Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Haornas: ke Timur, ke Atletik

15 September 2022   08:56 Diperbarui: 15 September 2022   09:18 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SARAN BERIKUTNYA

Dulu era orde baru kita kenal istilah pemassalan atau membuat massal sebuah olahraga. Salah satu slogan yang terkenal adalah "mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga". Di mata beberapa pelawak istilah tersebut tergolong unik, sehingga diplesetkan untuk jangan hanya umum olahraga tetapi spesifik, misalnya tinju. Jadinya: Mari memasyarakatkan tinju dan meninjukan masyarakat.

Kembali ke istilah pemassalan. Mungkin kita perlu langkah yang revolusioner. Untuk anak-anak dan/ atau remaja, wajibkan saja misalnya "one student two sports" yang berarti anak-anak musti menekuni setidaknya 2 (dua) cabor. Atau mungkin bukan "menekuni" tapi memilih. Satu anak, dua cabor.

Jangan terspesialisasi dulu. Menurut David Epstein dalam bukunya "Range: Why Generalist Triumph in a Specialized World" (dan juga buku laris: The Sports Gene) para atlet yang menunda spesialisasi seringkali lebih baik daripada rekan-rekan mereka yang berspesialisasi, yang mencapai level yang lebih rendah. Ini berbeda dengan pandangan atau pemikiran Malcolm Gladwell tentang "10.000 hours rule", yang intinya adalah sangat amat spesialis banget.

David Epstein mengedepankan late specialization -dikatakannya bahwa melakukan spesialisasi di akhir atau di ujung itu justru lebih bagus. Selama si calon spesialis tersebut sudah berkecimpung dengan pekerjaan atau sudah terekspos dengan lebih banyak dimensi.

Atau mungkin atletik yang tergolong ilmu dasar karena masih umum ini (lari lempar dan lompat)

Sekali lagi jangan ke sepakbola saja. Juga jangan hanya ke pulau Jawa. Adanya peringatan Haornas 2002 kemarin mestinya mengembalikan marwah sports kita ke dasar olahraga, ke induknya olahraga, yaitu cabang olahraga atletik. Dan ke kawasan timur Indonesia tentunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun