui pasti apakah pengambilan filmnya di lakukan di museum Sherlock Holmes atau tidak, akan tetapi visualisasinya hampir serupa dengan yang berada di museum ini. Paling tidak bisa dibandingkan dengan melihat website resminya di  www.sherlock-holmes.co.uk. Ciri-cirinya adalah ruangan redup penuh misteri, wallpaper berornament merah,  meja kerja dan sofa kayu coklat gelap, tungku perapian dan alat-alat yang aneh.

.....dan gairah semakin memuncak ingin membuktikan sendiri apakah semua visualisasi film Sherlock Holmes ini benar-benar seperti yang ada di musem ini ?


Yakinlah, bahwa tidak cukup dengan 5 tempat itu untuk menggambarkan Inggris. Masih ada ratusan tempat yang bisa melumpuhkan angan dan enggan untuk pulang kerumah. Tetapi, 5 tempat itu yang benar-benar membakar gairah saya. Betapa eloknya bila gairah itu lumer menjadi titik-titik air keringat yang keluar dari pori-pori tubuh karena kelelahan menelusuri tempat itu satu persatu.

........lalu aku harus menyiapkan banyak batang korek api untuk mengitung jumlah like di sosmed karena mengupload foto satu per satu dengan folder bernama, Inggris itu passion !


Who knows ?
Silahkan Kunjungi blog saya : ceritajengyuni.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun